Hujan turun dengan deras sejak kemarin sore, dan pagi ini hujan masih terus turun dengan intensitas tinggi. Bahkan, bukan lagi membasahi komplek perumahan mewah itu. Genangan air sudah timbul sejak tengah malam.
"ASSALAMU'ALAIKUM, BANJIIIR... BANJIIIR. MASYARAKAT GRAHA PERMAI SIAGA BANJIIIR!"
"Wey, lo kok kaga basah?" suara Hoseok tertangkap oleh microphone di tangan Hanbin dan terdengar jelas di speaker masjid.
Iya. Tadi Hanbin yang ngumumin banjir. Lelaki itu memang mendapatkan jadwal adzan subuh untuk hari ini, tetapi bukannya membuka hari dengan sholawatan, Hanbin justru mengumumkan bahwa Graha permainan terendam air.
Lingkungan blok c bahkan sudah selutut. Hanbin saja berenang ke masjid, terus baju sama sarungnya dimasukin ke kotak besar tupperware agar aman. Di rumah gak ada plastik, maklum bunda duta go green.
Untung saja masjid Al-Falah di desain tinggi, hingga hanya area belakang, ruang wudhu bawah, dana setengah anak tangga yang kena.
"Blok B juga banjir?" tanya Hanbin kepada Hoseok yang sedang menjemur sarungnya, hingga pria jomblo itu hanya mengenakan kolor bunga-bunga.
"Lumayan, sebetis ..." bukan Hoseok yang menjawab, melainkan Jinyoung yang sama sedang menjemur sarungnya di kipas angin.
"Ustadz Sooman kayanya gak akan kesini, bisa tenggelam dia di lapangan." Hanbin hanya meringis saja, lelaki itu tak menyahuti perkataan asal dari Hoseok. "Bayangin Ustadz Sooman dari Graper 2 lewat lapangan, hanyut kayanya--"
"Siapa yang hanyut, Seok?"
Dengan penuh drama Hoseok membalikkan badannya, dan langsung disambut oleh pria berkacamata yang tersenyum kepadanya. "Eh Ustadz udah sampe, kapan datangnya?"
"Tadi, kebawa arus ..." jawab Ustadz Sooman asal, dan setelah itu disusul gelak tawa Hanbin dan Jinyoung. "Jangan berisik, ini Masjid. Hanbin cepet Adzan, udah waktunya."
🏘
"To, lo kaga sekolah?" tanya Jungkook saat melihat adik dari kekasihnya itu sedang mengeluarkan air dari pekarangan rumah.
"Lagi kena musibah, Kak. Rajin banget sekolah ..." jawab Haruto yang masih asik mengeluarkan air banjir agar tidak masuk ke garasi. Walaupun sebenarnya itu percuma, Lexus Ayah, Cooper Bunda, dan Mercedes Haruto, ketiganya tak bisa lagi diselamatkan. Berbeda dengan mobil Hanbin dan Donghyuk yang langsung diungsikan ke blok A saat banjir belum setinggi sekarang.
"WOY! IKAN BAPAK GUE LEPAS SEMUA. ATI-ATI KEPATIL LELE!" Sungjae tiba-tiba saja muncul dengan kasur balon sebagai perahu, dan centong nasi sebagai dayung. Iya sih, itu centong gak berguna sebenarnya.
"Kak Sungjaeee ikuuuut!" teriak Haruto yang sudah tak lagi mempedulikan garasi mobil. Remaja kelas 10 SMA itu langsung terjun ke jalanan blok C yang airnya sudah sepaha.
"Gue mau balapan, lo pake barang lain aja!" usir Sungjae yang tak mau memberikan tumpangan kepada tetangganya.
"Ih! Di rumah ga ada yang bisa ngambang," protes Haruto. "Kecuali kalo A Mbin berak."
"Kak Jae, ayok ke lapangan. Anak Graper Dua pada nungguin!" Junhoe terlihat antusias, lelaki itu sedang menarik kolam renang balon milik Jihan dan Dihan. "To ayok ikut, lo gak akan tenggelam disana."
"GAAAAS!" teriak Haruto semangat, lelaki itu langsung berenang seakan air banjir adalah gelanggang olahraga.
Lingkungan paling parah terendam banjir memang lapangan voli dan basket, lalu blok C Graha Permai Utama, dan blok E Graha Permai Dua.
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...