45

3.1K 215 15
                                        

Meskipun Ryan sudah mengutarakan niatnya namun respon berbeda justru ditunjukkan Anin. Wanitanya ini tanpa segan langsung menolak lamarannya dengan dalih perempuan asing yang masih berada di rumahnya

"Iya, nanti aku urus"

"Kok nanti? Ya secepatnya dong! Kalau nanti-nanti lebih baik kita ga usah nikah!"

"Kok gitu sih? Ck, iya-iya besok aku urus dia. Lagipula aku juga perlu waktu buat mikir bagaimana caranya untuk mengusir mahluk itu"

"Siapa yang diusir?"

Atensi mereka langsung beralih pada sosok wanita yang entah sejak kapan berdiri di ambang pintu ruangan Anin

"Mama?"

"Tante?"

Anin gelagapan, jangan bilang si Nyonya melihat adegan dewasa yang baru beberapa menit usai. Iya, mereka hampir saja kebablasan jika ponsel Anin tidak berdering terus-menerus

"Mama telepon bolak-balik ternyata malah asik berduaan. Udah sampai tahap unboxing belum?!" ujarnya sinis

Baik Ryan maupun Anin mereka langsung tergelak, meskipun emaknya sangat ingin Ryan jadi mantunya tapi tetap saja label 'HALAL' masih menjadi patokan utama

"Terus siapa yang diusir? Kamu mau usir siapa Ry?"

Ryan menggaruk leher belakangnya, canggung

"Perempuan yang ada dirumah saya, Tante"

Iris mata Tante Hana langsung membesar

"Oh si jalang itu ya?"

"Mamaaa" ujar Anin tetiba sungkan

Ryan nyengir. Sepertinya hal ini tidaklah mudah

"Ya udah usir aja! Tapi untuk yang satu ini, Mama ingin ambil bagian dalam rencana kalian"

Kedua anak itu menatapnya bingung

"Maksud Mama?"

"Mama ingin balas dendam sama dia"

Seketika Anin langsung memandang ngeri wanita yang mulai berjalan kearah kulkas mininya. Pasalnya, balas dendam versi Mamanya adalah balas dendam diluar nalar sebagai manusia. Ingatan sialan itu masih terekam jelas di kepala Anin tentang bagaimana sang Mama mengompori salah seorang temannya untuk membalaskan rasa sakit hati terhadap suami dan juga wanita simpanannya

Jika orang normal akan sekedar melabrak dan memviralkan, lain hal nya dengan ide beliau. Beliau justru senang membuat kekacauan dan kepanikan, tak tanggung-tanggung dia juga menyarankan untuk menyewa buldozer guna merobohkan rumah sang pelakor. Dan sialnya, temannya langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang

Tidak sampai disitu saja, Tante Hana bahkan turun tangan sendiri dalam menjalankan alat berat itu. Dengan komando toa berjalan yang diarahkan temannya, beliau berhasil merobohkan setengah dari rumah si pelakor. Tapi beruntungnya, para polisi segera menghentikan aksi gila mereka, jika tidak bangunan itu bisa-bisa rata dengan tanah bersama pemiliknya

Dan ujung-ujungnya Anin juga yang harus repot. Dalam sidang perdana, mereka berdua sepakat untuk bertindak sebagai korban. Jika yang satu mengatakan bahwa dia adalah korban sekaligus istri yang tersakiti, lain hal nya dengan Tante Hana yang berdalih sebagai perwakilan dari Persatuan Istri seluruh Indonesia (PISI) yang memang dikarangnya sendiri untuk memberantas segala bentuk tindak rayuan menjijikkan dari berbagai jenis pelakor. Alhasil, mereka berdua hanya mendapatkan sanksi wajib lapor 24 jam selama satu minggu.

Tapi apakah mereka menyesal? Tentu saja tidak. Nyatanya setelah sidang, malamnya mereka justru party untuk merayakan keberhasilan konyolnya. Lantas si pelakor? Dia nangis kejer, biar bagaimanapun dia tidak bisa menuntut ganti rugi karena rumah yang ditempatinya merupakan pemberian dari mantan suami teman Tante Hana

SUNSET GARDEN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang