Day 23

23 3 0
                                    

Tema:
[ Masuk ke web https://www.squibler.io/random-prompt-generator. Buat cerita berdasarkan prompt yang didapat. Tidak boleh refresh atau klik generate ya ]

 Tidak boleh refresh atau klik generate ya ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
****

Entah genrenya bakal jadi misteri atau nggak.

Prompt: It was up to her to investigate how the accident had really happened

Judul: An Odd Disaster
Genre: fantasi?

****
****

"Berhenti."

Terra menurut. Ia diam, kami mematung.

"Ada yang aneh di sana," ucap Deha. "Aku turun dulu."

Sempat-sempatnya Deha menarikku. Aku turut pergi, begitu pula RI.

"Ada batas?" Deha menjulurkan tangannya perlahan. Seperti ada tirai tak kasatmata di sana.

"Kenapa kamu bingung? Bukannya kamu udah hafal seluk beluk Hayalan?" tanyaku.

"Aku sudah pernah mengelilingi seluruh bagiannya. Tapi, Hayalan itu dinamis, tergantung alam pikiranmu." Deha tampak ingin menjitakku. "Kau lagi mikir apa sekarang?"

"Mikir tema. Ada kecelakaan di depan," jawabku enteng.

Deha buru-buru melakukan gerakan "menyibak", lalu mematung melihat apa yang ada di hadapannya. Aku juga.

Sebenarnya, aku tak tahu apa yang ada di hadapanku. Terlihat seperti puing-puing sesuatu yang terbuat dari batu. Tak ada orang sama sekali di sana, sepertinya tempat ini sudah lama ditinggalkan.

Ralat.

Ada dua anak perempuan di sana. Dua anak yang ... tak kubayangkan akan muncul di hari-hari akhir begini.

"Kenapa kamu sangat ingin tahu? Aku enggak yakin ini benar. Terlalu banyak yang ditutupi, tapi aku enggak percaya kata-katanya."

"Tapi ... ini untuk mencegah siklus yang mungkin bisa terjadi lagi."

Apa-apaan?

Hayalan, khususnya di cerita ketika Tare nyemplung ke sana, memang sebuah tempat semua karakter bercampur baur. Cross over. Dari semesta mana, nimbrung ke mana, seperti Tora dan Rehan yang beda cerita.

Tapi kenapa mereka mesti muncul sekarang ...?

"Dengan tahu alasannya, kita bisa mencegah kematian banyak orang. Insiden ini tidak boleh berulang."

"Lalu, kenapa minta bantuanku?"

"Aku tahu, kamu bisa tahu."

"Permisi, nona-nona." Aku memotong percakapan dua anak itu. "Ada yang bisa kubantu?"

Mereka sama-sama berjingkat.

"Ada insiden apa?" sambung Deha.

"Enggak tahu. Beberapa tahun lalu, rumah di sini tiba-tiba ambruk satu demi satu, makan banyak korban, tanpa diketahui penyebabnya." Salah satunya menjawab. "Aku berusaha mencari tahu penyebabnya, sekaligus mencari siapa yang bisa membantuku. Karena ... hanya aku yang selamat dari kejadian ini."

Trapped in Hayalan (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang