Alana keluar dari rumah sakit itu, memang Zia harus pergi mendadak karena ada urusan kantor, jadi dia tidak bisa mengantar Alana pulang.
Alana berjalan mencari taxi. Namun, sebuah mobil hitam berhenti didepannya, terlihat dua orang pria berbadan besar mencegatnya.
"Cepat tangkap dia!" perintah pria itu.
"Siapa kalian?! Lepaskan aku!"
Mereka menyeret Alana memasuki mobilnya, dia menghempas tubuh wanita itu kasar di kursi mobil.
"Lepaskan aku! Apa mau kalian hah?!"
"Diam! Atau rasakan akibatnya!" bentak pria itu.
"Kenapa kalian menculikku? Apa salahku?!" ucap Alana tidak terima.
"Tolong lepaskan aku!"
Mereka langsung memborgol tangan Alana, sehingga dia tidak bisa berkutik sekarang.
"Cepat jalan!" perintah orang itu kepada temannya.
"Tolong! Aku mohon, seseorang tolong aku!" teriak Alana berharap seseorang menolongnya. Namun, pria itu langsung membekap mulutnya.
"Diam nona! Jika kau tidak mau terjadi apa-apa denganmu!" bentaknya kesal.
Alana mengangguk, pria itu langsung melepas bekapan mulut Alana. sehingga wanita itu bisa berbicara sekarang.
"Apa yang kalian lakukan kepadaku? Apa salahku?"
"Kau harus mengugurkan anak itu! Anda tidak boleh mengandung anak tuan Adnan."
"Jadi kalian suruhan pria brengsek itu?! Kenapa semua orang ingin menghancurkan hidupku? Apa aku tidak pantas hidup bahagia?" keluh Alana.
"Awalnya aku juga ingin mengugurkan anak ini. Tapi, apa kalian tahu? Aku tidak punya siapa- siapa lagi, jika anak ini lahir, hidupku tidak akan kesepian lagi."
"Dan kalian akan merebutnya dariku juga? Kenapa semua orang membenciku? Apa salahku? Hiks..hiks.." ucap Alana menangis terisak.
"Jangan menangis nona, kami tidak akan bersimpati kepadamu."
"Lebih baik, bunuh saja aku sekarang! Bunuh aku bersama anakku, cepat bunuh aku!" pekik wanita itu.
Mereka langsung membekap mulut Alana, sehingga wanita itu tidak bisa bicara lagi sekarang.
Alana menangis terisak, kenapa takdirnya harus seperti ini?
🔹🔹🔹
Akhirnya, mereka sampai di rumah sakit ternama milik keluarga Prameswara. Terlihat ayah Adnan sudah menunggunya disana.
"Cepat turun!" bentak pengawal itu.
Alana turun dengan keadaan berantakan, rambutnya terlihat kusut, dan kulitnya tampak pucat pasi.
"Jadi ini wanita itu?" ucap Aneth meremehkannya.
Alana menatap sinis pria paruh baya dihadapannya.
"Apa semua ini rencana anda?"
"Dimana putra bajingan anda? Apa dia kabur sekarang? Dasar pria brengsek!" umpat Alana.
Plak!
Aneth menampar keras pipi wanita itu, terlihat Alana meringis kesakitan.
"Berani- beraninya kau mengatakan itu! Jangan pernah merendahkan putraku!" ucapnya tidak terima.
"Kenapa hah?! Dia sudah menghancurkan hidupku, apa anda ingin menghancurkan hidupku juga?"
"Tentu, aku tidak ingin seorang putri pembunuh hidup bahagia, kau harus menebus semua kesalahan ayahmu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLANA
Roman d'amour[Completed] Alana ingin mengakhiri hidupnya, semua orang selalu menyalahkannya. Wanita itu berniat terjun dari gedung rumah sakit berlantai lima. Namun, seorang dokter berparas tampan berhasil menyelamatkannya hidupnya. "Apa kau ingin mati hah?!" "...