Kedua pandangan mereka saling terpatri satu sama lain, diiringi dengan perasaan kikuk membuat mereka semakin susah untuk berbicara ataupun sekedar mengelap keringat dingin yang mulai bermunculan
"Siapa tamunya, Pa?"
Kini atensi mereka sepenuhnya beralih pada Ibu satu anak itu, Lavera. Bahkan dia juga tidak kalah terkejut dari suaminya
"Ryan?"
Sedangkan Jennie yang baru saja muncul dari dalam rumah tiba-tiba langsung memekik kegirangan seraya berlari dan melompat kearah Ryan
"Telnyata Om ga bohong, Jennie kila Om udah pelgi"
Ryan mengusak poni Jennie yang tengah berada pada gendongannya
"Engga dong sayang, kan Om udah janji"
"Jen, turun Nak. Jangan gitu, ga sopan"
Anak kecil itu menggeleng
"Om aja ga apa-apa, Mama. Iyakan Om?"
Ryan mangguk-mangguk. Entah kenapa rasanya senang sekali bertemu anak ini, meski dia sadar apa hubungan Jennie dengan kedua orang yang masih menatapnya bingung
"Ekhm-ekhm, ya udah ayo kita semua masuk. Ngobrolnya di dalam aja. Ayo" ajak Om Sam
"Om-om, nanti main balbie-balbie an ya? Ah no no no, Om kan laki-laki. Kalau gitu main bola aja ya?"
Ryan mengangguk mendengar ajakan Jennie yang tidak ingin menunjukkan tanda-tanda hendak turun dari gendongannya
"Kalau begitu Mama buatin minum dulu ya. Jennie sini, bantuin Mama bawa snack dan kue buat Papa dan Om Ryan"
Mendengar kue membuat Jennie langsung turun dari pangkuan Ryan setelah dia duduk di sofa tamu
"Asik kue" ujarnya kemudian berlari mendahului sang Mama menuju dapur
Kini ruangan itu hanya menyisakan dua orang yang masih sama-sama terdiam dengan pikiran berbeda, cukup lama hingga Om Sam memutuskan untuk membuka suara
"Kamu apakabar Nak?"
"Baik"
Om Sam mangguk-mangguk, dalam hatinya dia merutuki basa-basi bodoh yang baru saja di lontarkan
"Oh iya, kamu jauh-jauh datang kesini ada perlu sama Papa?" ujar Om Sam selembut mungkin
Sebenarnya komplek perumahan mereka tidaklah terlalu jauh, hanya berjarak beberapa kilometer saja dari tempat tinggal Ryan. Hanya saja, hubungan merekalah yang membuatnya seolah tinggal dia benua yang berbeda
"E-e Ryan, sebenarnya ingin minta maaf sama Papa"
Pria yang sedari tadi ketar-ketir sendiri dengan pertanyaannya mendadak cengo setelah mendengar kalimat yang tidak terduga keluar dari mulut anaknya
"Gi-gimana, Nak?"
"Ryan minta maaf, Pa. Selama ini sikap Ryan ke Papa udah sangat kelewatan. Ga seharusnya Ryan membenci Papa sampai segitunya"
Om Sam langsung bangkit dari tempatnya kemudian segera memeluk anak perjakanya ini hingga beliau terisak lirih
"Papa yang minta maaf, Nak. Papa yang salah"
Om Sam melerai pelukan mereka
"Ryan, sudah waktunya kamu mengetahui segalanya. Semua hal yang terjadi diluar kehendak kami, Nak"
.
.
.Flashback
Wanita dengan rambut sebahu itu menggeram kesal sembari meremat ponsel yang berada di genggamannya. Dia tidak habis pikir dengan apa yang baru saja dia lihat, suaminya benar-benar picik menutupi kebohongannya
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomanceAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...