Mereka tercengang cukup lama ditempatnya, yang satu tercengang karena mendapati seorang perempuan tak dikenal sepagi ini di dalam rumahnya, dan satunya lagi justru syok setengah mati saat mengetahui bahwa selama ini dia bertetangga dengan lelaki gila
Ryan meringis merasakan perih karena jari telunjuknya terluka sontak hal itu juga membuat Anin seketika tersadar dari syok nya. Dia segera menghampiri Ryan dan langsung mengalirkan air pada jari lelaki yang terlihat bingung dengan tindakannya
"Mas nya ada P3K ga?!"
Ryan tergelak.."Hah? Apa?"
"Mas nya punya kotak P3K ga? Darahnya banyak banget ini"
Ryan memandang kearah jari dan air di wastafel, lah iya juga ya kok bisa cuma kegores potong Mangga darahnya sebanyak ini
"Malah bengong? Ada ga sih?!"
"Ada"
"Dimana? Biar saya yang ambil"
Dengan dagunya, Ryan menunjuk kotak P3K yang terletak di samping kulkas, Anin segera mengambi alkohol, obat merah, kapas dan plester
Dia menarik tangan Ryan kemudian menyuruhnya duduk di kursi meja makan sembari dirinya mengobati jari telunjuk laki-laki didepannya yang masih menatapnya heran, 10 menit kemudian adegan dokter dan pasien dadakan itupun selesai
"Kamu kok bisa masuk kerumah saya?"
"Bisalah, punya kaki" jawabnya yang membuat Ryan tertohok
Anin segera mengembalikan benda-benda itu ketempatnya semula
"Ya udah saya balik dulu"
"Tunggu!"
Ryan berdiri dan menuju kesebuah tempat dimana dia menyimpan beberapa rantang yang belum sempat dikembalikan pada pemiliknya
"Nitip balikin ini ke Mama kamu ya"
Melihat jejeran rantang dihadapannya membuat Anin seketika membelalakkan mata, astaga jadi larinya semua rantang kesayangannya itu kesini?! Dia pikir rantangnya sudah dibuang oleh Mamanya karena terlalu kekanak-kanakan
"Lain kali kalau mau masuk kerumah orang itu permisi dulu!"
Anin tergelak, ya gini nih kalau kuping manusia ditukar dengan empedu sapi
"Eh, saya tadi udah teriak kayak tukang perabot ya, tapi ga ada yang jawab!"
Dengan mulut bersungut-sungut, Anin langsung pergi dari rumah Ryan sembari membawa rantang-rantangnya. Dasar tidak punya rasa terimakasih, udah ditolongin malah nuduh
Namun saat Anin belum sepenuhnya melangkah keluar dari kawasan rumah itu, tiba-tiba dia berhenti karena teringat sesuatu
"Bukannya, rumah ini punya anjing?"
Mata Anin melirik kanan kiri, perasaannya juga langsung berubah tidak enak
GUK GUK
Anin menoleh kebelakang, matanya terbelalak astaga kenapa si item pakai acara nongol segala sih? Sontak Anin langsung berteriak dan lari terbirit-birit diikuti anjing dibelakangnya
"Ya Tuhan, Mamaaaaa!" teriaknya sembari berlari masuk kedalam rumah
Mendengar teriakan seseorang, Ryan segera berlari mengintip dari balik gorden rumahnya. Dia menggelengkan kepala melihat si Jono mengejar Anin untuk untuk yang kedua kalinya
Nafas Anin memburu, dia terkulai lemas di sofa ruang tamu jika tahu akan bernasib seperti ini lebih baik dia ikut lomba lari ke Uganda sekalian karena sudah dua kali Anjing sialan itu mengejarnya seperti hewan kerasukan
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNSET GARDEN (TERBIT)
RomanceAwalnya kehidupan Anin berjalan normal-normal saja, mulai dari bangun tidur hingga tidur lagi. Namun, semuanya berubah saat dia menjadi kurir dari sebuah rantang milik tetangga. Satu per satu drama mulai bertebaran menghiasi kehidupannya. Ditambah t...