35. Adu Panco Adu Bacot

1K 242 18
                                    

Jun menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia berkali-kali menghela napas saat melihat rundown acara yang berantakan. Seharusnya cabang olahraga hari ini itu basket antar perumahan, tetapi para warga menolak karena sedang puasa hingga akhirnya berubah menjadi adu panco.

"Pakganzzz, cabang olahraga apa yang bikin kenyang?" Papa Koo memulai humor bapak-bapak.

Pakganzzz adalah sebutan untuk para bapak-bapak. Nama itu dibuat oleh Papah Jeon dan disetujui oleh semua manusia narsis. Bobby juga ikut menyetujui.

"Apaan?" sahut Ayah Heechul penasaran. "Bola bastus?"

Papah Jeon menggeleng dengan angkuh, ia bangga pasukan bapak-bapak tidak ada yang bisa menjawab.

Bobby yang diseret untuk ikut bergabung hanya menghela napas. Wajahnya yang ditekuk menjadi hiburan tersendiri untuk anak-anak remas lainnya. Ia tersiksa duduk di antara para bapak-bapak.

"Jawabannya ..., aduuu pancong!"

Papa Dongwook ikut nimbrung. "Kalo cabang olahraga yang nyeremin apa?" tanyanya dengan semangat. Beliau duduk di barisan depan dan kini sudah semangat memutar tubuhnya menghadap para bapak-bapak di barisan belakangnya.

Bobby menghela napas. Ia harus akhiri tebak-tebakan garing nan renyah bapak-bapak ini. "Itu adu pocong," sahutnya menjawab pertanyaan Papa Dongwook dengan datar. Yayahnya Jihan dan Dihan ini lelah, Bestieee.

Para bapak-bapak yang sudah mengambil lahan di sudut lapangan voli seketika mengubah posisi ke arah Bobby. Si bontot Pakganzzz itu menjadi pusat peradaban hanya karena menjawab lelucon retjeh. Ekspresi bangga menghiasi wajah para bapak-bapak, Papa Yook bahkan dengan berlebihan sudah akting terharu.

"LUAR BIASA! AKHIRNYA BOBBY PAHAM SAMA TEBGANZ KITAAA!" teriak Papa Jisung yang dengan heboh melemparkan sobekan kertas rundown milik putrinya yang kini berubah menjadi confetti perayaan untuk Bobby. Tebganz itu singkatan dari tebakan ganzteng, salah satu kegiatan yang selalu dilakukan para Pakganzzz.

Taeyong, Yunhyeong dan Sungjae sudah tertawa puas saat melihat ekspresi sahabat mereka itu. "Ternyata jadi babu lebih enak daripada diantara bapak-bapak," komentar Sungjae disela-sela tawanya.

"Cita-cita Bobby salah," sahut Taehyong. "Harusnya pas dia bilang mau jadi bapak-bapak itu out dari Graper."

Yunhyeong mengangguk. "Di rumah lama ada santet, di rumah baru jadi anak bontot."

Tiga anggota MeRuSq yang belum halal itu memang selalu suka melihat Bobby merana terpojokkan oleh bapak-bapak. Soalnya, si gila itu waktu jadi anggota remas punya cita-cita buat jadi bapak-bapak Graper biar nggak disuruh-suruh. Sekarang saat cita-citanya sudah tercapai, Bobby justru terlihat menyesal.

"Dia nggak tau aja, jadi bapak-bapak graper emang enak nggak kerja, tapi dibayar sama mental." Mas Jaehyun tiba-tiba saja nimbrung. Sebagai alumni Pakganzzz ia terlihat bahagia dan merasa lepas. "Apalagi kalo paling muda, beuuuh terzikzaaa!"

Sungjae menoleh pada Mas Jaehyun dengan penuh drama. "Mas, ngaku sama kita. Mas cerai karena udah nggak kuat tinggal di Graper, kan?" tanyanya menggunakan nada Lidya saat interogasi Aris. "Ngaku, Mas!"

"Wah, kamu udah beneran gila, sih ini!" Cuma dialog itu yang Mas Jaehyun tahu. Tetapi, ia benar-benar mendalami peran sebagai Reza Rahardian. "Harusnya gue bewok tipis gitu ya? Biar makin menjiwai."

Lapangan komplek sudah benar-benar tidak berbentuk. Chanhyuk dan June sedang konser dadakan hasil menguasai speaker dan mikrofon milik komentator. Lucas, Haechan dan manusia ampas lainnya kini sibuk menyusun strategi untuk kegiatan Graper lainnya (red: bangunin orang sahur). Para perempuan duduk melingkar di sudut lapangan yang sejuk, mereka mencari diskon dan link baju lebaran aesthetic. Sedangkan ibu-ibu, kini asik bermain dengan para cucu--Kim Jisung, Jihan, Dihan, Kim Sanha, Daehan, Minguk, Manse, dan Hajun--yang siap aktraksi.

GPR 48✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang