Alana mengerjapkan matanya perlahan, melihat tangan kekar memeluk tubuhnya erat. Kini, Alana merasa tubuhnya polos, tanpa mengunakan sehelai benangpun. Bukannya panik, wanita itu malah mengembangkan senyumannya. Dia tersenyum, mengingat kejadian semalam. Sungguh, malam panas yang tak akan pernah terlupakan.
Alana membalikan badannya, melihat pria yang tidur bersamanya sekarang. Alana tersenyum menatap pria yang tertidur pulas itu. Jari- jari lentiknya mulai menyentuh wajah tampan pria itu.
"Wajahmu sangat tampan, mirip dengan putramu. Kau memang ayahnya Aleo." ucap Alana sambil tersenyum.
"Aku mencintaimu Adnan. Aku hanya ingin kau menikah denganku." ucap Alana berbicara sendiri, masih menatap pria yang tertidur pulas itu.
"Jujur, aku tidak ingin kau menikah dengan wanita lain. Aku terpaksa bersikap kasar kepadamu, karena aku ingin membalaskan dendamku kepadamu."
"Maafkan aku, seharusnya aku tidak memisahkanmu dengan putramu. hiks..hiks..." Alana menangis terisak, tanpa disadari buliran bening membasahi pipi wanita itu.
"Benarkah? Kau mencintaiku?"
Alana terkejut pria itu terbangun. Dia langsung memalingkan wajahnya, menghapus air matanya.
Adnan tersenyum, menyentuh dagu wanita itu agar mendongak kearahnya. Dia menghapus air mata yang membasahi pipi wanita itu.
"Katakan saja semuanya sekarang. Seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu Alana. Aku telah menghancurkan..."
"Hust!" Alana menutup bibir pria itu dengan jari telunjuknya. "Jangan bahas itu lagi, aku sudah memaafkanmu Adnan."
"Berjanjilah, tetaplah bersamaku. Menikahlah denganku, dan jadilah suamiku untuk selamanya."
Adnan menatap wanita dihadapannya, dia tersenyum kepada wanita itu.
"Tentu, aku akan menikahi wanitaku ini, bertanggungjawab dan melakukan tugas seorang ayah yang baik untuk anak kita."
Entah kenapa Alana merasa lega dengan perkataan Adnan, dia kembali tersenyum menatap pria itu.
"Kau tahu? Aku belum bisa melupakan kenangan kita dulu. Alana ku yang lugu, tidak seperti sekarang."
"Kau mengatakan aku lugu? Ckck, dasar pria sialan!"
Adnan tersenyum membiarkan wanita itu mengumpatnya. "Kemarin kau sangat lincah diranjang. Aku tidak percaya jika wanitaku menjadi agresif seperti itu."
"Adnan, jangan mengungkit yang kemarin." ucap wanita itu mencurutkan bibirnya.
"Baiklah, baiklah. Ayo tidurlah lagi, apa kau tidak kelelahan?"
"Adnan, ini sudah siang. Bagaimana jika Aleo..?"
"Hari ini kita akan menghabiskan waktu berdua. Aku sudah mengatakan hal itu kepada ayahmu kemarin, dia akan menjaga Aleo hari ini."
"Tapi Adnan..."
"Ayo tidurlah lagi, aku ingin menghabiskan waktu dengan mommy Aleo ini."
Alana tersenyum menyenderkan kepalanya di dada bidang pria itu.
"Terimakasih Alana, kau sudah mau mengandung anakku. Aku berjanji, akan menjadi ayah dan suami yang baik untuk kalian."
"Tentu, itu harus."
Adnan mengecup kening wanita itu kembali memeluknya erat. Dia berjanji, tidak akan pernah menyakiti wanita itu lagi.
🔹🔹🔹
20.00
Hari ini waktu berlalu dengan cepat. Adnan mengajak Alana ke salah satu restoran di dekat villa itu. Restorannya dekat dengan pantai, sangatlah indah menikmati makan malam di suasana seperti ini.
"Pemandangannya sangat indah." ucap Alana melihat sekelilingnya.
"Tentu, aku memilih restoran yang terbaik disini."
"Ayo dinikmati,"
"Adnan, kau tahu makanan kesukaanku?"
"Akhirnya aku benar, kau masih menyukainya. Jadi aku memesan ini untukmu."
"Terimakasih Adnan." ucap Alana senang.
"Ayo buka mulutmu, aku akan menyuapimu."
Alana mengangguk, membuka mulutnya membiarkan pria itu menyuapinya. Adnan tersenyum senang, akhirnya dia bisa mendapatkan hati wanita ini lagi.
Setelah makan malam, mereka menikmati udara malam di pesisir pantai. Alana menyenderkan kepalanya di bahu Adnan, sambil menggenggam erat tangan pria itu.
"Benarkah kau masih mencintaiku? Kau tidak menyukai pria itu bukan?" tanya Adnan terdengar ragu.
"Adnan, apa kau tidak percaya kepadaku? Haruskah kita melakukan itu lagi malam ini?"
"Hoho, lihatlah wanita agresif dihadapanku. Bahkan dia menginginkannya setiap hari."
Alana memukuli dada bidang pria itu lembut, "Sudahlah, aku ingin pulang." ucapnya sambil berdiri.
"Kenapa aku harus disini? Jika pria ini tidak percaya lagi kepadaku?" ucap Alana merajuk beranjak pergi dari sana.
Adnan menghentikan wanita itu, dia kembali menggenggam erat tangan Alana.
"Aku hanya bercanda, aku sangat percaya dengan wanita dihadapanku ini."
Perlahan senyuman manis mengembang kembali di wajah Alana.
"Lihatlah, kenapa tanganmu sangat kotor sekali? Kau seperti anak kecil saja" ucap Adnan memarahinya, terlihat banyak pasir yang menempel di tangan wanita itu.
"Benarkah?"
"Biar aku yang bersihkan." Adnan langsung membersihkan tangan Alana yang terkena pasir.
Tanpa wanita itu sadari. Adnan langsung menyelipkan cincin di jari manis wanita itu.
"Lihatlah, sekarang sudah bersih kan?" ucap Adnan sambil tersenyum.
Alana terkejut, melihat jari manisnya terdapat cincin emas berlapis berlian yang terlihat sangat indah dan pas di jarinya.
"Adnan, apa ini?"
"Kau,.."
Adnan berjongkok dihadapan wanita itu, mengeluarkan setangkai bunga mawar merah yang sangat indah.
"Aku melamarmu Alana," ucap Adnan menatap mata hitam pekat wanita itu. "Maukah kau menjadi istriku?" kini pria itu terlihat serius mengatakan hal itu kepada Alana.
"Adnan, ini..."
"Jadilah istriku Alana, aku ingin memilikimu selamanya."
"Maukah kau menikah denganku?" tanya ulang pria itu.
Alana terdiam dengan lamaran yang sangat mendadak ini. Dia langsung menundukkan wajahnya. "Itu, aku tidak..." ucap Alana menjeda kalimatnya.
"Kau tidak ingin menikah denganku?" tanya Adnan melihat keraguan di wajah Alana.
"Aku, aku tidak mungkin menolaknya." ucap Alana diiringi senyuman manisnya. Dia kembali menatap pria dihadapannya, "Iya, aku mau. Aku mau menjadi istrimu Adnan Prameswara."
"Benarkah? Kau tidak mempermainkanku kan?"
"Jadi pria dihadapanku ini ragu? Baiklah akan aku buktikan." ucap Alana mendekat kearah Adnan.
Perlahan Alana mendekatkan wajahnya, sehingga bibir mereka bersentuhan. Dia mulai melumat bibir pria itu lembut. Terlihat Adnan membalas ciuman itu, dia menarik pingang Alana sehingga tubuh mereka menempel saat ini. Adnan memperdalam ciumannya menikmati bibir mungil wanita dihadapannya, refleks Alana mengalungkan tangannya dileher pria itu.
Mereka terengah-engah kehabisan nafas, terlihat seulas senyuman terukir di wajah keduanya.
"Aku mencintaimu Alana." ucap
Adnan langsung memeluk erat wanita dihadapannya."Aku juga mencintaimu Adnan."
Kini, malam di bawah bulan purnama menjadi saksi kisah cinta mereka berdua. Sekarang Alana hanyalah miliknya, sampai kapanpun Adnan tidak akan pernah melepaskan wanita ini lagi.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
ADLANA
Romantiek[Completed] Alana ingin mengakhiri hidupnya, semua orang selalu menyalahkannya. Wanita itu berniat terjun dari gedung rumah sakit berlantai lima. Namun, seorang dokter berparas tampan berhasil menyelamatkannya hidupnya. "Apa kau ingin mati hah?!" "...