Tema: [ Buat lanjutan cerita dari tema hari ke-12. Minimal 250 kata di mana akhir setiap kalimatnya harus berima sama ]
Ga ada judul i
Jumlah kata dihitung dari batas bintang okei
****
****"Gimana kalau Alba sebenarnya ... sudah mati?"
Dasar Ivy, membuatku kepikiran sekali. Lalu, kami sama-sama hening sambil saling tatap sejak tadi.
".... Sudahlah, jangan dipikirkan melulu, nanti sakit hati." Ivy melambai.
"Apa, si?!"
Kemudian, Ivy menuju ke sekumpulan orang di sana–Rehan, Tora, Alba, dan Deha, plus BZ, meninggalkanku sendiri. Ralat, bersama RI.
"Kamu yang mengatur di sini," ucap RI. "Kamu tahu, semua ada dalam benakmu, mau karakter itu hidup atau mati."
"Bisakah kamu setop dari ngomongin hal-hal begini?" keluhku sambil memainkan jari. "Seolah-olah, aku ini penguasa lalim, seenaknya bilang seseorang bakal mati."
"Bakal atau sudah mati?"
Kenapa jadi bahas hal ini?
"Sudah, ayo kembali." Tanganku ditarik RI. Ia memang hobi mengaturku begini.
Aku tak tahan, rasanya benar-benar ingin menanyakan satu hal itu, tetapi ... siapa yang bisa menjawabnya, dalam keadaan yang seperti ini?
Apa hal terakhir yang Alba rekam dalam memori? Apakah ingatannya terdistorsi? Alba, Alba ... ia benar-benar masuk ke sebuah mesin karena Ven merasa ia akan mati? Atau ia sudah mati?
Pikiran sejak kemarin itu cukup menghantui. Hari ini, kami melepas Ashley dan Sally. Mereka sudah pamit sejak pagi.
"Kami sudah keluar hutan meteor tadi. Buat apa tetap membebani?" ujar Sally.
"Ehm, kami ini pengembara, mana tahu kita bisa ketemu lagi." Ashley menyahut sambil memainkan ujung rambutnya—yang panjangnya lima puluh senti.
Dan begitulah, mereka pamit meninggalkan kami. Ada-ada saja melihat cara mereka melompat dari sulur-suluran bunga ke tanah, unik sekali.
"Urusan mereka dengan kita udah selesai." Aku meregangkan tangan, tetapi langsung mengaduh karena kena gebuk Ivy.
"Terus, mau ke mana lagi buat mencari?"
"Mencari?"
"Mencari mesin waktu buat Alba, biar dia bisa kembali."
Ah, aku sudah mengoceh banyak dengan anak laki-laki itu, bercerita macam-macam, juga benar-benar menjadi dekat seperti keluarga sendiri. Karena ucapan Ivy tempo hari begitu mengganggu, aku merasa harus punya bukti.
Benda yang tadi Alba tunjukkan ... medali.
"Alba, kenapa kamu bilang medali itu ajaib, tadi?"
Alba menoleh sambil tangannya sibuk merogoh saku tempat ia menyimpan benda itu tadi. "Dia ajaib, karena ... setelah memegangnya, aku jadi ...."
Tiba-tiba, wajah Alba berubah pucat pasi. Ia seperti melihat sesuatu yang mengejutkan muncul di hadapannya tanpa permisi.
Ivy yang penasaran mencoba mencari. Ia menatapku heran, pertanda ia tak menemukan apa-apa yang aneh di sini.
"Hei ... Ven melarangku mati. Ia sampai histeris dan menyeretku ke rongsokan, tetapi ...."
"Apa yang kamu ... amati?" Tora tampak bingung dengan pertanyaannya sendiri.
"Aku sendiri. Apa aku ... sudah mati?"
****
Day 16 - selesai
Di gdocs sekitar 396 kata si. Yang penting lebih dari 250 toh, di WP suka berkurang ga pake permisi.
Semoga urusan si Alba bisa kelar sebelum DWC usai.
Biar asik, sampe sini tetap berakhiran -i.
Jkt, 16 Februari
zzztare aka adeha-i
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in Hayalan (Again)
Random[Dalam rangka Daily Writing Challenge NPC] *Mungkin mengandung spoiler dari semua cerita Tare* Untuk memenuhi tuntutan tema, Tare bermain ke Hayalan, dunia imajiner buatannya. Niat hanya bertandang sebentar, ternyata ia harus melalui misi untuk bisa...