Sang surya pagi telah menunjukkan cahayanya, beberapa orang sudah bersiap untuk kembali beraktifitas dan beberapa lagi masih memutuskan untuk mendekam dibalik selimut tebalnya
Anin yang terserang demam, tidak menunjukkan tanda-tanda bangun meski alarm di henponnya berbunyi berkali-kali
BRAKK!!!!
Wanita paruh baya yang masih mengenakan daster itu segera mencari henpon Anin dan mematikan alarm yang sudah berbunyi sejak pukul 5 pagi tadi. Dia mendengus pelan melihat anak semata wayangnya terkapar tak berdaya diatas tempat tidur, segedek-gedeknya beliau sama Anin tetap saja dia itu anaknya, produk ori darinya dan suaminya, meski kadang tingkahnya sedikit membuat ginjal pindah ke dalam usus
"YUHUUUUUU....SPADAAAAAAAA"
Agaknya Tante Hana harus mencari algojo dirumahnya agar tidak semua orang bisa berteriak sesuka hati. Lagipula siapa yang bertamu pagi-pagi begini? Mana dari gaya bicaranya saja sangat tidak sopan
"HELLOWW EPRIBADEHHH"
Saat Tante Hana menuruni anak tangga, dia sedikit terhenyak mendapati sosok lelaki beserta koper besarnya yang tengah celingak-celinguk di ruang tamu
Omaygat
Satu masalah padam, masalah lain datang
"TANTE HANANIAAAAAAAA" teriak lelaki itu sembari berlari kearahnya
Dia lupa kalau Anin masih punya kembaran, meski beda mesin dan pabrikan
"Baru kali ini Tante lihat ada Pilot lari-larian seperti bocah TK" ujarnya setelah lelaki itu mencium tangannya
Lelaki itu hanya nyengir
"Ya gimana ya Tan, hehe menolak tua"
Tante Hana mencebik
"Kamu sama Anin sama saja!"
"Oh iya, Anin dimana Tan? Udah berangkat?"
"Tuh dikamar"
"Oh, masih prepare?"
"Prepare apaan? Dia sakit. Sana, jengukin!"
Lelaki yang masih mengenakan seragam pilotnya langsung berlari menaiki tangga dan menuju ke kamar Anin dengan terburu-buru. Melihat tingkahnya membuat Tante Hana hanya bisa membatin sembari menggelengkan kepala, apa gunanya umur 27 tahun jika kelakuan masih seperti bocah umur 7 tahun
Setibanya disana, dia terperangah melihat dekorasi kamar Anin yang sudah masuk ke dekorasi simple dan elegant, khas wanita dewasa. Perasaan baru beberapa waktu lalu dia main kekamar ini, itupun nuansanya masih dihiasi gambaran serba pink
Lelaki itu menggoyangkan bahu Anin, dia terlihat benar-benar sakit
"Nin, Anin"
Tidak ada sahutan
"Anin! Anindya!"
Kali ini lebih mirip teriakan, alih-alih bangun Anin justru mendengkur
"ANIN GEMPAAAAA!!!!!!!"
Anin langsung terperanjat dari tidurnya dan segera turun dari atas ranjangnya
"Hah, mana mana gempa mana gempa??!" tanyanya linglung
"BWAHAHAHAHAHA"
Tawa lelaki itu pecah ketika melihat ekspresi Anin dan penampilan Anin yang sudah mirip korban angin topan
Anin mengerjab-erjabkan matanya, dia mencoba melihat dengan seksama siapa orang yang dengan berani membangunkan tidur sakralnya
Sedetik kemudian, bantal yang sedari tadi dia pegang sudah melayang ke wajah lelaki berseragam yang masih belum menghentikan tawa kurang ajarnya itu
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomansaAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...