Unknown Place.
Sunday, 13 November 2016.
02.25 PM.
---------------------------------------------Dalam ruangan berukuran sedang seseorang fokus menatap layar komputernya, jari-jarinya menari-nari di atas keyboard menimbulkan suara khas.
Dindingnya yang berwarna abu-abu tua dipenuhi tempelan kertas berisi coretan-coretan angka bercampur abjad dan simbol-simbol yang hanya akan dipahami oleh penulisnya.
Dia yang duduk didepan komputer tersenyum puas, sepertinya apa yang telah ia kerjakan selama berjam-jam ini berhasil.
Pintu ruangan itu terbuka membuat sorot cahaya dari luar ikut masuk bersamaan dengan seseorang yang bertanya, "Gimana?"
Dia yang duduk di depan komputer tertawa. "Beres," balasnya.
"Lo yakin mereka bakal percaya?"
"Nggak." Ia menjawab dengan jujur, tak ingin meremehkan lawan mereka. "Tapi kalau cara ini gagal, gue masih punya seratus ribu cara yang lain, dan gue pastiin satu diantaranya bakalan berhasil," ujarnya percaya diri.
Lawan bicaranya berdecak, mengeluh, "Kenapa lo nggak langsung aja pake cara yang pasti berhasil? Gue butuh tikus-tikus itu sebelum mereka ngehancurin bisnis gue!"
"Itu bedanya lo sama gue. Cara main lo terlalu kasar. Kalau gue ngikutin cara lo bisa-bisa tikus itu waspada, semakin susah buat ditaklukin," ujarnya sembari tertawa geli seolah tengah mengutarakan lelucon.
Helaan nafas berat terdengar. "Gue serahin semuanya sama lo," katanya. "Oh iya, gue kesini mau ngasih tau kalau kita bakalan nyerang mereka lusa, lebih cepet daripada rencana awal."
"Lusa?" tanyanya, melirik layar komputernya yang masih menampilkan tulisan loading beserta presentase proses yang tengah dijalankan kemudian kembali menatap lawan bicaranya. "Gue nggak yakin ini bakal selesai lusa, tapi gue bakal usahain," katanya kemudian.
Tanpa mengatakan apapun orang itu segera beranjak pergi dari sana, menutup kembali pintu ruangan itu menyisakan keheningan.
Sementara dia yang masih duduk di depan komputer kembali fokus. Diam tak melakukan apapun hanya pandangannya yang awas tak teralih sedetikpun dari layar.
Warna hijau di dalam objek berbentuk tabung terus bergerak naik bersamaan dengan persentase yang terus meningkat disampingnya juga perkiraan waktu selesainya proses tersebut dan beberapa simbol lain yang terlihat aneh.
Waktu terus berlalu, begitu cepat, objek tabung itu sepenuhnya berwarna hijau dengan persentase seratus persen. Tiba-tiba layar komputer itu menghitam, tak menampilkan tulisan ataupun gambar apapun.
Dia mulai menggerakkan jari-jarinya lagi di atas keyboard, menekan beberapa tuts yang sekilas terlihat acak dan tak beraturan, sangat cepat, sampai akhirnya sebuah tulisan muncul di layar.
KAMU SEDANG MEMBACA
BARAJA [NEW VERSION]
Подростковая литератураBara merasa hidupnya terlalu special jika harus dihabiskan dengan masalah romansa dan segala tetek-bengeknya. Selama ini dia merasa cukup hanya dengan teman-temannya, De Dickens. Tapi hidup selalu punya twist-twist kecil disetiap denting waktu yang...