"Anjir, ini beneran mau berulah?" tanya Jungkook panik. "Isinya pejabat semua, woy!"
Para perusuh sudah berkumpul di parkiran sebuah restoran outdoor yang disewa oleh keluarga pengantin. Pasukan marawis itu tiba-tiba saja menciut saat melihat tamu undangan yang hadir ke acara Bang Ucok. Pejabat semua cuy, ngeri.
Konsep pernikahan Bang Hoseok itu outdoor dan intimate. Hanya ada beberapa tamu yang hadir, dan mereka semua orang-orang penting. Tadi saja saat akad nikah tak ada satupun makhluk hidup dari Graha Permai yang berani berulah.
Mas Kiki datang menghampiri para kerumunan anak kompleknya. "Hoy! Penampilan spektakulernya mana? Kok visi misi mempermalukan mempelai pria kagak jalan?"
Hanbin mendelik, ingin rasanya ia melempar sepatu pada manusia yang sok-sokan jadi motivator sesat. Mas Kiki ini emang dedengkot utama penunjuk arah yang salah. Anak kompleknya mau taubat aja dia hasut buat berulah lagi.
"Mas, di dalem isinya orang penting semua. Ngeri ngerusak acara mereka," sahut Taeyong yang sedari tadi berusaha menahan para tetangganya, "kasian Bang Hoseok nantinya. Kita langsung ke sesi terakhir aja nanti."
Jungkook mengangguk setuju. Untuk kali ini ia tak berencana menjadi perusuh. Melihat interiornya saja membuat Jungkook seketika berubah menjadi manusia alim. Agak jomplang sama tema kerusuhan yang mereka ambil.
"Nggak enak sama keluarga perempuannya, Mas," sahut Hanbin.
Haechan, Haruto, Lucas, dan para lenong lainnya memilih untuk diam. Memainkan rebana secara pelan. Mereka sebenarnya tim tidak punya malu, asal para tetua juga malu-maluin.
Nah, masalahnya ini dedengkot yang tua aja malu. Hanbin yang memiliki misi untuk balas dendam karena saat nikahannya juga terkena kerusuhan saja sekarang menciut. Taeyong yang emang waras, jelas melarang.
Mino dan Yunhyeong yang datang menyusul menatap bingung para binatang liar yang tiba-tiba saja jinak. "Weh, ada apa, nih? Kok belum siap-siap?" Mino sebagai teman dari kedua mempelai jelas paling semangat membuat kerusuhan. "Ayo masuk! Katanya mau pensi."
"Bang, mereka isinya orang waras semua," sahut Taeyong pada Mino. "Jangan ngerusak acara sakral kali ini, deh. Nggak enak sama keluarga mempelai wanita, takutnya nggak nyaman sama kegilaan anak komplek."
Baik Mino maupun Yunhyeong, mereka berdua kompak berdecih. Bisa-bisanya keluarga mempelai wanita dibilang nggak nyaman sama kegilaan. "Elah, dikata Bomi waras," sinis Mino tak terima kalau teman sekelasnya saat SMA dibilang tidak gila. "Keluarga Si Bomi sejenis sama kalian."
Yunhyeong mengangguk setuju, kebetulan ia juga kenal dengan keluarga mempelai wanita. "Gue udah bilang ke WO, aman semua, kok. Justru siapa yang manu jadi biduan? Katanya nanti mau disawer sama tantenya Mbak Bomi."
Haruto dan Haechan yang memiliki jiwa biduan cukup tinggi jelas siap maju paling depan. "Aman, Bang?" tanya Haechan antusias. "Gue udah hafal lagu Sial Mahalini versi koplo, nih."
Mino jelas mengacungkan ibu jarinya. "Udah gerak sesuai konsep semua. Tunjukin kalo latihan kalian selama dua hari ini nggak sia-sia!" calon bapak yang istrinya lagi hamil tua itu seketika berubah menjadi motivator.
Sama seperti kakak sulungnya. Mino dan Mas Kiki sama-sama seorang motivator sesat. Yang membawa penduduk Graper menuju kegilaan. Emang keluarga Song ini bisa dibilang bibit bobrok.
"Weh! Ini kenapa belum pada siap?" Mba Hyesun menghampiri pasukannya dengan langkah yang sedikit terhalang oleh songket kebayanya. "Ayo kita kasih persembahan istimewa buat Hoseok! Kalian kagak usah demam panggung gara-gara ditonton pejabat. Justru ini waktunya lo pada unjuk bakat."
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...