Dari sekian banyak manusia yang ditemuinya, kenapa harus orang ini lagi yang ada dihadapan matanya. Mana tampangnya ngeselin pula, duh Anin gemes ingin gampol muka songongnya
"Oh, siap Aa' kasep. Mangga duduk dulu. Mamang bikinin" ujar penjual itu sembari memberikan kursi yang baru saja di dudukinya
Pikiran Anin berkecarmuk, dia buru-buru menghabiskan es cendolnya
"Ga usah buru-buru gitu minumnya. Haus apa doyan?" ledek Ryan
Sontak pertanyaan Ryan yang sama sekali tidak memerlukan jawaban itu sukses membuatnya tersedak lagi
"Aduh neng, hati-hati atuh. Minum cendolnya teh pelan-pelan"
Bodoamat bodoamat
"Silahkan A' cendolnya"
"Terimakasih Mang"
Tanpa mempedulikan sekitar, Anin melanjutkan meneguk es cendolnya seolah tidak terjadi apa-apa
"Kamu suka es cendol?"
"Uhuk uhuk"
"Kenapa sih? Dari tadi kesedak mulu?" tanya Ryan yang langsung menepuk punggung Anin
"Saya bukan bantal ya?! Ga usah tepuk-tepuk!"
"Duh, Aa' dan Neng ini serasi ya. Saya teh jadi ingat masa pacaran sama istri saya dulu"
Hah gimana-gimana?? Serasi? Lah sedari pagi aja mereka cekcok dimana letak serasinya tjoba?
"Ya maklum Mang, pacar saya emang gitu orangnya. Aneh" ngasal Ryan
Lagi-lagi Anin tersedak es cendolnya, sumpah lama-lama dia COD an beneran sama malaikat maut
"Sayang, hati-hati dong. Kamu udah kangen sama neraka ya?" imbuhnya
Kurang ajar. Bukan hanya akhlaknya yang bermasalah, mulutnya juga minus. Belum pernah belajar mengaji kitab soal adab berbicara sih, kayak Anin dong. Biarpun kelakuannya kadang melebihi jin setidaknya dia tidak sembarang jeplak terhadap orang, kalau ga khilaf sih
Dari pada hipertensi, Anin langsung beranjak pergi dari sana setelah membayar es cendolnya
"Sayang, sayang, sayang mau kemana? Punya aku belum habis loh ini?!" ledek Ryan yang langsung mendapat lirikan tajam dari Anin
Alih-alih bersalah, Ryan justru tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya dia hanya ingin membeli es cendol saja, tapi melihat ada Anin yang sudah memasang muka jutek nya entah kenapa Ryan ingin menggodanya
"A', pacarnya teh ngambek gitu kok malah diketawain. Kumaha Aa' mah?"
"Dia bukan pacar saya"
Mamang penjual cendol itu tertegun
"Lah tadi kan Aa' sendiri yang bilang kalau neng gelius itu pacarnya?!"
"Berapa semuanya Mang?" tanya Ryan mengalihkan pembicaraan
"Oh, 5000 saja"
Ryan menyodorkan selembar uang 10 ribuan..."Kembaliannya ambil saja" ucapnya dan langsung melenggang pergi disertai senyuman mengembang di wajahnya meninggalkan Mamang penjual es cendol yang masih bingung penuh tanda tanya
"Dasar anak muda jaman sekarang, aya-aya naon. Tadi bilangnya pacar sekarang bukan. Tau-tau udah melendung. Huh, gubluk pisan" dumelnya sambil mendorong gerobak dan melanjutkan jualannya
Sungguh sekonyong-konyong koder, mood Anin rusak luar biasa. Bagaimana bisa mahluk itu mengakui dirinya sebagai pacar dihadapan kang cendol? Dikira dirinya cewe apaan bisa dilabeli asal seperti itu, sumpah dia tidak terima
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomanceAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...