"Tiba-tiba aja penutupan," omel Mas Joongki. "Pembukaanya kaga ada."
"Syukur aja, lah, Mas. Setidaknya tahun ini gak kosong banget."
Lapangan belakang sudah dirombak menjadi panggung rendah yang luas. Beberapa pekerja profesional dibantu manusia-manusia tak berguna sedang menyiapkannya.
"Gue kalo lagi kaya gini, jadi kangen anak-anak setan," keluh Mas Jaehyun yang ikut memantau bersama Mas Kiki.
"iya, Mas. Hanbin, Ten, Chanhyuk, Jun, sama Wonwoo. Mereka meskipun banyak tingkah tapi aktif." Mas Loco ikut menyahuti. Para tetua itu sedang rindu kepada perusuh yang tidak bisa ikut berkontribusi.
"Hanbin sama Ten emang kaga bisa balik," kata Yoon Jisung. "Lah sisanya, sok sibuk."
"Wonwoo anjir, dia semalem masih mabar, sekarang sok-sokan ada proyek."
Sebenarnya tahun ini Graha Permai satu dan dua tak ada rencana untuk tujuh belasan, para remaja masjid yang rajin sudah tidak ada, sedangkan yang tersisa hanya ampas. Sayangnya rencana itu berubah, Para sesepuh tidak terima itu, acara tujuh belasan harus tetap ada. Membuat para manusia sisa memutar otak untuk mengadakan festival saja.
"Bobby, anying!"
Pria yang dimaki oleh Mas Kiki itu hanya tertawa puas, Bobbya memilih untuk berabung dengan Bapak-bapak, membuatnya tidak ikut campur dalam acara, dan hanya melihat-lihat saja.
"ABAAAANG, ANAKNYA NIIIH! MASUK KE KOLONG PANGUNG." Rose berteriak dengan kecang, perempuan itu tak sanggup memegang Jihan, batita itu sudah merangkak seperti pasukan katak.
"Mampus gue, baru mandi ituuu." Dengan panik Bobby berlari mengejar putrinya yang sudah guling-guling di kolong panggung. Generasi Penerus Graper memang luar biasa.
"MANSEEEEE." Tak hanya Bobby yang pusing, Mas Kiki juga panik, putra bungsunya sudah siap loncat dari kerangka atap panggung. "Turun! Minguk juga. Kalian cosplay jadi kera sakit?"
Sudah, lah, gerasi paling baik di antara mereka hanya Daehan dan Dihan. Keduanya duduk di pingging lapangan dan asik bermain mobil-mobilan.
"HELLOOO, HARUTO DI SINIIIII!" Suara berat dari keluarga Kim cabang Blok C itu langsung membuat yang lain mengerumininya. Haruto baru datang dari kafe Mas Jinan, mengambil sumbangan konsumsi.
Tujuh belasan tahun ini memang tak seasik tahun-tahun sebelumnya, tetapi kerusuhan akan tetap selalu ada. Tenang saja.
🏘
"SELAMAT MALAM GRAHA PERMAI RESIDEEEEENT!" Teriakan Seungkwan memulai acara malam ini.
"Teruntuk manusia-manusia yang malam minggunya terganggu, kami mengucapkan mohon maaf," saut Suhyun yang juga menjadi pembawa acara.
"Dan untuk para manusia jomblo. HAHAHA! SENENGKAN LO PADA AKHIRNYA BISA MALEM MINGUAN?!" Kali ini Yerim yang berbicara. Lebih tepatnya meledek.
"Ngaca! Lo pada juga jomblo!" teriak Haechan yang tidak terima ledekan Yerim. Hati Jomlo emang kadang sensitif, kaya putri malu.
"Ck, ck, ck," decak Lucas berlaga menjadi manusia paling jumawa. "Sesama jomblo tuh harusnya saling mensuport."
"Gue aduin cewek lo!" ancam Mark membuar Lucas langsung menoleh panik.
"Gue cuma ngasih nasehat, bukan ngaku jomblo!"
"Di acara penutupan tujuh belasan ini, konsep kita sangat luar biasa." Seungkwan memulai acara.
"Tema tahun ini adalah merdeka, benar-benar merdeka." Yerim dengan semangat memberi tahu tentang acara malam ini.
"Semua acara di malam ini tanpa ada kossep, semua yang kami panggil, harus menampilkan bakat mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...