36. Sabar

1.1K 241 21
                                    

Lapangan pemisah antara Grama dan Grada sudah ramai sejak tengah malam tadi. Para pemuda dari dua perumahan sedang menyiapkan semua alat tempur untuk agenda baru yang mereka lakukan hari ini. Sabar, sahur bareng.

"Nasi kotak buat bagi-bagi udah aman?" Yunhyeong ikut turun tangan dalam kegiatan ini, ia merasa kasihan saat melihat Jun yang hampir terkena depresi berat. "Jun, kita mulai bagi-bagi makanan jam setengah tiga sampe jam empat kurang 10 menit ya?"

Jun yang baru selesai tadarus di mushola Grada langsung mengangguk. "Iya, Kak. Pembagian kelompok sesuai sama waktu acaranya GPR YouTube."

"Ck, Ampas dipecah aja--"

"Et, tidak bisaaa!" Lucas sebagai salah satu pionir tim Ampas langsung menolak. "Kami adalah grup kompak yang tidak terpisahkan. Tak ada makhluk dari planet manapun yang bisa memecah belah kami!"

Drama Tim Ampas emang di atas ftv azab Indosiar yang cuma ketabrak mobil pick up warna biru terus mati. Lagipula tingkah anak-anak overdosis aibon ini memang suka diluar nalar, skenario Indosiar kurang layak buat jadi azab mereka. Mark sama Park Jisung mini yang terlihat cukup waras saja tetap terpengaruh kalau Lucas, Haechan, Haruto dan Daehwi sudah bersatu.

Yunhyeong menghela napas, ia tidak mau emosi saat sahur, sayang pahalanya. "Ya udah, tapi kalian jangan rusuh!" perintahnya pada Lucas sebagai salah satu manusia yang tua di grup Ampas. "Jangan bunyiin klakson, jangan teriak-teriak, jangan buat rusuh!"

Hanya anggukan pasrah yang Lucas berikan. Lelaki itu langsung berbalik meninggalkan Yunhyeong dan Jun. "Kak Minaaa, cowoknya rempong, tuh. Kayak emak-emak punya anak perawan yang suka balik subuh." Dah, lah. Lucas diemnya emang pas lagi puasa aja. Itu juga karena nahan laper.

"Guys, kumpul dulu! Kita doa sama ada pengarahan dikit dari Ustadz Sooman." Mas Kiki berkali-kali menepuk tangannya, meminta perhatian para manusia yang mulai sibuk dengan bahan gibah masing-masing kelompok. "Guys, ayo kumpul dulu. JAEHYUN LO JANGAN SUSAH DIATUR JUGA!"

Jung Jaehyun yang sedang asik tertawa dengan Junhoe, Jungkook dan Donghyuk seketika menoleh ke arah Mas Kiki yang murka. "Gue?" tanyanya pada tiga penduduk Grama yang tentu saja langsung menggeleng.

"Noh, Jaehyun Duda." Junhoe menunjuk kakak iparnya dengan dagu. Mantan suami dari Mba Hyesun itu sedang asik bermain basket melawan Bobby. "Kagak mungkin Mas Kiki marah-marah ke lo."

Tumpukan nasi kotak sudah tersusun rapi di dekat barisan motor milik para pasukan sahur on the road. Nasi dengan beberapa lauk sudah siap dibagi pada orang-orang yang membutuhkan di sekitar dua perumahan itu. Restoran Mas Kiki menjadi sponsor utama SOR kali ini. Yunhyeong yang lembur.

Para manusia liar itu kini sudah berkumpul. Membentuk lingkaran dengan Ustadz Sooman di tengah. Sesepuh andalan Grama itu memimpin doa--yang seharusnya sekalian rukiyah tim ampas--dan memberikan beberapa ceramah singkat. "Jangan mengganggu pengguna jalan lainnya, utamakan keselamatan, dan berilah dengan hati lapang yang ikhlas."

Chanwoo yang berdiri di sebelah Guanlin dengan kurang ajar berbisik, "Suara Ustadz Sooman kayaknya sejenis CTM, deh. Mana efek bikin ngantuknya cepet banget." Bukan lagi kurang ajar, Chanwoo emang minta di hajar.

"Oke, pembagian wilayah sudah ada di grup WhatsApp. Saya harap teman-teman semua tidak membuat kerusuhan hingga mengganggu pengguna jalan lainnya." Harapan Jun ini benar-benar dari hati. Ia tak mau ada berita jika Vario milik Chanhyuk tiba-tiba naik mobil satpol pp atau drama Haruto ketuker sama tiang baliho kampanye. "Kegiatan kita tidak hanya berbagi makanan untuk sahur. Sebelum pukul 4 teman-teman diusahakan sudah kembali ke lapangan karena kita akan lanjut sabar."

TIIIIIIIIIIIIIN

"Anj! Siapa ini yang ganjel klakson motor gue?" Mata Sungjae yang awalnya mengantuk seketika berubah menjadi penuh emosi. "Untung aja kagak jantungan--"

GPR 48✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang