💜 Bukan Aku

5.5K 305 7
                                    

Alana melangkah ke arah kamar yang berada tepat di belakang rumah besar itu. Kamar itu adalah kamar ibunya. Semenjak kedatangan ibu tirinya, ayahnya berubah seratus persen, dan posisi ibunya telah tergantikan oleh wanita itu.

Alana hanya pasrah ibunya mendapatkan perlakuan seperti itu. Wanita itu tahu alasan ayahnya masih mempertahankan ibunya sampai saat ini. Hanyalah untuk mendapatkan harta warisan peninggalan kakek Alana. Meskipun surat kekuasaan itu sudah ditangan Bryant, tetapi Bella selalu menolak jika pria itu menyuruh menandatanganinya.

Wanita itu mendapati ibunya yang sedang tertidur di ranjangnya. Alana mendekati ke arah ibunya, menaruh bubur buatannya di atas nakas.

"Bunda, ayo makan dulu." ucap Alana membangunkan ibunya.

Bella mengerjapkan matanya, melihat putrinya sudah berada di hadapannya.

"Alana," panggil Bella dengan nada pelan.

"Bunda makan dulu ya" ucap Alana menyuapi ibunya itu.

Bella hanya mengangguk, tersenyum ke arah putrinya itu. Dia sangat beruntung memiliki putri cantik dan perhatian seperti Alana. Meskipun semenjak kelumpuhannya, dia tahu Alana tidak pernah lagi merasakan kebahagiaan dalam hidupnya.

"Jaga dirimu baik-baik ya Alana" ucap Bella menatap putrinya.

"Apa maksud bunda?" tanya Alana heran, tidak biasa ibunya mengatakan hal seperti ini.

Bella meraba tangan putrinya yang dibaluti perban itu, luka akibat pecahan vas bunga yang disebabkan oleh wanita iblis itu, siapalagi kalau bukan ibu tirinya.

"Jangan biarkan mereka melakukan ini, kau juga punya hak untuk bahagia." ucap Bella sangat khawatir.

"Bunda jangan khawatir, aku tidak papa kok, ini cuma luka biasa." sahut Alana sambil tersenyum palsu.

Bella hanya bisa terdiam, dia tahu putrinya itu selalu menyembunyikan kepedihan yang dia alami.

"Setelah tabunganku cukup, kita akan keluar dari rumah ini, aku yakin kita akan hidup bahagia nantinya." ucap Alana dengan semangat.

Bella hanya tersenyum mendengarkan apa yang dikatakan oleh putrinya itu.

"Tentu sayang, kau harus hidup bahagia."

Alana kembali menyuapi ibunya itu.

"Bunda selalu berdoa, semoga dirimu menemukan seseorang yang selalu membuatmu bahagia." ucap ibunya terdengar janggal.

"Apa yang bunda katakan? Aku sangat bahagia bila terus bersama bunda."

"Ambillah ini" ucap Bella memberikan kalung miliknya.

"Kau bisa menjualnya untuk mencukupi tabunganmu itu."

"Tapi, ini kan..?"

"Ambil saja Alana, bunda yakin ini kau sangat membutuhkannya." ucapnya yakin.

Alana hanya mengangguk menyimpan kalung pemberian ibunya itu.

"Ya sudah, bunda minum obatnya dulu ya" ucap Alana memberikan obat seperti biasanya.

Bella hanya mengangguk. Memang dia sangat rutin mengonsumsi obat itu untuk mengurangi rasa nyeri pada kakinya. Alana berharap semoga ibunya segera pulih kembali dan bisa berjalan normal lagi.

Bella menelan obat itu. Namun, kenapa kini di bagian dadanya terasa sakit sekarang.

"Uhuk,uhuk,uhuk."

"Bunda kenapa? Apa yang terjadi?" tanya Alana khawatir, ini tidak biasanya terjadi pada ibunya.

"Alana, uhuk,uhuk" Bella memegangi dadanya yang terasa sangat sakit.

ADLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang