Day 9

20 5 0
                                    

Tema: [ Buat songfic dari lirik lagu yang di-generate oleh website https://theselyricsdonotexist

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tema: [ Buat songfic dari lirik lagu yang di-generate oleh website https://theselyricsdonotexist.com/ temanya diisi Love, Genre-nya bebas, Mood-nya bebas. ]

Genre: slight of young adult and fantasy

Judul: She is Not

Bentar, nanti song fic-nya ngga dari awal. Punten admin! Sejujurnya, saya ga paham liriknya :(

****

Woi, kenapa tema DWC kali ini berkali-kali menyentil sisi "romansa" saya.

Lupakan dulu soal mimpi buruk sang Ratu. Lupakan dulu soal pulau es tengah danau.

Sepertinya, Zele benar-benar menyiapkan pesta untuk kami. Kalau ditanya tujuannya, ia hanya cengengesan.

"Memang cari alasan buat masak banyak," lapor Azhari.

"Silakan makan sepuasnya!" seru Edi. Aku yakin, ia yang memegang kendali dapur sejak tadi.

"Hai, Ed. Kamu enggak ikut jalan-jalan?" tawarku.

"Enggak, sibuk."

Dasar.

"Lagian, Kakak juga enggak ikut."

Kakak di sebelahku hanya cengengesan. Ia dan ibunya memang mirip.

"Terus kenapa kalau Kakak enggak ikut?" tanya Ivy.

"Ya, enggak mau aja. Enggak seru."

Lah.

Aku melihat perubahan raut wajah Ivy. Ia pasti memikirkan sesuatu yang membuatnya berbunga-bunga.

"Hei, ngobrol yuk!" seru Ivy tiba-tiba.

"Aku?" Edi keheranan.

"Ya, nanti, sebelum kami berangkat. Apa kamu keberatan?"

Ivy ini memang tanpa tedeng aling-aling. Tapi belum pernah menyatakan perasaan ke seseorang yang sudah ia suka lima belas tahun.

"Um ... kamu jadi kayak kakak kandungku." Edi menggaruk kepalanya.

"Kakak kandung?"

"Ah, maksudnya, kata 'Kakak' udah terlalu sering kupakai buat memanggil dia ...." Edi melirik ke arah Kakak tak jauh di belakang kami.

"Hehe. Bilang aja kalau kamu keberatan. Kalau enggak, siap-siap aku ganggu." Ivy berlalu kemudian.

"Sejak kapan?" malah aku yang langsung bertanya.

"Sejak kapan apa?"

Aku memutar mata. Sudahlah. "Aku mau makan aja, deh."

Seperti hari terakhirku di Hayalan tahun lalu sebelum RI menjemputku, kami duduk lesehan di ruang tengah Rumah Danau, saling menggeser piring lauk dan peralatan makan. Suasana begitu meriah.

Trapped in Hayalan (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang