23. Bingung

1.1K 127 1
                                        

SMA Nusantara, Jakarta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Nusantara, Jakarta.
Thursday, 17 November 2016.
06.44 AM.
------------------------------------------------

Melintasi koridor SMA Nusantara sendirian sepertinya telah menjadi hal yang lumrah bagi Rasya, selama tiga hari berturut-turut ia memang sendirian.

Tak ada Nadira, Fikri, maupun Bobby. Ya, mungkin ia masih bertemu Bobby ketika jam istirahat, tapi karena laki-laki itu berbeda kelas dengan dirinya, mereka jadi jarang berpapasan.

"Rasya!"

Ia berhenti, menyempatkan diri untuk menengok ke belakang sekedar mencari tau siapa dan dengan tujuan apa orang di belakangnya itu memanggil namanya.

"Hai!" Rasya menyapanya ramah saat mendapati Qila berlari ke arahnya.

Mungkin ia harus meralat kalimat selalu sendiri karena sebenarnya Qila memang selalu menemaninya di setiap kesempatan, seperti saat mereka berpapasan atau tak sengaja bertemu di kantin juga tempat-tempat yang lain.

"Lo udah ngerjain tugas dari Pak Joni?" tanya Qila, mencoba membuka percakapan seraya menyusuri koridor yang mengarah ke kelas mereka.

"Yap, gue masih sayang reputasi kali, mending begadang sampek tengah malem deh daripada harus nganggung malu dihukum nyanyi di tengah lapangan."

Mereka tertawa bersamaan, mulai membahas masalah lain yang sama sekali tak ada hubungannya dengan pembahasan awal. Dasar perempuan, sekalinya menemukan lawan bicara yang sesuai maka percakapan mengenai air mata semut pun akan menjadi menarik.

Tanpa sadar mereka telah sampai di depan kelas, ruangan itu telah ramai karena memang lima belas menit lagi jam pelajaran akan dimulai.

Rasya melambaikan tangan pada Qila ketika mereka harus duduk di kursi masing-masing, ia masih tertawa sampai ketika matanya menangkap sosok yang telah menghilang tiga hari ini.

Sahabatnya, Nadira ...., Duduk di kursinya dengan kondisi yang sangat baik-baik saja.

Rasya duduk di kursinya, melepaskan beban punggungnya sebelum menoleh pada Nadira. "Lo kemana tiga hari ini?"

Nadira balas menatapnya, tak menunjukkan ekspresi apapun. "Nggak kemana-mana, gue cuma kurang enak badan aja."

Rasya hanya mengangguk tak berniat bertanya lebih jauh, ia hanya merasa canggung karena kejadian tempo hari, baru kali ini dirinya dan Nadira bersitegang.

"Fa, lo beneran nggak ada hubungan apa-apa sama Darell?"

Pertanyaan yang tak terduga meluncur dari bibir Nadira. Yang benar saja, setelah menghilang tiga hari tanpa kabar gadis itu hanya bertanya masalah tidak penting seperti ini saat mereka kembali bertemu?

Rasya menggelengkan kepala. "Kan gue udah bilang kalau gue nggak ada hubungan apa-apa sama Darell. Kenapa sih?"

"Setelah gue pikir-pikir, sikap gue selama ini terlalu berlebihan." Rasya mendengarkan dengan seksama, tak berniat menyela sedikit pun. "Nggak seharusnya gue nge-judge Darell separah itu padahal gue sama dia deket banget dulu."

BARAJA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang