"TOLONG BANGET ITU JIHAN DI PEGANGANIN! AGAK NGERI KETUKER SAMA ONDE-ONDE."
"Kita kagak bikin onde mande!"
Buka puasa bersama jelas nggak akan ketinggalan di agenda mereka. Lapangan belakang sudah berubah menjadi dapur umum. Mereka akan masak bersama untuk Bukber dan bagi-bagi makanan.
Menu tahun ini adalah Rolade, gurame bakar, tempe bacem, soto ayam, dan nasi. Sedangkan untuk dessert, salad buah keluarga Song menjadi terget andalan, lalu disusul puding jeruk, potongan bolu gulung dan churros oreo. Minumannya juga nggak cuma air putih, es kuwut Bubu Jisoo dan Pocari Sweat sponsor warung Ibu June hadir sebagai pelengkap.
Tak lupa frozen food andalan mereka yang selalu menjadi ciri khas mereka. Rendang untuk hari raya juga tak lupa mereka siapkan. Graha Permai ini terlalu luar biasa.
"Haruto belum balik, Teh?"
"Belum kayaknya," jawab Dahyun asal. Perempuan itu kebagian tugas memasukan potongan bolu gulung ke dalam plastik. "Harusnya sih udah balik."
Somi berdecih. "Aku yakin itu manusia sengaja pulang telat, biar nggak jadi babu," fitnahnya. Putri bungsu keluarga Jeon ini seharusnya sudah mudik, tetapi ia langsung balik lagi karena ingin ikutan bukber.
"Ini yang belum siap apa lagi?" tanya Jun sebagai manusia paling tersiksa di tahun ini. "Nasi kotak udah aman? Buat Frozen food gimana?"
Ten yang semalam baru datang hanya mengacungkan ibu jari walaupun tidak tahu persiapan untuk bagi-bagi makanan sudah sejauh apa. Penyebar berita hoax emang ini manusia, harusnya pas kuliah dia ketelen Gajah aja sekalian. Di sini juga nggak guna.
"Kak, sembako itu beda lagi, kan?" Dokyeom datang dengan napas tersengal-sengal. "Gue belum beli sarden sama beras buat itu."
Jun menggeleng. "Itu besok, sekarang fokus ke masakan buka puasa dulu," jelasnya menenangkan kehebohan Dokyeom. "Lo ambil churros di rumah si Haechan sono. Sekalian kalo Haechan-nya ada seret ke sini juga."
Dokyeom menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Menyesal tadi ia datang ke lapangan, sekarang harus jadi babu juga. Tau gitu nanyanya nanti aja pas mau berangkat konvoi. "Churros dibawa ke sini?"
"Iye, terus lo masukin ke plastik."
Dokyeom dengan pasrah mengangguk, lelaki itu berjalan menuju rumah Haechan. Pokoknya selain bawa churros, ia juga harus menyeret anak dari yang buat churros itu. Lee Haechan.
"Hanbin beneran kagak bakal balik, Yi?"
Hayi mengangguk, lama-lama kesal juga saat Wonwoo terus-terusan bertanya hal yang sama. "Iye! Napa lo? Kangen sama laki gue?"
Jihyo dan Joy tentu saja tak lagi bisa menahan tawanya. Pasukan alumni IPA 1 itu duduk berkumpul bertugas menyiapkan frozen food di sudut lapangan. Wonwoo, Ten, Chanhyuk, Joy, Jihyo, Hayi dan terkadang Jun ikut datang. Mereka teman sekelas sejak SMA, tak heran bisa akrab hingga saling lempar granat.
"Tiati, Yi. Sering-sering cek chat masuk di hp laki lo, gue curiga Wonwoo sering chat." Ten yang sedang menyiapkan mesin press ikut menghasut. "Mana Hanbin juga sering ladenin."
Chanhyuk mengangguk setuju. "Zaman sekarang makin edan, Yi. Bukan lagi selingkuh sama cewek, batanganan juga jadi."
"Lo pada yang edan!" sahut Jihyo yang gedek sendiri saat mendengar hasutan dua setan tidak berguna itu. "Mending cepetan kerja! Kunyuk, kaca mata item lo lepas! Kayak tukang pijet anjir."
KAMU SEDANG MEMBACA
GPR 48✓
FanfictionMereka bukan lawan AKB ataupun JKT Mereka juga bukan sejenis kumpulan anggota legislatif Mereka hanyalah manusia-manusia gila yang cocok jadi wayang OVJ ----- Cerita ini hadir karena serbuan dari manusia-manusia berkedok followers di live IG lambe_h...