"Ape, nih? Ape, nih?" Haechan mendekat dengan heboh saat melihat sebuah mobil pick up sedang melakukan bongkar muat di rumah yang beberapa bulan ini kosong. "Makhluk sial mana yang pindah ke komplek ini?"
Haechan itu anak blok depan, tapi emang dasar dia nggak bisa diem di Graha Permai 2, makanya sering berkeliaran ke segala penjuru Grada. Bakat anak RT-nya memang mendarah daging.
"Weh, ini udah dapet izin dari bapak gue belum?" tanya Haechan entah pada siapa. "Wah, ilegal ini."
Dengan penuh drama Haechan mencegat kuli angkut yang sedang menurunkan sofa. Tetapi, tak ada yang peduli dengan pemuda berkaus putih serta celana bola Manchester United itu. Lima bapak-bapak yang sedang sibuk itu pasti mengira Haechan orang gila lepas.
Ini sudah pick up kedua yang datang ke Graha Permai 2 di blok E. Sebelumnya ada kulkas dan alat elektronik hasil hadiah pernikahan yang sudah setahun nganggur di gudang. Sedangkan yang ini adalah beberapa kebutuhan rumah tangga yang baru dibeli di B Furniture.
"Wey, mending lo bantuin! Ambil itu vas bunga!" Hayi tiba-tiba saja keluar dari halaman rumah. "Sekalian sama daun-daun palsunya, Hwi."
Haechan langsung merengut tidak suka. Bisa-bisanya Hayi memanggilnya Hwi. "Ini Haechan," koreksinya dengan sewot, "kalo Daehwi melehoy, kalo gue LAKIK!" Dengan penuh ekspresi Haechan mengikuti jargon ala-ala seleb TikTok, ia bahkan menekukkan tangan kananya agar memperlihatkan otot bisep yang lebih banyak lemaknya.
Kasihan Hayi. Ini baru satu yang muncul aja dia udah berdoa biar waktu cepat berlalu dan kontrak ruman ini cepat berakhir.
"Simpen di mana, Teh?" tanya Haechan yang sebenarnya tidak terlalu akrab dengan Hayi. "Apa gue pecahin aja?"
Hayi memukul pundak Haechan. "Lo yang gue banting!" sewotnya penuh emosi. "Simpen di sudut ruang tamu."
Setelah telinga pengang dengan segala usaha tim pemasaran dadakan alias Hanbin, Ten, Chanhyuk, Wonwoo dan Jun. Akhirnya Hayi setuju untuk mengisi sementara rumah yang kosong di Graha Permai 2. Dengan berat hati Hayi mengiyakan itu, karena lama-lama otaknya puyeng denger penawaran Ten yang seperti dikejar target.
"Widiiih, udah dapet babu aja lo," puji Chanhyuk yang datang ke rumah sepupunya. "Chan, digaji berapa sama Hayi?" Lelaki itu memanggil Haechan, tetapi seperti memanggil dirinya sendiri.
Haechan hanya melirik sinis. "Nggak mau ngomong sama orang gila," jawabnya asal dan langsung kabur saat akan mendapatkan jitakan dari Chanhyuk.
Sebenernya nggak heran Haechan bilang Chanhyuk orang gila. Lelaki itu memakai celana pendek bunga-bunga yang tidak nyambung dengan kemeja kuning oversize serta kaca mata hitam seperti orang buta. Dah, lah. Emang fashion Chanhyuk seaneh tingkahnya.
"Hanbin mana, Yi?"
"Kerja--"
"Buset, malem tahun baru kerja?" Chanhyuk dengan santai duduk di motor Nmax Bobby yang terparkir di garasi. "Kejar terget banget?"
Hayi hanya mengedik. "Bangun lo! Bantuin pasang rak di dalem! Jadi tim marketing berguna dikit!" omelnya mendorong wajah Chanhyuk. "Panggil pasukan lo yang kemaren-kemaren heboh promosi Pesona Graper Dua!"
🏘️
Halaman depan rumah bercat merah berpadu abu itu sudah dipenuhi oleh beberapa manusia. Selepas magrib tadi sudah diadakan pengajian kecil-kecilan, katanya untuk mengusir setan, tapi masalahnya sekarang para setan datang diundang ke rumah itu.
"Widiiih, jadi bakar ayam, nih?" Junhoe sudah duduk santai sembari menikmati dimsum ayam. "Seafood juga sekalian, A!"
Chanhwoo ikut menyahut, "Nah! Gue ada rekomendasi tempat jual ikan seger, nih! Mereka pernah endorse gue. Yok, siapa yang mau bayar? Kontaknya masih ada di gue, nih. Gila, sih, itu ikannya seger banget, murah juga."
"Pesen, dah, Chan," sahut Bobby. "Nanti Mas Jinan yang bayar."
Jinhwan yang sedang bermain ponsel jelas langsung melirik sinis. "Gue nggak mau makan ikan," tolaknya beralasan enggan makan ikan, padahal lebih menjurus ke nggak mau bayarnya. "Lo yang nyuruh, Lo yang bayar, lah!"
"Dih, gue nggak makan ikan," sahut Bobby. "Makan kagak, masa bayar."
Yunhyeong tak terlalu peduli dengan keributan mereka. Ia fokus memanggang daging yang ia bawa, berbagi tugas dengan Donghyuk. Malam ini teras depan rumah baru Hanbin lebih dulu diisi oleh manusia-manusia gila.
"Gue jam 10 ada acara," ucap Yunhyeong, "restoran ngadain New Years bareng gitu."
Bobby yang mulutnya sudah penuh dengan irisan daging baru matang masih tetap berkomentar, menyahuti perkataan Yunhyeong. "Halah, bilang aja mau berduaan sama Mina."
"Mina lagi di main sama Dahyun," bela Yunhyeong. "Suudzon aja lo!"
"Eh, tapi gue juga jam 10 balik," sahut Jinhwan, "kasian Sana sama anak-anak harus pulang subuh."
"Gue juga, deh," sahut Bobby, "walaupun rumah di blok depan, tapi kasian Jihan sama Dihan kalo harus pulang malem, angin Graper gak sehat."
Chanwoo berdecih. "Dasar para bapak -bapak. Hidupnya sudah tidak bebas lagi. Menyedihkan," ledeknya dan langsung mendapatkan lemparan sukro dari Hanbin.
"Terlalu bebas nggak baik, Chan. Cewek lo deket sama juniornya, noh," ledek Hanbin dan disusul sorakan heboh para manusia lainnya. "Tapi, Somi lebih cocok sama Si Itu, sih. Siapa namanya, Chan? Si Junior yang ada di IG Somi."
Wajah Chanwoo mengeruh, hubungannya dengan Somi memang sedang tidak bisa dikatakan baik. Makanya malem ini si bungsu itu lebih milih merusuh di rumah baru Hanbin daripada jalan bareng Somi yang juga memilih pergi dengan teman-teman kuliahnya.
"Cari pasangan yang aman-aman aja, Chan. Yang bisa lo pantau, yang saingannya juga nggak berat."
Yunhyeong mengangguk, menyetujui perkataan Junhoe, tetapi matanya melirik sinis pada pemuda penjaga warung itu. "Rose juga sebenernya lebih cocok sama calon dokter gigi yang koas bareng dia," sindirnya dengan tenang.
Luar biasa memang sepen ikan ini, mereka saling lempar sindiran, membuat para sahabatnya tidak percaya diri. Hanbin yang duduk di samping June dengan santai menepuk pundak pemuda itu.
"Santai, Jun. Liat Bang Ibob, muka-muka madesu, tapi dapet calon dokter," ucapnya memberi semangat. "Minimal lo punya duit aja buat buka usaha. Cowoh, mah, yang penting banyak dui--WEH, WEH, WEH! APAAN ITU?"
Posisi duduk santai anak-anak Sepen Ikan seketika terganggu saat mendengar suara kerusuhan di atas genteng. Hanbin dan Bobby bahkan sampai melompat karena atap teras berguncang, berbarengan dengan suara tidak jelas yang semakin ricuh di atas sana.
Hanbin, Bobby, June dan Chanwoo kompak melompat ke halaman, mencari siapa pelaku kerusuhan di atas sana. Jangan-jangan beneran ada setan di atas rumah Hanbin.
"WOY! PADA NGAPAIN?" teriak Hanbin yang terkena culture shock saat melihat Haechan asik duduk di atas genteng rumah Jun, sedangkan Daehwi, Guanlin dan Sanha sibuk kejar-kejaran di atas atap rumah Hanbin dan Ten.
"BAKAR PETASAN DI SINI AJA!" suara Lucas sama-samar terdengar, rupanya lelaki itu berada di atas genteng rumah Chanhyuk. "ATAU MAU KE BLOK DEPAN AJA?"
Tujuh manusia ikan itu kompak mendongak, menatap dengan mulut terbuka pada para manusia gila yang dengan leluasa berlompatan dari genteng ke genteng rumah yang lain.
"Mereka monyet?" gumam Donghyuk yang merasa takjub dengan kemampuan lompat para manusia itu. "Mereka dilepas liarkan gitu aja?"
Hanbin menghela napas pasrah. "Gue kena tipu marketing Graper 2," ucapnya pelan, masih terkena serangan kaget.
"Ternyata mereka sama liarnya."
Niat awal Sepen iKAN itu bikin rusuh penduduk Graper dua, mereka berencana membawa budaya Graper satu. Namun, nyatanya sebelum mereka membuat para penduduk Grada itu serangan jantung, mereka terlebih dulu terkena culture shock oleh tingkah para manusia gila itu.
"ANJENG!" June refleks teriak saat melihat Guanlin melompat ke atap di sebrang rumah Hanbin. "Gue berasa kiat film laga Indosiar edisi tanpa elang terbang."
Tbc
Selamat Datang di hutan yang baru, Kim Hanbin😊
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...