35. Teror

1.2K 138 0
                                        

Rasya's House, Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasya's House, Jakarta.
Saturday, 03 December 2016.
07.22 PM.
-------------------------------------------------

Rasya memandang jauh ribuan bintang yang tengah berpendar di langit, terlihat indah pun misterius.

Nyatanya, benda langit yang nampak cantik berkelap-kelip itu hanya bisa dinikmati dari kejauhan, ketika dilihat dari dekat, tak lebih dari sekedar benda bulat yang bercahaya.

Beberapa hal memang seperti bintang, indah jika hanya dilihat dari kejauhan, bukan dimiliki.

Rasya mengusap kedua lengannya, menciptakan kehangatan di tengah angin malam yang bertiup, tak bisa menahan senyum kala mengingat apa yang terjadi padanya beberapa hari terakhir ini.

Pandangannya terjatuh pada gelang di tangannya, bertanya-tanya, sampai kapan benda itu akan ada disana?

Satu minggu kah?

Satu bulan?

Atau... Satu tahun?

Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi esok, tanpa ia sadari, ia berharap lebih. Berharap lebih akan hubungan sandiwara antara dirinya dan Bara.

Mungkinkah?

Seberapa keras pun ia berusaha, seberapa sering pun ia mengingatkan bahwa semua ini tidak nyata, sikap Bara selalu membuatnya kembali lupa, lupa akan fakta bahwa sebenarnya tak ada yang terjadi diantara mereka berdua.

Lupa bahwa, Bara tidak mencintainya, tidak sehangat apa yang laki-laki itu tunjukkan di depan orang lain.

Entah bagaimana semua ini akan berakhir nanti, detik ini, Rasya mengaku bahwa ia menyerah, menyerah akan hatinya, menyerah akan perasaannya.

Suara dering ponsel membuatnya berbalik, buru-buru mencari keberadaan benda yang sedari tadi ia abaikan.

Mendapatinya tergeletak di atas tempat tidur, Rasya menghempaskan tubuhnya disana, meraih benda itu.

Sebuah panggilan masuk tertera di layar, namun nomor private berhasil membuat Rasya mengerutkan kening.

Keanehan kembali terjadi, mata Rasya bahkan melebar karena saking terkejutnya.

Gadis itu belum mengangkat panggilan yang masuk, tapi secara tiba-tiba panggilan telah tersambung.

"Welcome to the game."

Suara yang terdengar berat dan samar dari panggilan itu berhasil membuat Rasya beranjak dari tempat tidur, berlari keluar kamar.

"BANG ARKAN!! BANG ARZAN!!" teriaknya menggelegar di setiap sudut rumah, terlalu panik hingga lupa jika sekarang sudah malam dan tindakannya itu sangat mengganggu.

Arzan muncul lebih dulu, berlari menghampirinya dengan mata memerah dan rambut acak-acakan.

"Kenapa?! Ada apa??"

BARAJA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang