"Lo, masih mau pacaran sama Selena cucunya Wak Toto? Hahaha mimpi sana Ga" ujar Jaret seraya tertawa
Berhubung malam ini malam Minggu, Rangga dan Jaret memutuskan untuk bergadang. Dengan modal gitar, kecrekan dan kacang goreng setoples, mereka berdua duduk diatas rumah pohon di depan gang kos-kos an. Kebetulan rumah pohon itu terletak di pinggir jalan yang tidak terlalu ramai, berhadapan langsung dengan sungai dan lapak pedagang kaki lima di sisi kanan dan kiri jalan
Sebenarnya rumah pohon itu adalah hadiah dari pak RT setempat karena dulu Rangga and the gank pernah menangkap maling yang hendak kabur setelah kedapatan mencuri dari rumah beliau. Namun karena teman-teman Rangga yang lain sudah pindah karena mutasi pekerjaan, akhirnya hanya menyisakan dirinya dan Jaret untuk menjaga markas. Meskipun begitu, hubungan pertemanan mereka tetap terjalin akrab satu sama lain, toh jika memiliki waktu yang sama-sama senggang mereka juga mengusahakan untuk berkumpul atau sekedar nongkrong lagi disini
"Lah kenapa? Gue kan tampan, ga kalah jauh sama si nasi rames!"
"Ramond Ga Ramond"
"Terserah! Mau Ramond, digimon atau pokemon bodo amat!"
Agaknya manusia bernama Ramond menjadi ancaman tersendiri bagi Rangga untuk mendekati Selena. Bagaimana tidak, selain rekan satu kerja Ramond juga memiliki garis keturunan yang tidak biasa
"Mundur bro, berat. Saingan lo Ramond, tajir melintir, cakep dan tidak buluk" ledek Jaret sembari tertawa terpingkal-pingkal
"Sialan lo!"
Jaret sakit perut, Rangga hipertensi
"Eh, lo turun sana gih"
Rangga melirik tajam kearah Jaret
"Ngapain?"
"Beli bakso njing, lapar!"
"Lo yang lapar kenapa gue yang harus beli? Ogah!" ujar Rangga sembari bermain gitarnya dan menyanyikan sepenggal lagu milik Slank
"PANDANGAN PERTAMA AWAL AKU BERJUMPAAA.."
Jreng jreng
"Gue traktir deh, tapi lo yang beli"
Mendengar kalimat sakral itu lantas membuat Rangga menghentikan genjrengan gitarnya
"Sini! Mana!"
Jaret nyengir, giliran gratis aja semangat benar, lantas dia segera memberikan Rangga uang 20 ribu
"Kok cuma segini? Mana cukup?"
"Cukuplah. Kan harganya cuma 10 ribu!"
"Minumnya!"
Jaret mendengus
"Aelah. Nih!" ujarnya sembari memberikan tambahan 10 ribu padanya
Setelah mendapati 30 ribu ditangannya, Rangga langsung turun untuk memesan dua porsi bakso dan dua bungkus es teh, dan sisanya dia belikan ciki-ciki
Beberapa menit kemudian, Rangga sudah kembali ke markas dengan dua plastik es teh dan satu kantong kresek ciki-ciki, untuk baksonya sudah dia serahkan terlebih dulu kepada Jaret karena dia kesulitan naik ke atas
"Lo beli jajan apa?" tanya Jaret begitu Ryan sudah mengambil duduk di depannya
"Oh, biasa jajanan jaman SD"
Mereka segera menyantap bakso yang menggugah selera itu namun ditengah kenikmatan bersantap, mereka tiba-tiba dikejutkan dengan suara gaduh dari rumah di sebelah gang kost an mereka
"Ancen lanangan a*u, isa-isane koen iku nyedaki arek wadon liyo! Koen pikir aku iki ga duwe perasaan tah? Iyo?!"
(Dasar laki-laki bajingan, bisa-bisanya kau itu mendekati perempuan lain! Kau pikir aku ini ga punya perasaan? Iya?!)

KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomanceAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...