27

3.6K 307 9
                                    

Sumpah demi alek, Anin bahkan belum bisa memejamkan matanya dengan benar. Dia memang belum tidur lebih tepatnya tidak bisa tidur sejak semalam, alhasil Anin bangun dengan tampilan lesu dengan sisi mata yang menghitam layaknya Panda

Anin menatap pantulan dirinya dicermin, dia berdecih

"Udah gila kali ya?"

Dia masih belum bisa menyingkronkan otak-hati-keinginan untuk menjadi satu padu kembali hanya gara-gara sebuah pesan yang didapatinya semalam. Seperti sekarang, dia saja tidak tau harus berbuat apa, otaknya menyuruh mandi, matanya ingin merem, nalurinya ingin bermalas-malasan, hatinya malah sumringah terutama jantungnya masih belum berdetak normal. Alhasil dia memilih untuk turun saja ke lantai bawah guna mengisi perutnya, barangkali setelah sarapan semua sarafnya langsung sinkron

Setibanya di meja makan, Anin langsung mengambil piring dan mengisikannya dengan nasi goreng beserta telur dadar kesukaannya

"Eh, udah sarapan aja kamu" ujar Tante Hana setengah terkejut

Tante Hana memang selalu menyiapkan sarapan terlebih dahulu sebelum mengerjakan keperluan rumah tangga yang lain, ya meskipun beliau tergolong Ibu yang galak dan annoying tapi jika sudah menyangkut urusan perut, beliau tetap nomor satu

"Hmmm"

Anin hanya menjawab sekenanya sembari mengunyah sarapannya dengan malas

"Kenapa? Ga bisa tidur lagi?" tanya Tante Hana kemudian segera dijawab anggukan oleh Anin

Beliau mendengus berat, meskipun sudah terbiasa mendapati Anin kurang tidur atau bahkan tidak tidur, tapi namanya naluri seorang Ibu tetap saja khawatir kan? Apalagi jika sang anak itu adalah wanita yang rentan terkena stress, bisa-bisa dia ga dapat cucu beneran

Setelah selesai dengan kegiatannya, Tante Hana segera berlalu ke kamar untuk mengambil sesuatu

"Nih, setelah sarapan segera minum!"

Anin bingung karena tiba-tiba mendapati
satu botol pil-pilan disebelahnya

"Ini apa Ma?"

"Obat tidur Mama. Minumnya satu aja, kalau kebanyakan takutnya kamu bangun udah di alam barzah"

Anin tertohok, Mamanya memang benar-benar seorang Nyonya Hanania Hermawan dan tidak ada yang berubah darinya

"Tapi sebelum itu, kamu anterin dulu kotak sarapan ini ke tetangga ya. Seperti biasa!"

Anin tercekat, pikirannya masih ngelag meski secara jelas Mamanya tadi mengisi kotak makan itu dengan nasi goreng, telur, ayam, selada dan beberapa sosis goreng, di depan matanya

"Mama aja lah, Anin masih ngantuk"

"Ngantuk kok tapi mukanya tegang? Udah ga usah banyak drama! Anterin!" titahnya sembari menyodorkan kotak makan tupperware berwarna ungu dihadapannya

"Dimas aja Dimas"

Tante Hana mendelik

"Ngapain nyuruh Dimas nganterin sarapan kerumah lelaki sepagi ini?! Mau melabeli dirinya homo?!"

Anin tertegun, lah benar juga sih. Mereka kan tidak saling kenal

"Ya udah Mama aja!"

"Kamu mau Mama rebus dikuali?!"

Anin menelan salivanya dengan susah payah

"Iya udah iya! Tapi kan Ma---"

"Air dalam kuali udah mendidih loh Nin" ujarnya sembari menuangkan susu kedalam gelas

SUNSET GARDEN (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang