05. Insiden

2.4K 238 3
                                        

SMA Nusantara, JakartaTuesday, 20 September 201611

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SMA Nusantara, Jakarta
Tuesday, 20 September 2016
11.47 AM.
---------------------------------------------

”Nyeng, pinjem catetan yang tadi dong.”

Rasya melirik kesal pada pemilik suara itu, siapa lagi yang akan memanggilnya dengan nama aneh seperti itu kalau bukan Fikri dan Bobby?

Tapi Bobby lebih sering memanggil dirinya dan Nadira dengan sebutan ‘Neng’, jadi sudah pasti yang berdiri disamping mejanya ini adalah Fikri.

“Kenapa nggak minjem Nadira aja sih?” ketusnya.

“Dih, amnesia lo?”

Rasya menoleh ke samping, kursi Nadira kosong. Benar, ia lupa bahwa Nadira izin tidak masuk karena sakit hari ini.

Berdecak. Rasya kembali membuka tas nya, mengambil sebuah buku tulis kemudian menyerahkannya pada Fikri. “Pulang sekolah harus udah ditangan gue lagi pokoknya,” peringatnya.

“Iye, iye.” Fikri beranjak pergi, namun kemudian kembali menoleh ke arah Rasya. “Oh iya, lo kalau mau ke kantin pergi aja, Bobby ada urusan sama ekskulnya.”

Jadi disini lah Rasya sekarang. Berdiri di depan ruangan berlabel Perpustakaan.
Rasya yang sedang tidak ingin berada di keramaian pun memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya kali ini di perpustakaan.

Membaca buku? Tidak. Lebih tepatnya gadis itu hanya akan menumpang Wi-Fi yang tersedia di perpustakaan tersebut. Lumayan kan, ia bisa streaming lagu-lagu dari Idolanya.

Setelah melepas sepatunya dan meletakkannya di rak sepatu, gadis itu masuk kedalam ruangan penuh buku itu. Hawa dingin AC menyambut kedatangannya.

Tanpa pikir panjang, ia pun berjalan menuju rak paling belakang untuk mencari buku. Ralat, lebih tepatnya untuk mencari benda yang bisa menutupi ponselnya nanti.

Ia pun memilih rak disebelah kiri paling belakang. Namun saat berbelok, ia malah dikejutkan oleh adanya sosok laki-laki yang tertidur dengan nyenyak di lantai.

Rasya menatap laki-laki itu dengan seksama, baju dikeluarkan, tidak memakai dasi, dan memakai sepatu tanpa kaos kaki. Apalagi yang kurang menggambarkan sosok tak baik dalam diri laki-laki itu? Sayangnya, Rasya tak dapat melihat wajahnya yang ditutupi oleh sebuah buku.

"Dua sisi.." gumam Rasya membaca judul yang tertulis di buku tersebut.

"Darell!!" Suara lantang dari arah pintu masuk memecah keheningan dalam ruang perpustakaan itu, membuat Rasya yang tadinya memfokuskan diri pada laki-laki di bawah kakinya itu pun mengalihkan perhatian.

Nama itu membuatnya kembali teringat akan satu hal. "Oh ... jadi ini Darell, cowok yang waktu itu diteriakin sama Tante Tutik," pikir Rasya.

Dengan cepat Rasya meraih buku apapun yang berada didekatnya saat matanya menangkap pergerakan dari Darell.

BARAJA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang