Terik matahari di sebuah kota metropolitan kini telah berganti menjadi gemuruh yang disertai kilat dan hujan deras. Hawa dingin mulai menusuk kulit seiring angin kencang menerpa, bumi seolah menunjukkan perasaan sensitifnya kepada umat manusia yang terus saja mengeluh tentang cuaca panas belakangan ini. Dengan kondisi alam yang tidak memungkinkan, mengharuskan sebagian insan manusia menghentikan kegiatannya sejenak. Karena banyak dari mereka yang menggantungkan hidupnya dengan menyusuri jalanan Ibukota.
Hal tersebut juga mempengaruhi kedua mahluk yang masih saling memeluk di bawah selimut sembari mengeratkan pelukan masing-masing. Terlihat jelas bagaimana sang lelaki mencari kenyamanan pada wanita yang sedang dipeluknya. Bukannya segera bangun karena hawa dingin mulai menyapa, mereka justru tertidur semakin pulas.
Sayangnya adegan romantis sepasang manusia itu harus terhenti ketika ponsel salah satu dari mereka terus berbunyi tanpa toleransi.
"Ryyyyy angkat telfonnyaaa. Berisik!" ujar Anin yang kemudian membalikkan tubuhnya menghadap sisi ranjang yang lain.
Dengan mata sedikit terpejam, Ryan meraba nakas yang ada disampingnya. Dia mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat siapa yang menelepon.
"Hmm?"
"Ini siapa? Anin mana?"
Mata Ryan sontak terbuka lebar setelah mendengar suara yang sangat familiar di telinganya, mampus.
Ryan berguling kearah Anin, dia segera membangunkannya.
"Apasih!"
"Hushhh"
Ryan membisikkan kalimat pada telinga Anin sehingga membuat wanita itu langsung terduduk, kaget.
"Ah iya, Ma. Ada apa?"
......
"Di unit Ryan. Kenapa Ma?"
......
"Lah kan Anin baru aja mandi. Masa mandi bawa-bawa ponsel sih?"
.....
"Ya sendiri lah! Ryan nya aja masih baru bangun tidur"
......
"Mama apasih! Anin masih tau batasan ya, udah Mama tenang aja okee"
Disaat Anin masih berkonsentrasi agar tidak keceplosan, Ryan justru kembali tidur sembari memeluk perutnya hingga membuatnya terpekik kaget.
"Oh engga tadi ada kecoa lewat. Ya udah ya Ma, Anin tutup. Mau ngusir kecoa dulu"
Tut
Sambungan itu terputus secara sepihak sehingga membuat orang di seberang sana berteriak tidak terima.
"Mama kamu tanya apa?" ujar Ryan dengan suara parau.
Anin menatap Ryan sedikit kesal, namun lelaki ini justru menyamankan posisinya.
"Cuma tanya aku dimana"
Ryan bergumam.
"Ya udah ayo bobo lagi" ajak Ryan seraya merentangkan tangannya meminta pelukan.
Melihat hal tersebut langsung membuat Anin menampol wajah Ryan sehingga membuat lelaki itu manyun.
"Suami minta peluk malah ditampol"
"Ya habis mintamu aneh!"
"Ya udah kalau gitu buat dedek aja, yuk! Mumpung cuacanya mendukung untuk berkembang biak"
Anin tergelak, detik berikutnya dia sudah mencubiti lengan dan perut Ryan secara membabi buta. Ajakan gila macam apa yang baru saja dia dengar?!
"Udah sana mandi! Sebal aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomanceAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...