The Queen of Bones and Snow
A FGO fanfiction (maybe)
Chara: Skáthach-Skadi
****
"Should I love you? Or should I kill you?"
Pertanyaan yang sama dengan yang sudah-sudah. Di sini, aku pasti diperlakukan seperti pendatang sebelumnya: dinilai untuk kemudian ditentukan, apakah aku akan dicintai atau dibunuh?
"Selamat datang di Skandinavia, Kerajaan Saljuku." Sosok wanita bergaun ungu itu berdiri dari singgasananya, melangkah anggun tanpa suara.
Apakah ia melayang?
"Selesaikan urusanmu di sini dan keluarlah, sebelum aku mendapati kamu berbuat sesuatu yang membuatku terpaksa membunuhmu."
Aku punya banyak pertanyaan. Tentu. Soal bagaimana aku bisa masuk ke--
"Apakah ini simulator di Chaldea?"
Aku merasa sangat bodoh sudah bertanya.
Wanita itu tampak tersinggung. "Ini kerajaanku. Skandinavia yang kucintai. Semua salju yang melapisi tanah ini adalah wujud cintaku. Semua es, semua pohon, semua api, semua tulang dan sendi yang menggerakkan tubuh ...."
"Maafkan pertanyaan lancang saya." Aku membungkuk. "Apakah Anda Skadi? Ratu Salju dan Tulang?"
"Satu!"
Entakan di ujung tongkat sihirnya membuatku tersentak.
"Skadi saja dan Scáthach-Skadi adalah berbeda. Aku titisan keduanya. Akulah Mother of Scandinavia, aku penguasa Land of Shadows. Meski--aku tidak tahu seperti apa Scáthach itu ...."
Hening.
"Dua!"
Aku tambah kaku.
"Aku bukan Ratu Salju dan Tulang. Aku Ratu Es dan Salju. Ingat itu! Meski aku juga menguasai seluruh anggota tubuh mereka yang menjejak di sini, darah dan tulang mereka--Jötun, Bergrisi, Muspel, Valkyrie, dan manusia ... termasuk kamu."
"Ma-maaf!" Aku kembali membungkuk. "Saya tidak tahu kenapa bisa kemari. Saya akan menyelesaikan urusan saya secepatnya dan lekas keluar dari sini ...." Meski tidak tahu bagaimana caranya.
"Pejamkan matamu." Sang Ratu, Scáthach-Skadi, kembali berucap. "Akan kubantu, asal aku tidak perlu melihat makhluk kecil kurang ajar sepertimu di hadapanku lagi. Cepatlah konsentrasi, sebelum kamu tiba-tiba mati."
Aku menjawab dalam hati, si-siap!
"Come my castle, my castle of shadow."
Lah, dia ... mau pakai Noble Phantasm?!
"Gate of--"
Tunggu!
"Skye!"
****
Aku membuka mata, baru sadar bahwa aku terkapar entah di mana dengan kondisi wajah tertimpa ponsel. Buru-buru kuangkat ponsel dan kuusap hidung, lantas bersyukur karena masih menonjol ke luar, bukan ke dalam.
"Diduga kelelahan farming, seorang anak perempuan jatuh pingsan tertimpa ponsel di wajah ...."
Suara itu! Aku mengenalinya.
"Dan dia sudah bangun! Aw!"
Aku menjewer Tora. "Enggak bisa bangunin baik-baik, apa?"
"Kamu tidur enggak berkutik sama sekali," komentar Lia. "Hah, main gim bisa ngantuk juga, ya?"
Aku cengengesan sambil mematikan ponsel. Menunggu mereka keluar setelah konser memakan waktu cukup lama. Aku memilih melakukan hal yang berguma-tidak berguna: farming. If you know what I mean! Tentu saja, memanen material di dalam gim dengan tim andalan: double Skadi.
Gila, sampai kebawa mimpi kena hajar Gate of Skye. Namun, bukankah NP itu untuk memperkuat allies? Tadi aku masuk sekutu atau musuhnya? Lalu, bukankah aku jarang menggunakan NP-nya ....
"Jangan main gim mulu," ucap Lia dengan nada yang biasa saja, tapi terdengar tajam bagiku. "Senin, kamu masuk kuliah."
"A--siyap, Kapten!" seruku gelagapan.
"Gimana dia kuliah kalau masih nangkring di sini?" tanya Tora.
"Biarin, cuma separuh jiwanya yang di sini. Kamu enggak tahu kalau dia suka membelah diri? Aku salah satu belahannya." Deha muncul tiba-tiba setelah sekian lama menghilang, bersama Rehan yang tampak tak peduli.
"Kalian mau ke mana? Kayaknya, mau pergi," ujar Lia.
"Eng ... gak tahu," sahut Tora.
"Eh, kamu mau ikut?" Aku langsung melonjak, mengguncang bahu Tora.
"Sama persis reaksinya pas aku bilang begitu," gumam Rehan.
"Baru hari kedua puluh. Kayaknya, aku masih bakal bersama keluarga kalian beberapa waktu." Aku masih mengguncang Tora. "Tapi, setelah ini, kamu bakal lanjut keliling Hayalan. Lia, kamu mau ikut?"
Lia menggeleng. "Aku punya tanggung jawab."
Tanggung jawab. Ah, tahun berapa ini?
"Tidak usah pedulikan tahun. Kamu cuma bakal bikin bingung diri sendiri." Lia menggeleng takzim. "Mau ke Rumah Bukit lagi? Seru kalau ramai."
Mana mungkin aku menolak? Siapa tahu, aku bisa meloncati masa di sana, menuju entah masa lalu atau masa depan, dan bertemu semua penghuninya.
Perjalanan masih panjang.
(Bersambung)
****
Nyambung ga nyambung tetap bersambung
Eniwei, ada yang main FGO USA juga gak? //Digaplok
JKT, 19/2/21
AL. TARE
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Hayalan (Again)
Random[Dalam rangka Daily Writing Challenge NPC] *Mungkin mengandung spoiler dari semua cerita Tare* Untuk memenuhi tuntutan tema, Tare bermain ke Hayalan, dunia imajiner buatannya. Niat hanya bertandang sebentar, ternyata ia harus melalui misi untuk bisa...