Bara merasa hidupnya terlalu special jika harus dihabiskan dengan masalah romansa dan segala tetek-bengeknya.
Selama ini dia merasa cukup hanya dengan teman-temannya, De Dickens.
Tapi hidup selalu punya twist-twist kecil disetiap denting waktu yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SMANusantara, Jakarta. Monday, 12 September 2016 09.17 AM. ---------------------------------------------
"Astaghfirullahhal'azim.., Darell!! Sini kamu!!" panggil seorang guru bertubuh tambun seraya berkacak pinggang.
Sementara itu, didepan sana ada seorang laki-laki berambut sedikit pirang di bagian atasnya serta sebuah buku tulis kecil yang ia gulung dan masukkan ke saku celananya sedang berjalan dengan santainya sembari bermain ponsel.
Mendengar namanya dipanggil, dia pun berbalik badan. Sedetik kemudian tersenyum lebar. "Eh, Bu Tut. Selamat pagi, Bu," sapanya ramah.
Bu Tut atau yang lebih tepatnya Bu Astutik adalah seorang guru BP di SMA Nusantara ini, guru bertubuh tambun dengan kacamata kebesaran yang selalu terlihat merosot karena hidungnya yang minim itu disebut-sebut sebagai guru tergalak disana.
"Nggak usah sok manis kamu, kesini!"
Darell menyimpan ponselnya kembali, kemudian mulai melangkah mendekat pada guru itu.
"Ada apa, Bu. Kangen ya?" godanya saat sudah berada di depan guru itu.
Bu Tut mendongakkan kepalanya berusaha menatap wajah laki-laki itu yang notabene memang lebih tinggi dari dirinya, wanita itu kemudian menarik telinga Darell membuat si empunya meringis kesakitan.
"Kamu ini niat sekolah apa main?!" ujarnya penuh penekanan. "Nggak pernah bawa tas, pelajaran jarang-jarang ikut, berangkat sering terlambat, eh sekarang pake gaya-gayaan ngecat rambut segala. Kamu ini nggak kapok ibu hukum?!" semburnya.
"Awh.., ibu ini emang nggak peka ya.., saya itu ngelanggar tata tertib biar bisa ketemu terus sama ibu."
Bu Tut menarik telinga Darell dengan lebih kencang. "Bercanda terus!"
"Eh..,eh Bu. Jangan ditarik terus bu, ini nanti kalo copot saya cuma punya satu telinga dong.." rengek laki-laki itu.
"Loh..loh, Bu. Ada apa ini?" tanya seorang guru laki-laki bertubuh kurus kerempeng yang tiba-tiba menghampiri mereka berdua.
Darell memutar bola matanya, "Hadeh, caper...."
"Apa kamu bilang?!" Guru laki-laki itu nampak tersinggung mendengar gerutuan anak didiknya yang menjengkelkan itu.
"Pak Ku, sadar nggak sih. Bapak itu sedang mengganggu kebersamaan saya dengan Bu Tut, mending bapak pergi jauh-jauh deh," usir Darell membuat kedua orang guru itu kembali menatapnya tajam.
Pak Ku, atau yang lebih tepatnya Pak Kusnadi adalah salah satu guru SMA Nusantara. Semua orang tau bahwa Pak Ku dan Bu Tut ini memang memiliki perasaan yang lebih dari seorang rekan kerja.
"Darell!!" bentak keduanya serempak.
Dengan dramatis, laki-laki itu menutup kedua telinganya rapat-rapat. Beberapa saat kemudian ia kembali membuka telinganya. "Cie.., Kompak cie.." godanya lagi.