36

3.1K 241 5
                                    

Tidak ada yang mengira jika mereka akan kedatangan seorang baginda raja secara tiba-tiba dirumah. Pasalnya pria bernamakan Haris Hermawan itu, tidak menunjukkan tanda-tanda ingin kembali ke istananya. Katanya sih untuk memberikan surprise, tapi siapa kira beliau malah disangka maling bahkan setan oleh anak dan istrinya

"Kalian yang benar saja, masa setan bawa koper?!" kesalnya setelah beliau mengambil duduk di sofa ruang tamu

"Kan jaman sekarang setan pada gaul-gaul, Pa. Nyamar jadi orang aja bisa masa bawa koper ga bis--aduhh" keluh Anin saat merasakan jeweran pada telinganya

Sedangkan sang tersangka, hanya menatapnya tajam. Dia mengisyaratkan Anin untuk diam

"Tapi tumben Papa pulang diam-diam, kamu ga jadi bandar judi kan?"

Sontak pertanyaan dari sang istri membuat Om Herma tercengang, tak terkecuali anak perempuan yang masih mengusap telinganya sendiri

"Sembarangan! Papa pulang karena kangen anak istri aja, emangnya salah?"

Tante Hana mencebik

"Ga sekalian pulang habis kiamat?!"

Sepertinya sang Ibu negara tengah dilanda sensi besar-besaran. Bayangkan saja, perusahaan itu milik suaminya sendiri, yang mengelola juga beliau sendiri, anak buahnya tersebar dimana-mana, cabangnya ga hanya satu dua tiga, dan jika setiap sebulan sekali dia bisa pergi liburan ke berbagai tempat dan negara, lantas kenapa pulang saja dia enggan?!

"Aussie-Indo kan jauh, Ma"

"Oh, jadi Aussie-LA itu dekat?!"

Om Herma menggigit bibir bawahnya, tidak tahu harus beralasan apalagi. Tidak mungkin dia bilang tujuannya ke LA hanya untuk bermain di kasino, bisa-bisa dirinya di mutilasi

Melihat akan segera ada perang dunia kesekian, Anin memutuskan untuk masuk kedalam kamar. Emaknya sedang dalam mode senggol bacok sedangkan si Bapak hanya terdiam pasrah, aura wanita saat marah memang benar-benar mengerikan

Malam semakin larut, namun kedua pasang suami istri itu masih tetap bertahan pada kondisinya. Sang suami terus memohon kepada sang istri untuk dimaafkan, namun sang istri justru sudah memasang kedua tanduk dikepala

"Kamu tidur di sofa! Kalau ga mau, keluar sana!" tegas Tante Hana kemudian segera pergi meninggalkan ruang tamu

"Tapi kan Ma--"

Om Herma menghela nafasnya kasar, jika bukan karena ada hal yang penting, lebih baik dia menetap di Australia sekalian. Bukan tidak sayang anak istri, hanya saja selama 30 tahun pernikahan, istrinya lah yang mengambil alih seluruh kuasa rumah tangga dan hal itu membuatnya sedikit lelah. Tapi namanya juga bucin, jadi Om Herma ikut saja selama tidak ada surat cerai dihadapannya

Namun disela-sela rasa frustasinya, ponsel yang masih berada pada tas tentengnya tiba-tiba berbunyi

"Oh halo Pak Sam, selamat malam"

...

"Iya saya sudah tiba. Baru saja"

...

"Besok?"

...

"Oh tidak-tidak. Tentu saja. Dimana?"

...

"Ck, bukankah itu terlalu jauh?"

...

"Di restoran anak saya saja. Nanti saya kirim lokasinya"

...

"Ga apa-apa santai saja"

...

"Baik, selamat malam"

SUNSET GARDEN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang