"Itu spanduk kapan dipasangnya?" Mama Koo datang dengan beberapa taplak meja di tangan. "Chanu, spanduk mana?"
"Ada di warung Ibu," jawab Chanwoo asal. "Lagi dipasang talinya."
"Mba, ini tumpeng belum ada yang ambil." Mama BoA berjalan dengan panik. "Aduuuh, acara sebentar lagi mulai."
"Bobby sama Taeyong udah ambil, Tan," sahut Jisoo. "Sekalian ambil pesenan kue basah."
"OCIII TURUN! Kaki kamu sama perosotan jugaa masih panjangan kakimu!"
Taman Graha Permai tiba-tiba saja ramai. Ibu-ibu kembali berulah. Mereka mengadakan pesta selamatan atas perayaan satu tahun berjalannya sinetron kesayangan mereka. Ikatan Cinta.
Meja prasmanan sudah berjejer di bagian area fitness. Tiang untuk pull up sudah digantung beberapa tandan pisang. Elliptical machine tertutup oleh meja berisi beberapa hidangan karya ibu-ibu.
Ini acara selamatan satu tahun Ikatan Cinta sudah lebih meriah dari pesta ulang tahun yang pertama Jihan dan Dihan.
"Gue nggak bisa bayangin kalo itu sinetron tamat," komentar Yerim. Ia bertugas menjadi seksi dokumentasi. "Langsung kelabu kayaknya hidup ibu-ibu."
"Lo nggak berdoa itu sinetron cepat tamat aja?" tanya Wonwoo yang hanya duduk leha-leha di depan warung. "Liat emak lo, semakin tak tertolong."
Yerim menggaruk kepalanya. "Nggak apa-apa, deh. Ini momen langka. Biasanya gue ketemu sama Mommy cuma setahun dua kali."
"Emak lo jarang di rumah," sahut Joy. "Lah, gue. Sampe bosen liat Arya Saloka tiap malem." Joy mencomot sukro di warung. "Emak gue sampe pengen potong rambut kayak Andin."
"Lah, emaknya si Chanu!" sahut Junhoe yang sedang memasang tali di spanduk. "Itu rambut nggak pernah panjang. Tiap bulan dipotong kayak Andin."
Tawa Yerim dan Joy langsung pecah. Wonwoo juga ikut tertawa kecil. Selalu ada saja tingkah ibu-ibu Graha Permai yang membuat para anak dan suami menghela napas.
"Woy, ambil tumpengnya, nih!" Mobil Bobby berhenti di depan warung. Pria itu datang bersama Taeyong. "JUK! DONG! AMBIL BARANG-BARANG! CARI BABU LAINNYA!"
"Wanjing!" Yunhyeong dengan refleks mengumpat. Lelaki itu ikut bergabung mengambil kue basah. "Prihatin gue sama yang bikin tumpeng," ucapnya saat melihat nasi kuning berbentuk segitiga itu. Beberapa foto pemain ikatan cinta menghiasi setiap lauk di atas nampan kayu besar.
"Buat anak-anak Graper, beresin sisanya ini!" perintah Mami Song yang sedari tadi hanya memantau. "Kita mau siap-siap dulu."
"Mba, dress code-nya putih-putih ya." Bunda Hanna mengingatkan. "Sungjae, Uto! Jangan lupa pasang proyektor di taman!"
Haruto langsung bersikap hormat kepada bundanya. "Laksanakan!" jawab Haruto. "Proyektor akan segera kami pasang saat layarnya sudah dibentangkan oleh Bang Hoseok dan Bang Ibob." Remaja kelas 11 SMA itu sangat mendalami perannya sebagai event organizer dadakan.
Para remaja masjid mendapatkan proyek dadakan. Bukan lagi lomba sumpah pemuda, mereka justru sedang membuat jalan menuju surga dengan menuruti semua permintaan ibu-ibu.
🏘️
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuuuh!"
Bobby dan Jisoo dengan kompak mengucapkan salam. Keduanya menjadi tumbal pembawa acara. Kasihan sekali mereka, menjadi remaja mesjid sudah tak pantas. Gabung dengan bapak-bapak dan ibu-ibu rasanya malas.
"Selamat malam untuk bapak-bapak dan ibu-ibu yang sedang berbahagia--"
"Nggak, ah. Kita nggak bahagia!" Ayah Heechul menyahut perkataan putranya. "Ngantuk ini ngantuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...