Bola volly berwarna hitam dengan corak pink tersebut kini sudah berada ditangan Anin, ah lama-lama dia bisa kena strok karena kehadiran tetangganya bak lelembut ini
"Lain kali kalau tidak bisa sendiri, minta bantuan!" jelasnya dengan wajah super duper flat
"Oh iya, jangan pernah bawa lelaki lain masuk ke halaman rumah saya lagi! Rumah saya bukan kawasan umum yang bisa dimasuki sembarang orang!" imbuhnya dengan penuh penekanan
Oh holly really fuck**ng shit
Didalam hati, Anin sudah mengutuk habis-habisan lelaki dihadapannya ini, lagipula siapa juga yang ingin menginjakkan kaki dirumahnya dengan senang hati? PD sekali dia
"Saya mau kerumah teman sebentar, permisi" pamitnya kemudian segera berlalu meninggalkan Anin yang masih mematung sembari komat-kamit dengan emosi yang meledak-ledak di dalam kepalanya
"Sialan" umpatnya
Dengan perasaan dongkol, Anin membanting pintu rumahnya sehingga membuat beberapa manusia yang berada didapur sedikit terlonjak
"Kenapa dibanting?! Mau buat pintunya rusak?!" semprot Tante Hana ketika Anin baru tiba didapur
"Ada orang menyebalkan tadi, dia balikin ini" ujarnya datar
"Kok bola Mama bisa keluar markas?!"
"Ah ga penting!" ujar Anin sembari berjalan menuju kulkas untuk mengambil minuman dinginnya
Entah kenapa semenjak suasana hati Anin berubah, atmosfir di sekitar mereka mendadak menyeramkan. Sepertinya akan ada perang batin antara Anin, Mamanya, dan tamu yang tidak diharapkan tadi
"Saya keluar sebentar" pamitnya dingin
Rangga dan Dinar sudah mengenal Anin cukup lama, mereka tahu betul apa yang terjadi jika Anin mulai mengubah intonasi bicaranya
"Sudah biarkan saja. Induk macan perlu melampiaskan kekesalannya ditempat lain" ujar Tante Hana
***
Entah apa yang merasuki pikiran perempuan yang baru tiba satu jam yang lalu itu, dengan pakaian morat-marit dan bau alkohol dimulutnya dia mulai meracau tidak jelas di sebuah club milik seorang temannya. Jika dipikir-pikir, dirinya sudah lama sekali tidak mabuk di dalam club seperti ini, terlebih kondisi di club masih sepi karena memang belum buka
"Nin! Lo mau mati ya?! Yang benar aja dong! Masa baru satu jam udah habis lima botol?! Lo itu perempuan ya!" cerocos pemilik Blue House Club, Alex Mareno
Sementara Anin masih saja meracau tidak jelas sembari menaruh kepalanya diatas meja
"Udah-udah! Jangan mabuk lagi!" seru Reno sambil mengambil semua gelas dan botol dari atas meja Anin
Saat Reno hendak menaruh botol-botol tersebut kebelakang, salah satu bartendernya datang menghampiri
"Mas, ada yang mau ketemu"
"Siang-siang begini? Siapa?"
Sang bartender hanya menggeleng tidak tahu, dia lantas menunjukkan kedua orang lelaki yang sudah berada disudut club
Mata Reno menyipit, namun seketika dia terbelalak ketika mengetahui siapa orang yang tengah duduk disudut sana, kemudian dia langsung menghampirinya
"Ekhm ekhm"
Kedua lelaki itu lantas berdiri ketika mengetahui orang yang dicari sudah berdiri dihadapannya
"Ada perlu apa?" tanyanya dingin
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomanceAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...