"Waktu nikahan Hanbin udah ketemu Mama, kan?"
"Cuma sebentar, bahkan nggak ngobrol sama sekali. Terus mama kamu juga nggak tau aku pacarmu."
Hoseok tertawa lepas. "Salah sendiri nggak ngenalin," ledeknya.
"Dih! Kamu yang harusnya ngenalin! Malah kabur nonton keributan!" sewot sang wanita yang sudah melirik sinis kepada Hoseok.
"Aku lupa, keasikan nonton huru-hara," cerita Hoseok. "Sebagai permintaan maafku, sekarang kamu aku ajak ke rumah. Pada mau barbeque."
"Cuma keluarga kamu?"
Hoseok menggeleng. "Sama tetangga sebelah," jawabnya. "Pada bawa pasangan juga, kok. Sekalian ngomongin kebaya buat nikahan Jaewon."
"Jaewon?"
"Sepupuku," jawab Hoseok. "Tahun ini mau nikah."
Minggu ini keluarga Jung sedang berkumpul. Mereka berencana melakukan barbeque sekalian membicarakan baju seragam untuk nikahan Jaewon.
"Ini kita nggak bawa apa-apa?"
"Nggak usah," jawab Hoseok. "Udah pada lengkap, kok. Yang lain juga nggak bawa apa-apa."
"Beli buah dulu, deh. Masa pertama kali dateng nggak bawa apa-apa."
"Buah banyak di rumah."
"Kue--"
"Banyak."
"Ya, udah. Beli apa?"
"Areng buat barbeque," jawab Hoseok santai. "Tadi pas mau jemput kamu, Mama nitip itu."
"Oke, beli areng."
Sepertinya hanya pasangan Hoseok yang kunjungan pertamanya membawa arang. Semoga Mama Boa tidak berpikir calon mantunya ini ingin membakar rumah.
🏘
"Weh! Pantes mendung!" Jaewon langsung berkomentar saat melihat sepupunya datang membawa gandengan. "Duta jomblo kita bawa pasangan, Buuung," goda Jaewon yang sedang merokok di teras depan rumah Hoseok.
"Loh? Ini bukannya perempuan yang rebutan bunga di nikahan Jinyoung?" tanya Bubu Sook.
"Iya, Bu. Yang dateng bareng waktu nikahan A Mbin," saut Chanwoo.
"Gilaaa, jodohku bermula dari sengketa bunga," goda Eunha. "Uhuuuy!"
"Abaaang, mana areng--Eh, ini siapa?" teriakan Mama Boa langsung terhenti, berganti dengan pertanyaan saat melihat wanita yang datang bersama putranya.
"Ini arangnya, Tante."
Mama Boa menerima arang itu. "Oh? Makasih, ya, Cantik," ucap Mama Boa setengah sadar. "Maaf ngerepotin. Yuk, masuk. Kita lagi nyiapin daging."
Hoseok hanya menggerakkan dagunya, memberi kode agar pasangannya ikut bergabung bersama yang lain, sedangkan ia memilih di teras bersama dengan Jaewon.
"Oh, iya. Namanya siapa?" tanya Mama Boa. "Kayanya kita pernah ketemu, ya?"
"Namanya Bomi, Tan," saut Chanwoo yang sedang memotong paprika bersama Eunwoo--kekasih Eunha. "Yang rebutan bunga sama Bang Ucok, di nikahan Kak Jinyoung."
"Yang itu?" serobot Papa Yunho. "Tau gitu si abang dari dulu rebutan bunga, ya?"
"Apa yang rebutan, nih? Ada pertikaian apa? Kok, Baba nggak tau?" Baba Hyungdon, manusia pencinta keributan. Ia tak pernah absen dari sebuah kerusuhan.
"Bubar guys, duta rusuh muncul," sahut Somi. Satu-satunya manusia yang berani me-roasting Baba pacarnya. "Nanti makin rusuh."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...