9

6.4K 460 10
                                        

"Kendal Janner pulanggggggg"

Wanita yang baru saja pulang dari restoran milik sang anak langsung melunturkan senyumnya yang mengembang, dia merayap berjalan di dalam kegelapan sembari mencari saklar lampu kemudian meletakkan beberapa kantong yang berisikan makan malam di sofa ruang tamu

Sudah dia duga, meninggalkan anaknya dirumah sendirian adalah pilihan yang merugikan. Lihat saja bagaimana kondisi rumahnya yang sudah mirip rumah kosong karena semua lampu tidak ada yang dinyalakan dari dalam rumah, teras, lampu taman dan sudah pasti lampu halaman belakang

"ANINNNNNNNNN!!!! DIMANA KAMU?!"

Dengan perasaan dongkol, Tante Hana segera menaiki tangga untuk menuju ke kamar anak biadabnya

BRAK!!

Beliau langsung membuka kamar anaknya sehingga membuat sang korban terlonjak kaget

"Loh? Kok Mama udah pulang?!"

"Lah loh lah loh! Itu kenapa lampunya ga kamu nyalakan semua?! Mau bikin para setan mampir?! Mau buat rumah ini jadi rumah hantu sungguhan, iya?!"

Otak Anin mendadak ngelag, lah dia baru tahu bahwa efek kelupaan menyalakan lampu bisa sedahsyat ini

"Maaf Ma Anin kan lupa" cengirnya

"Lupa kok dipelihara! Pantas aja seret jodoh! Seharian kerjanya cuma membusuk aja dikamar!" sembur Tante Hana kemudian segera pergi dari sana

Anin tergelak, bujubuneng sadis sekali kata-katanya. Dia langsung bergegas turun untuk menghampiri Mamanya, bisa gawat kalau ibu-ibu satu ini marah

"Mama bawa makanan?" tanyanya saat melihat kantong makanan yang tergeletak di atas sofa

Tante Hana mendelik, giliran makanan aja tanggap duh gini amat punya perawan

"Yang satu anterin dulu kerumah sebelah"

Sudah terduga

"Kenapa sih Ma? Kalau dia mau makan suruh aja datang sendiri kesini! Masa setiap hari nganterin mulu kesana, emang dia siapa? Anak raja?!" kesalnya

"Loh kok nyolot? Ya udah telfon sana!"

"Anin?"

"Menurutmu? Oh apa mau Mama sendiri yang telfon? Semuanya dialihkan ke Mama gitu? Apa-apa Mama, Apa-apa Mama, ini Mama, itu Mama"

"Ya udah iya, Anin aja"

Dari pada terjadi perang lintas generasi, mau tak mau Anin lagi yang harus menumbalkan dirinya. Meski hanya lewat sambungan suara tapi tetap saja rasa kesalnya masih ada, menetap malahan

Tapi tunggu, dia kan tidak tahu nomor telfonnya

"Nomor telfonnya berapa, Ma?!" teriak Anin dari sudut ruang tamu

"Ada dibuku catatan telfon, cari saja yang namanya Bramantyo!" teriak Mamanya dari dapur tidak mau kalah

Anin mengambil buku berwarna hijau itu dari dalam laci dan mulai mencari nama tersebut

"Bramantyo nya ada dua Ma?!"

"Bramantyo Samudra! Kalau Bramantyo Sandika itu tukang sedot WC!"

Jari Anin dengan lihai langsung memencet nomor yang ada di telfon sesuai nomor yang tertera di buku tersebut

Tut tut tut

"Ga diangkat, Ma!" teriaknya

"Coba lagi!"

Tut tut tut

"Tetap ga diangkat, Ma!!"

"Coba terus!"

SUNSET GARDEN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang