38. Buronan

1.2K 134 3
                                        

Monday, 03 December 2016

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Monday, 03 December 2016.
06.24 PM.
----------------------------------------------

Motor berwarna ungu itu melaju dengan kecepatan kilat, sama sekali tidak mengindahkan klakson juga makian yang ia terima dari pengendara lain.

Dibalik helm, raut wajah Bara begitu gusar, pun matanya berpendar gelisah disertai dengan sepercik amarah.

Rem ditarik kuat, membuat roda dari kuda besi itu berhenti bergerak dengan spontan menimbulkan suara decitan keras.

Setelah keluar dari rumah Rasya, ia mendapat informasi bahwa markas mereka telah ditemukan oleh pihak kepolisian.

"Sialan!" desisnya tajam.

Dia merasa lemah sekarang. Orang-orang berseragam itu mengepung markas De Dickens sementara dirinya hanya bisa melihat dari jauh.

Di sana, beberapa anggota De Dickens tertangkap, mereka keluar dari markas dengan tangan diborgol, digiring menuju mobil polisi.

Bara tidak begitu mengenal siapa saja yang dibawa oleh polisi, tapi diantaranya ia hanya tau Milo juga ikut serta.

Dia semakin menenggelamkan motor beserta dirinya di semak-semak ketika mobil polisi itu keluar dari area markas. Pandangannya mengikuti pergerakan mobil itu.

Begitu mobil itu sepenuhnya tak terlihat, barulah dia keluar dari persembunyian, membawa motornya ke arah markas.

Bara turun dari atas motor, berjalan ke arah markas tanpa melepas helm. Semuanya serba tidak pasti sekarang, bisa saja para polisi itu memasang cctv di tempat itu untuk mencari anggota De Dickens yang lain.

"Rey, Nata, Dika, Adrian, posisi?" Dia berbicara melalui earpiece.

Belum ada yang menjawab, Bara meraih knop pintu, mencoba membukanya namun ternyata pintu itu dikunci.

Brakk!!

Pintu itu terbuka dengan sekali tendangan, Bara masuk ke dalam sana dengan amarah semakin memuncak.

Dia akan membalas semua ini. Pasti.

Itulah sumpahnya dalam hati. Begitu masuk ke dalam markas, ia tidak mendapati perubahan apapun, semuanya masih berada di tempat yang seharusnya.

Bara berlalu dari ruangan itu, ganti ke ruangan Rey. Begitu tiba disana, beberapa barang tidak ada ditempatnya, meja yang biasanya berisi komputer dan alat-alat lain kini kosong.

Dia beralih ke lemari di sudut ruangan, membukanya dan kembali menemukan hal yang sama seperti di meja. Lemari itu kosong. Kardus-kardus berisi senjata, alat peledak, watchphone, juga earpiece dan gps mereka yang baru tak ada disana.

Bara menutup pintu lemari itu, memikirkan dua kemungkinan. Yang pertama, Rey dan yang lain berhasil mengamankan barang-barang itu. Dan yang kedua, polisi menemukan barang-barang itu dan membawanya, yang artinya, mereka kini sudah berakhir.

BARAJA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang