Setelah menyelesaikan acara barbequan yang tertunda, ketiga manusia itu lantas segera meninggalkan restoran dan pulang ke tempat masing-masing. Dipersimpangan, Anin melihat dua orang lelaki yang tengah berlari terbirit-birit, awalnya dia menduga mereka adalah maling namun melihat siapa yang mengejarnya, dia langsung membelalakkan mata
"Seperti familiar"
Anin segera menepis pikirannya diiringi lampu lalu lintas yang sudah berganti warna menjadi hijau
Jalanan malam ini terasa sepi karena dia pulang sudah lewat tengah malam, bayangkan bagaimana ekspresi mamanya ketika tahu anak gadisnya pulang sekitar jam satu pagi. Semua ini gara-gara dua orang gila yang mendadak singgah direstorannya
Sesampainya di rumah, Anin langsung memarkirkan mobilnya di garasi, dia tercengang karena mendapati kondisi rumahnya yang tidak berbeda saat dia pulang seperti biasa, apakah nyonya Hanadiningrat sudah tertidur dengan cantik di kasurnya?
Alih-alih tenang, Anin justru merasa ada sebuah kejanggalan. Seperti akan ada sesuatu yang terjadi diluar nalarnya sebagai seorang anak
Saat kakinya baru memasuki daerah teras, tiba-tiba dia mencium aroma wingit yang begitu kuat, jangan bilang dia diikuti setan perawan persimpangan
Dengan terburu-buru Anin langsung meraih gagang pintu dan membukanya, namun seketika dia terkejut dan terjengkang melihat Mamanya yang sudah berpenampilan seperti dukun lengkap dengan sajen di tangannya
"Pergilah kau setan perawan jangan mencoba memasuki rumahku! Kembalilah ke asalmu!" ujarnya sembari melempar taburan kembang mawar kearah Anin
"Ma! Astagfirullah Ma! Nyebut Ma nyebut!"
Tante Hana tidak menggubris teriakan Anin dan berpura-pura seolah dia sedang mengusir setan sungguhan
"Demi bulu keteknya Dora, kembalikan kewarasan anakku! Pulangkan dia ketempat asalnya! PULANGKAN!" ujarnya kemudian langsung meminum segelas air putih yang terletak diantara seperangkat sajennya
BYURRR
Tanpa belas kasihan, Tante Hana langsung menyembur air itu tepat di hadapan Anin, huh rasakan memangnya enak disembur oleh mulut yang habis makan petai satu ikat?! Ngefly ga lo?
Sementara Anin hanya bisa merem karena mendapat semburan naga bonar yang tak tanggung-tanggung, sungguh sial sekali nasibmu Nin, pahit-pahit
Setelah menuntaskan kekesalannya, Tante Hana langsung memasuki rumah dengan perasaan lega
"Eh lupa"
Dia berbalik dan menyerahkan seperangkat kemenyan pada Anin
"Buang ini sebelum setannya pada peka!"
What the fuck, padahal setannya udah nonton dipojokan sambil nyemil kuaci
Anin hanya bisa menghela nafasnya panjang sepanjang beban hidupnya, gini amat punya emak
Saat dia hendak membuang sajen itu ketempat sampah, ekor matanya menangkap sesuatu. Dia terkejut bukan main melihat seorang lelaki yang tengah berdiri di jalan dengan pakaian acak-acakan sembari melihat dirinya dengan tatapan, ah sudahlah
Anin mendadak panas dingin, bisa gawat kalau orang itu sampai memikirkan hal yang tidak-tidak dan yang paling menyebalkan, kenapa harus orang itu lagi sih?!
Anin langsung membuang sajen itu dan segera berjalan secepat mungkin memasuki rumahnya, duh bisa hancur reputasinya jika orang itu sampai berpikiran bahwa dia sedang melakukan ritual pesugihan
Sedangkan orang tersebut justru menatap Anin dengan tatapan aneh sembari menyimpulkan sendiri apa yang telah dilihatnya
"Loh, Mas Ryan?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomanceAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...