Setelah acara melamar yang jauh dari kesan romantis itu, nampaknya langsung mempengaruhi hormon lelaki yang sedari tadi tidak ingin melunturkan senyumannya ini. Bahkan dia tidak membiarkan Anin jauh-jauh darinya
"Kamu, apasih?! Nempel mulu perasaan, dipikir koala?!"
Bukannya marah, lelaki itu justru semakin mengeratkan pelukannya, sesekali dia menciumi bahu Anin yang terbuka karena memang perempuan itu mengenakan dress tanpa lengan
"Heh! Jangan kurang ajar!" ujarnya seraya menoyor kepala Ryan untuk menjauh
Tapi namanya juga lelaki kelebihan hormon, dia malah semakin menempel pada Anin
"I am not. Cuma bahagia aja"
Anin merotasikan kedua matanya. Agaknya dia harus lebih extra menyaring semua kalimat yang ingin diutarakan. Terlebih kalimat yang kesannya romantis dan mendramatisir
"Ry, lepas deh! Kamu udah lebih dari satu jam loh kayak gini! Aku jadi susah jalan nih!"
"Kan yang aku peluk perut kamu, bukan kaki"
Seketika Anin langsung tertohok mendengarnya. Tanpa diduga, dia langsung menempeleng kepala Ryan dengan cukup keras sehingga membuat pelukannya terlepas
"Aduhhh sakit Nin! Kamu ini main KDRT mulu perasaan"
"Ya makanya jangan aneh-aneh!"
Ekor mata Anin tiba-tiba menangkap sebuah perban yang ada di pergelangan tangan kiri lelaki itu
"Itu tangan kamu kenapa?"
Ryan yang masih mengusap jidatnya, seketika langsung termangu. Dia menelan salivanya susah. Aduh gawat, baru juga mesra-mesraan masa harus ada adegan termehek-mehek lagi? Mana yang ini tidak ada untungnya diceritakan pula
"Ry, kok diam sih? Tangannya habis kamu apain?!"
Anin menarik tangan kiri Ryan, mata bambinya mulai mencermati layaknya detektif yang hendak memecahkan sebuah kasus
"Kamu ga ada niatan bunuh diri kan?!"
Ryan tergelak, mau bohong ga bisa tapi kalau jujur dia takut
"Ryan. Aku tabok nih! Jawab ga?!"
"Itu anu itu----"
Ryan menggaruk rambutnya frustasi
"Ya udah iya aku ceritain juga yang ini. Ck, padahal pengennya mesra-mesraan dulu"
Meski logika memaksanya cerita, namun hatinya masih menolak. Karena demi apapun tidak ada untungnya untuk diceritakan. Yang ada malah nambah dosa
Posisi mereka kembali seperti semula dengan Anin yang berada dalam dekapan Ryan, sepertinya ini akan menjadi posisi favorit bagi mereka setiap berbicara intim berdua
"Ini sih gegara perempuan tolol yang sempat aku sukai, Nin. Kamu yakin mau dengar? Unfaedah loh"
"Kalau dia bisa buat pergelangan tangan kamu seperti ini, apanya yang unfaedah?!" kesalnya
Ryan tertegun. Lah benar juga ya. Emang dasar dirinya aja yang lemah
Setelah berdebat cukup panjang demi menyelaraskan otak dan hatinya meski tidak kunjung selaras, akhirnya lelaki itu memberanikan diri untuk mengungkap semuanya
"Eum sebelumnya kamu tahu ga, jika dirumahku sekarang ada penghuni lain?" tanyanya hati-hati
Anin diam, dia mencoba mengingat sesuatu
"Hantu maksud kamu?"
Ryan tertegun. Perempuan ini pura-pura ga tahu atau emang ga peka aja sih?
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomansaAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...