Day 27

13 4 0
                                    

buka website https://incorrect-quotes-generator.neocities.org/

Pilih berapa tokoh kalian, masukkan nama-nama mereka dan tekan generate.

Percakapan yang muncul wajib masuk ke dalam cerita. Kalian boleh klik tombol generate maksimal 3 kali dan bisa memilih salah satu dari dialog yang muncul

Saya milih dialog kedua atau ketiga, lupa saking keasyikannya mencet-mencet generate.

Insyaallah saya sportif, ya. Meski akhirnya tokohnya ganti :'3

****

Pembicaraan nonsense apa pun antara Ray dengan kembaran masa kecilnya alias Rehan, aku ingin mendengarnya.

"Woh, ya, kamu silakan nguping." Ray memergokiku yang memanjat pohon tak jauh dari mereka.

"Sori. Lanjutkan!" Aku cengengesan.

"Belum ngomong apa-apa, juga," gerutu Rehan. "Jadi, apa yang bikin kamu mau ajak aku ngomong?"

"Haha, dasar enggak sopan. Aku lebih tua dari kamu. Kamu segenerasi sama Tora, dan aku bapaknya."

"Tapi kan--"

"Kalian mestinya orang yang sama!" seruku.

"Ya, makanya." Ray menutupi wajahnya. "Tapi, nyatanya, enggak. Rehan, apa kita mirip? Apa kamu mau tumbuh dewasa seperti bapak-bapak menyedihkan dengan mata sebelah buta ini?"

Rehan menelan ludah. "Kenapa tiba-tiba nanya itu?"

"Enggak papa. Semoga aja, Tare enggak membuatmu menjadi--"

"Iya-iya, tenang saja!" Aku berseru lagi. "Rehan enggak akan tumbuh dewasa!"

"Bagus!" Rehan menudingku.

"Aku juga enggak mau!" seru Ray.

"Tapi, kamu udah--"

"Kenapa kamu jadi berisik?" Ray bersiap mengais tanah. Aku tahu, dia bisa-bisa menguburku sungguhan di sini. Aku memilih sembunyi di balik rerimbunan daun.

"Waw, dia berkamuflase," komentar Rehan.

"Rehan, kamu tahu?" tanya Ray tiba-tiba.

"Enggak," sahut Rehan.

Ray diam beberapa lama setelah itu. Ia seperti kehilangan bahan pembicaraan. Tiba-tiba saja, ia bergumam. "English is a difficult language. It can be understood through tough thorough thought, though."

Rahang Rehan menggantung. Ia pasti syok luar biasa. Aku, di atas pohon, terkikik-kikik menahan tawa.

".... Kamu, hentikan."

"Hah?" Ray mengerjap, seolah baru tersadar.

"Kamu ngoceh apa pake bahasa Inggris barusan?!" Rehan muntab, juga tampak ketakutan.

"E-eh, kayaknya aku lagi kebayang pelajaran dari Eugeo." Ray menggaruk kepalanya. "Bahasa Inggris itu susah, dan dia mencontohkan dengan kalimat ... through tough thorough--"

"CUKUP!" Rehan sungguhan kesal sekarang. "Kamu ngajak aku ngomongin hal enggak penting emang, ya!"

Ray tertawa. "Maaf. Ngomong-ngomong, ayahmu mana?"

"Tepat di belakangmu." Azhari tiba-tiba muncul, membuat Ray melonjak.

"Sepertinya, Eugeo dan lainnya bakal balik malam. Ada sesuatu yang enggak biasa bakal terjadi. Ya, kurang lebih gara-gara Tare di sini."

"Ada siapa di mana?" Aku menyahut dari pohon.

Azhari mengabaikanku. "Sudah mau magrib. Biarkan Tare ketemu penunggu pohon nanti. Ayo masuk, gelap-gelapan di luar enggak enak."

Trapped in Hayalan (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang