2

11.1K 756 18
                                    

"Loh, Mbak Anin kok udah di kitchen aja pagi-pagi? Tumben"

Perempuan berambut pendek sebahu itu lantas segera memakai celemek hitamnya, dia juga mengeluarkan beberapa bahan makanan dari dalam chiller untuk di prepare sebelum restoran buka

"Saya pusing dirumah. Apa saya beli unit aja kali ya?"

Perkataan Anin membuat sous chef nya tidak habis pikir, bukannya kemarin unitnya itu baru terjual? Kenapa sekarang mau beli lagi? Dia mau buka lapak bisnis jadi tukang gadai unit apartemen apa bagaimana?

"Emangnya kenapa, Mbak?" tanyanya sembari memotong kubis dan wortel untuk dijadikan bahan sup

"Saya muak jika setiap hari ditodong pertanyaan kapan nikah oleh Mama saya" jawabnya sebal

Bunyi benturan antara pisau dan telenan itu lantas berhenti sejenak namun tidak berapa lama kemudian suara itu terdengar lagi dengan ritme yang cukup pelan

"Emangnya Mbak Anin ga mau nikah?"

"Ya mau lah! Tapi bukan sekarang, lagian nikah sama siapa yang deketin aja ga ada!"

"Mbak, yang deketin itu banyak cuma Mbak aja yang tidak mau peka"

Iyalah gimana mau peka jika yang deketin Anin modelan bastard semua. Kalau ga pamer fisik ya harta, lah dikira dirinya ini miskin dan pemuja manusia tampan rupawan?!

"Trus saya harus bagaimana?"

"Eummm coba buka hati aja Mbak dan jangan memandang orang dari sampulnya dulu. Siapa tahu itu salah satu trik buat menarik simpati Mbak Anin"

Bener juga sih, Anin tidak pernah berfikiran jauh sampai kesana. Dia menganggap semua lelaki sama dimatanya, tukang pamer. Jika mereka kira semua perempuan itu matre, mereka salah besar

Dari pada bingung memikirkan sesuatu yang belum bisa menemukan solusi, Anin lebih memilih menyibukkan diri dengan membuat saus dan meracik beberapa bumbu agar juru masaknya tidak terlalu keteteran dalam membuat pesanan nanti

"Oh iya Dinar, Rangga kemana? Belum datang?"

Dinar yang baru menyelesaikan potongan itu lantas menolehkan kepala kesekitar.."Sepertinya dia akan terlambat lagi Mbak"

Panjang umur, seorang lelaki dengan pakaian lusuh ditambah rambut yang berantakan baru saja tiba di kitchen restoran Anin dengan wajah cengar-cengir, sehingga membuat kedua perempuan yang masih sibuk dengan pekerjaannya masing-masing menatapnya heran

"Kamu? Habis kena tsunami?!" tanya Anin yang tidak bisa mengalihkan pandangan dari salah satu juru masaknya ini

Dinar mendekati Rangga guna memastikan orang ini benar-benar dirinya, pasalnya Rangga adalah pecinta kebersihan dia bahkan pernah ditegur Anin berkali-kali karena kedapatan memakai parfum yang terlalu menyengat saat di kitchen

"Lo mandi ga sih?!" imbuh Dinar sedikit berteriak karena mencium aroma tai ayam pada tubuh Rangga

Rangga hanya bisa menghela nafasnya berat, dia tidak menyangka hari ini adalah hari kesialan baginya. Kemarin malam saat dia hendak bersiap tidur, dia sangat ingat sudah memasang alarm dengan pukul 5 pagi, namun bagaimana ceritanya alarm nya justru berada pada penyetelan lain?
.
.
.

Flashback On

Dengan kalang kabut, Rangga segera bangun dan langsung menyambar handuk dijemuran yang entah milik siapa dan langsung berlari menuju kamar mandi kost-kost annya. Untung saja dewi fortuna masih bersamanya, kamar mandi yang biasanya ramai bak orang antri sembako, tiba-tiba mendadak sepi tak ada kehidupan

Rangga buru-buru memasuki kamar mandi itu, dia melepas pakaiannya dan langsung melakukan ritual pagi namun saat dia hendak mengambil gayung, dia terperanjat karena mengetahui ledeng kamar mandi itu kosong dan hanya menyisakan sedikit air didalamnya

SUNSET GARDEN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang