💜 Sesal

5K 275 14
                                    

Alana menghentikan mobilnya di sisi jalan. Terlihat satu panggilan masuk dari ponselnya, dia langsung menjawabnya.

"Apa kau sudah mengatakannya?" tanya Alana antusias.

"..."

"Baiklah, aku tidak sabar mereka berlutut dihadapanku."

Alana tersenyum melihat putranya di sampingnya. Semenjak lahirnya Aleo, entah kenapa hidupnya selalu dipenuhi keberuntungan. Tidak merasa, besok adalah hari ulang tahun Aleo yang ketiga tahun. Putra kecilnya semakin besar sekarang.

"Mommy, Aleo mau ice cream." ucap anak kecilnya itu.

"Tentu sayang, Ayo kita membelinya."

Memang, Alana akan selalu menuruti kemauan putranya ini. Karena anak ini adalah semangatnya kembali menjalani hidup.

Alana mengajak anaknya ke taman, sambil menikmati ice cream itu. Terlihat banyak anak- anak yang diawasi oleh orang tuanya bermain disana.

"Sayang, makan pelan- pelan ya." ucap Alana mengusap noda di ujung bibir anak itu.

"Mommy, itu." Aleo menunjuk seorang pengemis yang terlihat duduk disana.

Alana langsung mengambil uang di dompetnya, "Berikan ini sayang, kita harus membantunya." ucap Alana tersenyum. Dia ingin anaknya bersikap baik sejak dini.

Alana mengikuti putranya dari belakang, membiarkan Aleo memberi pengemis itu uang.

"Ini untuk kakek."

Pengemis itu berlutut di hadapan Aleo, "Terimakasih nak, akhirnya kakek bisa makan hari ini" ucapnya senang.

"Terimalah ini lagi, ini isinya tidak seberapa, belilah makanan yang enak." ucap Alana memberikan amplop coklat tebal yang isinya uang.

Pengemis itu berlutut dihadapan Alana, "Terimakasih nyonya, semoga anda keberlimpahan rejeki."

"Tolong, jangan berlutut seperti ini, anda lebih tua dariku." ucap Alana merasa tidak enak.

Pengemis itu berdiri, mendongak kearah Alana. "Terimakasih, ny.."

"Ayah?!" ucap Alana tidak percaya melihat ayahnya menjadi pengemis itu.

Pria paruh baya itu mengembalikan uangnya, dia langsung menjauh dari Alana.

"Ayah tunggu!" Alana langsung mengejarnya. Dia berhasil memegang tangan ayahnya itu.

"Ayah kaukah ini?"

Pria paruh baya itu terdiam.

"Ayah jawab aku!" bentak Alana.

Pria paruh baya itu menunduk, "Alana maafkan ayah, ayah tidak pantas bertemu denganmu." Dia beranjak pergi dari hadapan Alana.

"Tunggu ayah!" cegat Alana, "Apa yang sebenarnya terjadi? Apa semua gara-gara wanita itu?"

Bryant mengangguk, dia langsung menjauh dari putrinya itu.

"Ayah, kenapa kau menghindar dariku?! Aku ini putrimu, jelaskan semuanya kepadaku. Katakan apa yang sebenarnya terjadi? Katakan ayah!" pekik Alana keras.

Bryant menjelaskan semuanya. Dia ditipu oleh wanita licik itu yang mengincar hartanya. Waktu itu Bryant terlalu senang karena anak Sarah lahir laki- laki, dia langsung mewariskan semua hartanya dengan nama anak itu. Namun, Sarah menipunya, itu bukanlah anak kandung Bryant, melainkan anak Sarah dengan selingkuhannya. Wanita licik itu mengambil perusahaannya, dan menjebloskannya kepenjara. Sungguh, dia tidak memiliki apapun sekarang.

"Maafkan ayah Alana, ayah pernah jahat kepadamu. Ayah tidak pantas di maafkan"

Alana terdiam, dia sudah tahu memang ini akan terjadi. Ibu tirinya hanya menikahi ayahnya untuk mengincar hartanya saja.

"Ayah tidak akan pernah menganggu hidupmu lagi, tolong maafkan ayah" Pria paruh baya itu pergi dari hadapannya.

"Kau kira bisa pergi secepat itu?!" teriak Alana.

"Aku adalah putrimu, Lupakan saja itu semua, Kau adalah ayah kandungku, aku tidak bisa membencimu terlalu lama."

Alana langsung memeluk ayahnya itu, "Aku sudah memaafkanmu ayah."

"Terimakasih putriku, terimakasih sudah memaafkanku."

Alana tersenyum sambil memeluk ayahnya itu.

"Mommy" ucap seorang anak kecil menghampirinya. Siapa lagi bukan putranya Aleo. Dia lupa dengan anaknya saat mengejar ayahnya tadi.

"Sayang, maafkan mommy meninggalkanmu tadi." ucap Alana langsung menggendong anaknya.

"Kau tidak papa kan?"

Anak itu menggeleng.

"Dia cucumu ayah, namanya Aleo."

"Aleo beri salam pada kakek."

"Kakek" ucap Aleo mencium tangan ayah Alana.

"Cucuku" Bryant langsung mengendong cucunya itu, "Cucuku sangat tampan" ucapnya sambil tersenyum.

"Ayah, tinggallah bersamaku sekarang."

"Tidak Alana, ayah tidak bisa tinggal denganmu. Ayah tidak pantas untuk itu"

"Kenapa? Itu rumahku, aku berhak membawa siapa saja yang aku inginkan."

"Tapi bagaimana dengan suamimu?"

"Suami, hahaha," Alana tertawa mendengarnya, "Aku belum menikah" sahut Alana santai.

Alana menceritakan semuanya kepada ayahnya. Pria bajingan itu menitipkan benih dirahimnya. Lalu mengusirnya begitu saja.

"Berani sekali dia melakukan itu?! Maafkan ayah Alana, ayah tidak bisa menolongmu saat itu."

"Lupakan saja, aku sudah iklhas dengan semuanya. Yang penting sekarang aku sudah mempunyai putra tampan seperti anakku ini" ucap Alana senang.

"Kau memang wanita hebat putriku." ucap Bryant, dia tidak menyangka putrinya sudah dewasa.

"Ayo ayah kita pulang."

Alana mengajak ayahnya memasuki mobilnya.

🔹🔹🔹

Mereka memasuki rumahnya rumah megah yang Alana beli beberapa bulan yang lalu.

"Ini rumahmu nak?"

"Tentu, semua ini punyaku. Kau tahu? Setelah melahirkan Aleo, hidupku penuh keberuntungan. Aku juga tidak menyangka aku bisa membeli sebesar ini."

"Kau sangat hebat putriku."

Alana tersenyum, "Mulai sekarang, tinggalah disini bersamaku ayah. Aku sangat sibuk akhir- akhir ini. Jadi, kau harus menjaga cucumu mulai sekarang."

"Tentu" sahut Bryant tersenyum. Dia akan membalas budi kebaikan putrinya ini.

"Pelayan," panggil Alana kepada pembantunya.

"Iya nyonya."

"Tolong, antarkan ayahku ke kamarnya. Aku tidak mau ayahku berpenampilan seperti ini."

"Baik nyonya."

"Ayah gantilah pakaianmu, setelah itu kita akan makan malam."

"Terimakasih Alana, kau memang anakku yang terbaik."

Alana tersenyum mendengarnya. Dengan ada ayahnya disini, mungkin akan lebih mudah membalaskan dendamnya kepada pria sialan itu.

"Aku tunggu kau berlutut dihadapanku Adnan!"

Bersambung...

ADLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang