08. Satya x Darell

2.3K 216 7
                                        

SMA Nusantara, Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Nusantara, Jakarta.
Wednesday, 12 October 2016.
06.38 AM.
---------------------------------------------

Rasya sengaja berhenti dan menunggu Nadira yang baru saja turun dari mobil berwarna putih.

Nadira terlihat begitu bersemangat, bahkan ia berjalan menghampiri Rasya sembari tersenyum lebar.

"Biar gue tebak..., Lo dijemput Darell?"

Gadis yang selalu mengikat rambutnya seperti ekor kuda atau terkadang mencepolnya ketika sekolah itu hanya merespon dengan mengangguk.

Mereka berjalan bersisihan menuju kelas, Nadira bahkan mengalungkan lengannya di pundak Rasya.

Rasya memincingkan matanya penuh curiga, dalam keadaan normal, menebar senyuman lebar pada setiap orang yang berpapasan dengannya tidak mungkin Nadira lakukan.

Nadira memang bukan gadis galak dan mudah tersulut emosi, tapi dia sangat kaku, sulit akrab dengan orang baru dan yang pasti sangat pintar dan rajin, tidak seperti Rasya, Fikri dan Bobby.

Mungkin Nadira salah pergaulan.

"Semangat banget lo, abis diapain sama Darell?"

Rasya asal mengatakannya. Sementara Nadira terlihat tak menyukai pertanyaan gadis itu.

"Sumpah, Fa, gue pengen ngerobek mulut lo kalau nggak inget banyak yang liatin kita sekarang!" desisnya.

"Bercanda sayang!! Lagian gue juga nggak bisa bayangin lo ada apa-apa sama makhluk jadi-jadian yang takut kodok kayak si Darell itu."

Mereka sampai di kelas, langsung duduk di kursi masing-masing.

Fikri pun bergabung. "Gue pengen cepet-cepet balik ke Patimura dah!" keluhnya pada detik pertama ia duduk di kursi depan Rasya.

"Kenapa emang?"

Fikri menopang dagu dengan wajah malas. "Disini hawanya nggak enak banget, aura-aura negatifnya kuat."

"Dih, biasanya juga lo sama Bobby yang bawa aura negatif!" Rasya menyela, merasa perlu mengingatkan bahwa laki-laki itu juga pembawa aura negatif.

"Nah itu tuh, itu masalahnya, gara-gara kagak ada Bobby aura negatif gue jadi kalah kuat sama punya mereka!" Fikri mengarahkan pandangannya ke pojok ruangan, mungkin ada masalah dengan salah satu orang disana.

Konyol. Rasya dan Nadira puas menertawakan Fikri yang kembali menopas dagu dengan malas.

"Ya udah, ubah aja aura lo jadi Positif." Nadira memberi saran, tangannya mengarahkan wajah Fikri agar melihat ke meja depan.

Fikri mendengus, kali pertama ia menginjakkan kaki di kelas ini saja ia sudah menetapkan laki-laki di depan itu dalam blacklist-nya.

Katanya peringkat satu di kelas, aktif banyak organisasi dan sering ikut lomba. Tapi angkuhnya subhanallah, Fikri melengos, tak ingin melihat laki-laki bernama Farhan itu lebih lama.

BARAJA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang