Mark - Mina
"Beli lebih gampang, Mark."
Mark masih terus memilih bibit, pupuk, dan beberapa keperluan bertanam lainnya.
"Iih, kan kalo bikin sendiri lebih leluasa..." bela Mark yang sudah membawa bibit semangka.
"Leluasa kalo gak kena omel Mamah kamu."
Mark seketika terdiam, "Iya ya... Aku tanemnya di mana ini?"
"Sabar Mina, sabar..." gumam Mina dan memilih untuk pergi menjauhi Mark.
"Naaaa, ini gimana aku nanemnya?"
"Tanem di lambung!" omel Mina. "Nanti tumbuh lewat mulut."
Mark seketika tertawa, "Iiih bayangin tangan aku keluar daun semangkaHAHAHAHA...."
Duta bengek kembali memulai aksinya. Kinerjanya memang terlihat nyata.
"Terus nanti kalo aku BAB keluarnya semangka HAHAHA...."
Tolong, ini kalo bukan karena sayang sama nyaman. Mina udah milih cari cowok lebih waras lainnya aja.
"Udah belum belanjanya? Ayok pulang. Aku mau belajar."
Mark memajukan bibir bawahnya, "Belajar di rumah aja, Mamah nanyain tau kamu gak pernah ikut nonton ikatan cinta lagi."
"Udah bilang kok ke mamah, aku lagi UAS. Nanti kalo udah selesai baru aku join nonton ikatan cinta."
"Eh Mi, aku jadi ngebayangin deh kalo Si Al jadi petani semangka."
Mina tentu saja langsung mendelik, "Kenapa harus Al yang jadi petani semangka?" sewot Mina. "Kamu aja udah."
"Iya deh aku aja," jawab Mark. "Aku semalem baru selesai baca cara sukses menanam semangka. Terus ternyata ada yang pake metode hibrida juga. Nah aku sekarang lagi nunggu paket buku yang panduan teknis budidaya semangka non biji."
Mina menghela nafasnya. Saingan ia bukan lagi manusia, atau bahkan hewan. Saingannya adalah tumbuhan, buah lebih tepatnya.
Hubungan Mark dan Mina memang tak pernah terguncang karena orang ketiga. Tetapi sangat sering diganggu oleh buah berwarna hijau muda bercorak hijau tua, dan di dalamnya berwarna merah.
Emang dasar semangka perusak hubungan orang!
"Nikahin aja semangkanya sekalian. Biar kaya Patrick Star."
"Emang bisa?"
🏘
Rose - June
Terminal siang ini sangat ramai, dan seorang perempuan bertubuh tinggi sudah berdecak sejak setengah jam yang lalu. Menunggu seseorang di pintu kedatangan bus.
"Awas aja, pas turun dari Bus langsung gue jadiin onde-onde! Biar ditaburi biji wijen!"
Sudah banyak rencana yang Rose keluarkan selama menunggu Junhoe. Mau dijadiin lumpur telor asin, bumbu panggangan 2 ribu, dan terakhir onde-onde.
"Ociiiiiii..."
Bus antar provinsi yang baru saja tiba langsung membuat membuat keramaian saat salah satu penumpangnya dengan semangat membuat kebisingan.
Gak punya malu emang penjaga warung di Blok A ini.
"Gak usah nyengir-nyengir!" sewot Rose saat Junhoe sudah memamerkan deretan giginya. "Seminggu gak ada kabar ternyata semedi di gunung!"
"Seru tau, Chiii...."
"Seru kalo kamu bilang ke Ibu! Hampir lapor polis loh itu ibu kamu!" adu Rose. "Mba Hyesun sampe nyari dukun buat ngelacak keberadaan kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...