"Sapi kenapa ya namanya sapi?"
Somi tentu saja langsung terdiam, ikut berpikir akan pertanyaan yang dikeluarkan oleh Jooe.
"Kambing juga, kenapa dikasih nama Kambing? Siapa yang ngasih nama Kambing?"
"Iya juga ya, kerbau juga..." saut Somi yang seketika terkena serangan random Jooe.
Seperti biasa, perempuan yang sedang halangan bertugas menjaga lapangan belakang yang berubah menjadi tempat penampungan hewan kurban.
"Eh tapi kan kurban itu hewan berkaki empat ya, Kak..." kata Somi yang duduk dengan santai, mengangkat kaki kirinya ke atas kursi. "Tapi kok kelinci gak masuk ya?"
Jooe tentu saja langsung mendelik, "Lo mau naik kelinci? Kaga sanggup anjir kelincinya!"
"Tapi, gajah juga gak bisa..." balas Somi. "Padahal kita bisa naik gajah."
"Iya juga ya?" gumam Jooe. "Biar nanti vibe-nya kaya di taman Safari."
Random sekali memang percakapan dua gadis dari dua komplek berbeda ini. Kasian sapi dan kerbau yang mendengar percakapan Jooe dan Somi. Akhir hidupnya diisi oleh obrolan tidak penting.
.
.
.Beralih dari lapangan belakang, kita menuju pada masjid kesayangan para penduduk Graha Permai Utama.
Di dalam sedang berlangsung khutbah dari Ustadz Sooman, tetapi tiga kurcaci dengan satu pemimpinnya sudah berulah di depan masjid.
Haruto bersama tiga anak Mas Kiki sudah asik di depan masjid, mereka dengan semangat memindah-mindahkan alas kaki para jemaah lainnya. Sandal kiri milik Rose berpindah dan ditukar dengan alas kaki sebelah kanan milik Mami Inna. Lalu sepatu sandal milik Junhoe yang sebelah kanan, kini sudah tertukar dengan sandal sebelah kiri milik Wonwoo. Begitupun dengan alas kaki yang lainnya, semua terpisah dari pasangan masing-masing.
Iya, memancing hujatan memang mereka ini.
"Eh! Eh! Eh! Udah bubar! Udah bubar!" kata Manse memberi aba-aba kepada yang lain, dan setelah itu keempatnya langsung berlari, kembali masuk ke dalam masjid melalui pintu samping.
"Hayo! Ngapain kalian?" Sungjae yang kebetulan keluar dari pintu tersebut langsung menangkap basah empat biang masalah itu.
"SENDAL GUE YANG KIRI MANA ANJIIR?!"
"ANYING! SIAPA INI YANG MISAHIN BALENCIAGA GUE?!"
"Haduh! Haduh! Haduh! Sendal sebelah kanan saya mana ini?"
Kerusuhan langsung terjadi di depan masjid. Para manusia sudah menunduk, mencari pasangan alas kakinya masing-masing.
"HARUTOOO!" suara teriakan Dahyun langsung membuat gelak tawa empat manusia pembuat masalah itu langsung lepas. Iya emang gak ada adab.
🏘
"Sapi siapa lagi, To?"
Haruto yang kebagian menjadi Tj data langsung menunduk fokus pada papan berjalan di tangannya. "Sapi nomor 4, punya keluarga Jeon."
Junhoe mengangguk, dan setelah itu masuk ke dalam lapangan yang berubah menjadi peternakan. Mengambil sapi berwarna cokelat dengan ukuran cukup besar.
"Manse diem! Om Mino sembelih nih!"
Seperti biasa, tiga anak Mas Kiki selalu menjadi perusuh. Mana mereka bawa-bawa Jisung lagi, bocah berpipi bulat, putra sulungnya Mas Jinan.
"Yoo, lo udah nyiapin buat barbeque kaga?" tanya Mas Kiki yang datang sembari menggendong Dihan. "Buat makan siang."
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...