4

8.4K 665 5
                                    

Semburat jingga terlukis menawan di angkasa, membuat tentram hati siapapun yang memandangnya, menjadikan pertanda ada raga yang harus di istirahatkan dan keluarga yang harus ditemui

Namun aktifitas berbeda ditujukan oleh beberapa orang di sebuah club, semakin malam tempat itu kian ramai di datangi pria hingga wanita untuk berpesta, minum bahkan menepi di sebuah ruangan khusus untuk sekadar menuntaskan hasrat mereka

"Gimana? Suka ga?"

"Ya, lumayanlah. Gue baru tahu disini ada live musiknya"

"Strategi marketing bro, hitung-hitung menepis rumor hitam di tempat ini"

Ryan manggut-manggut mendengarkan penjelasan dari Delon, ada beberapa alasan fatal yang membuat club ini harus ditutup salah satunya rumor yang menyebutkan bahwa club ini kerap dijadikan tempat asusila para pasangan muda-mudi dibawah umur. Namun hal itu segera ditepis oleh pihak club, mereka berdalih bahwa itu adalah hak setiap pengunjung disini, mereka juga tidak punya wewenang untuk ikut campur urusan orang lain

Demi mencabut izin pembekuan club, pihak pengelola mulai memperbaharui semua aturan, meski aturan yang baru terbilang cukup ketat

Ada empat orang yang ditugaskan dititik terdepan, dua satpam dan dua bodyguard. Tugas mereka pun juga berbeda, setiap tamu yang hendak masuk harus menunjukkan identitas diri kepada satpam dan jika dirasa masih dibawa umur mereka tidak segan untuk mengusirnya, sedangkan bodyguard mereka bertugas untuk menggeledah barang bawaan tamu guna mengantisipasi adanya senjata tajam dan narkoba

Para barista yang ada di dalam club juga tidak luput dari aturan, mereka dilarang menghidangkan minuman dengan kadar alkohol lebih dari 70% kepada tamu pria dan 30% kepada tamu wanita dan jika mendapati tamu yang tengah mabuk berat, mereka wajib melaporkan pada bodyguard untuk membawa tamu tersebut keluar dari club dengan catatan jika mereka adalah pria dewasa

"Cheers dulu" ajak Delon

Ryan menepis

"Gue lagi ga pengen mabuk"

"Dikit aja lah. Hitung-hitung mengurangi kadar gila"

Ryan memandangi lekat minuman yang tersaji di hadapannya, dia bimbang namun hasutan setan ternyata lebih besar dari imannya

"Cheers" seru mereka kompak

Malam semakin larut namun kedua pria yang duduk di sudut sofa itu belum menunjukkan tanda-tanda untuk berhenti meski sudah dalam kondisi mabuk berat

Mulut Delon juga tidak berhenti mengomentari setiap wanita seksi yang menarik perhatiannya, sedangkan Ryan dia cenderung tenang saat mabuk

"Ry, lo lihat wanita dengan dress merah disana? Duh, montok banget. Pengen gue tidurin"

"Hmmmm"

"Arah jam 3 Ry, beuhh itu rok ga bisa sekalian dilepas aja? Nanggung"

"Hmmmm"

"Lo apasih dari tadi ham hem ham hem mulu"

Meski tengah dilanda mabuk berat namun tidak membuat Delon kehilangan kesadaran sepenuhnya, berbeda dengab Ryan yang sudah terkulai lemas disofa

"Si anjing, malah tidur"

Sementara di tempat lain, para pegawai restoran sudah mengemasi barang-barangnya untuk segera pulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam

"Kalian, ga pulang?" tanya Anin yang justru mendapati kedua kokinya berdiri di depan kompor

"Eh bentar Mbak, jangan pulang dulu! Kita makan ramen sama-sama. Saya ada resep baru" ujar Rangga

SUNSET GARDEN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang