11. TAKBIR!

2K 369 70
                                    

"Gila sih ini. Bedug dua aja udah ribut. Lah sekarang jadi ada enam ..." komentar Jinyoung saat melihat jejeran bedug untuk takbiran.

"Graper dua inventaris bedugnya banyak banget anjir ..." komentar Mino. "Komplek lo budeg semua, atau emang hobi mukul?"

"Bedug tadinya cuma ada dua, eh Haechan, Lucas, Dokyeom sama Daehwi rebutan mulu. Yaudah akhirnya beli empat," jelas Mas Loco.

"Mic siapin lima," saut Mas Jaehyun. "Toa bayakin. Gue takut pada sengketa mic."

Sore ini masjid sedang dibersihkan, karena setelah buka puasa terakhir, mereka akan melakukan takbiran dengan penuh suka cita dan rusuh.

Biasanya takbiran dibagi menjadi dua, tapi karena mushola Graha Permai Dua masih rusak, maka takbiran akan dilakukan di masjid Al-Falah.

"Tambahan bedug niiih ..." Yoon Jisung tiba-tiba saja datang menggunakan mobil pickup. Jangan lupakan sebuah drum berukuran besar yang ia bawa.

"Bang, mau takbiran. Bukan pentas seni ..." keluh Jinyoung. Sepertinya anak sulung keluarga Park ini mulai terkena mental breakdance.

"Mantep ini buat tambahan bedug," saut Mino dengan heboh. "Ayok dah turunin dulu turunin."

"Jadwal piket takbiran malem siapa?"

"Si Seungkwan kaga ada, dia mudik."

"Sisanya siapa aja anjir?" tanya Mas Jaehyun.

"Blok A lengkap. Blok B, sisa keluarga gue doang ..." saut Jinyoung. "Blok C, keluarga Kim sama Song."

Seperti biasa, lebaran idul fitri memang tak seramai lebaran idul adha. Cukup banyak penduduk yang mudik. Tetapi setidaknya tahun ini masih ada beberapa penduduk yang tinggal.

"Woy! Woy! Woy! Gue nyumbang petasan niiiih!" Lucas tiba-tiba saja datang, berlari heboh dengan tangan mebawa satu pack petasan berukuran sedang.

"Mas Kiki lebaran di sini gak, No?"

"Yes, Mas. Lebaran disini," jawab Mino asal.

"Mas lo kok lebaran di sini? Lo kan bukan warga graper lagi!" saut Yoon Jisung kepada Mas Jaehyun.

"Adek gue lagi hamil muda, emak gue ngikut sama Si Hwasa mulu. Yakali gue lebaran sendiri," balas Mas Jaehyun tak mau kalam.

"Makanya nikah, Mas ...."

"Udah pernah," jawab Jaehyun dengan santai. "Gue ngasih kesempatan buat lo pada yang belum pernah ngucapin akad."

"Gila. Duda mulutnya makin tajem ye ...."

🏘

"Uto anjir! Jangan bakar motor gueee!" teriak Junhoe saat melihat Haruto mengarahkan sumbu petasan dengan asal.

Kumandang Takbir terus terdengar, bersahutan dengan bedug yang dipukul brutal. Jangan lupakan para manusia pencinta petasan yang sudah melakukan kerusuhan di depan.

"HEH ITU PETASANNYA JANGAN KENCENG-KENCENG. DENSUS 88 DATANG NANTI!" Teriak Mami Song yang datang membawakan beberapa makanan.

"Dikata volume petasan kaya handphone," komentar Yunhyeong. "Gak bisa dikecilin lah, Mi."

"Makanya beli petasan yang mahal!" balas Mami Song. "Itu yang item siapa? Yang pegangan petasan sama Haruto."

"Siapa?"

"ITU YANG ITEM! YANG LAGI MAIN PETASAN!"

Haechan dengan polosnya langsung menoleh, "Saya, Tante?"

"Iya kamu," kata Mami Song, membuat Haechan berlari mendekat kepada Mami Song. "Nih buat beli petasan, tapi jangan yang berisik."

Haechan tentu saja langsung melongo, lengan kanannya sudah memegang uang seratus ribu. "Buat beli petasan?"

"Iya. Beli yang mahal! Biar petasannya gak berisik!" kata Mami Song dan setelah itu berjalan pergi untuk pulang ke rumah. Meninggalkan Haechan dan Yunhyeong yang kompak terdiam.

"Petasan makin mahal ya makin berisik..." gumam Haechan. "Kalo gak berisik namanya bukan petasan."

"Namanya apa?" tanya Yunhyeong yang masih cengo.

"Namanya Mina," kata Haechan dan langsung mendapatkan toyoran dari Yunhyeong.

"Pegang petasan aku! Aku mau keluar dulu--"

"ANJIR ANJIR! CHAN KE ATASIN!" Yunhyeong dengan heboh memegang lengan Haechan yang menerima petasan menyala dari Haruto. Sedangkan pelakunya sudah berlari menjauh dari masjid.

"HAECHAN ANJIR PETASANNYA--SEPEDA GUEEEEE!" teriak Yunhyeong saat melihat sepeda barunya terkena petasan dari tangan Haechan yang tidak diarahkan ke langit.

"TAKBIR! SEPEDAH MAHAL BARU KEBAKAR!"

🏘

"Hellow gUyS! Ini Papah aku GuYYSS!" Manse tiba-tiba saja datang dengan tangan kanan memegang kamera.

Mas Joongki yang sedang duduk mengobrol dengan Mas Jaehyun dan Mas Loco, seketika terkena serangan dari tiga anaknya.

"Guys! Papah aku kalo pake kerudung cantik loh guys!"

"Guys! Kalo mau kasih persenan ke aku, bisa kirim lewat atm papah aku aja guys!"

Manse dan Minguk sudah merusuh. Sedangkan Daehan mengambil alih kamera dan merekam dua kembarannya.

"Youtube punya siapa, Dae?" tanya Mas Jaehyun.

"Punya mantan istri, Om," jawab Daehan membuat Mas Loco tertawa pecah.

"Gila. Mulut Daehan, diem-diem pedes."

"Assalamu'alaikum, kepada Bapak Kim Bobby, ditunggu di mimbar. Sekali lagi kepada Bapak Kim Bobby, ditunggu di mimbar ..." salah satu Mic tiba-tiba saja beralih fungsi menjadi mic resepsionis, dengan suara Dokyeom yang dibuat-buat melambai. "Ini Anak perawannya dari tadi lepas. Bapak Kim Bobby, ini anak perawannya udah kaya kerasukan kuda lumping."

"Gabut banget ya anjir. Gibah berdua bahannya kurang ..." kata Dahyun. Perempuan itu duduk bersama dengan Yerim. Hanya mereka berdua perempuan yang tersisa.

"Iya nih. Teh Joy sama Teh Oci pake acara mudik duluan lagi..." keluh Yerim. "Kak Nana sama Somi juga."

"Hyun, ponakan lo nih. Daritadi udah kaya orang mabok amer..." Junhoe tiba-tiba saja datang menggendong Jihan, putri Bobby.

"Bapaknya mana?"

"Lagi keluar sama Ustadz Sooman."

Dahyun langsung menggendong Jihan, "Ke Mbin yuk. Kamumah kalem kalo sama pawangnya."

"Bibibibiiiin ...."

"Jihan sebenernya anak Bang Ibob atau anak A Mbin sih, Teh?"

"Kasta Bang Ibob masih ada di atas A Mbin. Tapi ya yang keduanya itu A Mbin ..." kata Dahyun. "Ayok kita cari A Mbin, nitipin ini bayi manusia-- ALLAHUU AKBAR!"

Dahyun langsung berteriak, berbarengan dengan petasan yang meledak tepat mengenai pos ronda di blok C.

"AIR ... AIR ... AIR ..."

"LISTRIK MATIIN LISTRIK!"

"KEBAKARAAAAAN! KEBAKARAAAA!"

Rusuh, seketika suasana menjadi sangat rusuh karena petasan nyasar dengan Manse sebagai pelaku.

"Telpon pemadam kebakaraaaan!"

"Kaga ada yang kebakar anjir! Lebih parahan pas sarungnya Bobby malah."

"TAKBIR!" teriak Dokyeom menggunakan mic di tangannya.

"Ini setengahnya udah mudik, masih aja rusuh anjir."

Tbc

GPR 48✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang