Mereka berdua telah menyelesaikan adegan cuci piring serta beres-beres dapur hingga menyimpan sisa makanan untuk besok ke dalam kulkas beserta makanan yang Anin bawa tadi
Rencananya setelah tugas Anin kelar, dia ingin langsung pulang kerumah namun ternyata ada satu tugas yang lebih menyebalkan dari sebelumnya, memastikan Ryan benar-benar meminum obatnya
"Tinggal telan aja apa susahnya sih?!" dongkol Anin karena sedari tadi Ryan ragu untuk meminum pil obat yang memeliki ukuran cukup besar
"Ini gede loh! Kalau nyangkut gimana?!"
Anin mengelus wajahnya frustasi
"Kan minumnya pakai air! Kalau ga mau dengan kepalan nasi juga bisa!"
Namun ucapan kekesalannya agaknya tidak mempan untuk Ryan. Dia sedari tadi hanya memaju mundurkan obat tersebut ke mulutnya sehingga membuat Anin geram sendiri
"Biasanya cara kamu minum obat itu seperti apa sih?!"
"Ga pernah minum"
"Kalau sakit?"
"Dibiarin"
Anin menggeplak jidatnya, ingin rasanya dia mengumpat. Ada gitu ya wujud manusia seperti ini
"Ya udah sini!"
Lima butir obat yang berada di atas meja langsung diambil paksa Anin beserta obat yang masih berada pada tangan Ryan
"Mau kamu bawa kemana?"
"Diam!"
Anin masuk kedapur kemudian kembali lagi ketempat Ryan sembari membawa dua sendok di tangannya. Dengan perasaan kesal dia menggerus semua obat itu secara bersamaan menggunakan sendok, setelah dipastikan halus Anin memberinya air sedikit agar mudah dicerna
"Nih minum!"
Diluar dugaan Ryan justru membuka mulutnya lebar-lebar
"Minum sendiri dong! Jangan kayak bocah!"
Dengan wajah cemberut, Ryan segera mengambil alih sendok obat yang di pegang Anin dan langsung meminumnya
"Enak?" tanya Anin
"Manis kayak janji mantan" kesal Ryan
Setelah memastikan semua kondisi aman beserta manusia abstrak di dalamnya, Anin memutuskan untuk pulang karena hari sudah semakin larut
"Besok datang lagi kan?"
Anin mendelik
"Gak saya sibuk!" jawabnya sembari berlalu keluar dari rumah itu
Setibanya di pos, Anin berniat untuk memberitahu Mang Jajang agar beliau mengawasi Ryan setiap hendak minum obat, meski terkesan seperti anak kecil
"Mang, saya minta tolong ya untuk awasi Ryan setiap minum obat"
Mang Jajang mengrenyitkan dahinya. Kenapa harus diawasi?
"Kenapa ya Mbak?"
"Orang seperti Ryan kalau ga diawasi, bisa-bisa obatnya malah dibuang Mang" jawab Anin frustasi
Mendengar jawaban Anin membuat Mang Jajang justru tertawa terbahak-bahak. Woalah gusti, ternyata jebakan klasik itu masih berfungsi
"Kok malah ketawa sih Mang? Apanya yang lucu?"
"Mbak, itu salah satu trik lamanya Mas Ryan. Dia memang suka seperti itu terhadap perempuan yang dianggapnya menarik"
Menarik? Siapa? Dia? Kok bisa? Tau ah Anin pusing
"Ya udah Anin pulang dulu" pamitnya kemudian segera berlari kecil meninggalkan Mang Jajang yang masih berusaha meredam tawanya
Jadi dia sedari tadi hanya dikerjain? Wah gobloknya natural sekali Nin
![](https://img.wattpad.com/cover/258966888-288-k825540.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
Lãng mạnAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...