💜 Tak percaya

3K 197 7
                                    

Hari ini Adnan bekerja seperti biasanya. Entah kenapa, dia merasa semangat hidupnya kembali lagi setelah tinggal bersama keluarga kecilnya itu. Meskipun, Alana belum memaafkannya. Adnan akan berusaha lebih keras untuk mendapatkan hati wanita itu lagi.

Adnan tersenyum memeriksa anak kecil yang menjadi pasiennya, mungkin usianya seumuran dengan putranya Aleo.

"Keadaannya sudah membaik, kemungkinan putra kalian sudah bisa pulang besok" kata Adnan kepada orang tua anak itu.

"Terimakasih dokter"

"Jagalah anak kalian baik- baik, di usianya seperti ini, dia harus mendapat pengawasan dari kalian" ucap Adnan menasehati mereka.

Mereka mengangguk, "Iya dokter, kami berjanji akan menjaganya dengan baik" ucap ibu dari anak itu.

Adnan mengembangkan senyumannya. "Baiklah, permisi, silahkan istirahat." ucap Adnan langsung keluar dari ruangan itu.

"Tidak ada pasien lagi dok, semua sudah anda periksa" ucap suster yang bersamanya sambil memeriksa data pasiennya.

"Benarkah? Akhirnya aku bisa pulang cepat hari ini" ucap Adnan senang. Dia ingin cepat- cepat bertemu dengan putra kecilnya itu.

Adnan menuju kearah ruangannya. Namun, langkahnya terhenti saat melihat seorang pria yang memarahi istrinya di ruangan pemeriksaan kandungan.

"Kau tahu? Setelah anak ini lahir, aku akan langsung menceraikanmu!" ucap pria itu membentak istrinya.

"Aku mohon, jangan ceraikan aku, tolong pikiran nasib anak kita kedepannya, aku mohon" ucap wanita itu memohon.

Pria itu berbalik, melihat kearah luar memastikan tidak ada orang yang melihat mereka. Adnan langsung bersembunyi, mengintip mereka dari celah jendela.

Adnan terkejut melihat wajah pria itu. Dia adalah Revano, kekasihnya Alana. Sungguh, Adnan tidak percaya, ternyata pria itu sudah memiliki istri. Berani sekali dia mempermainkan Alana?

Adnan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini, dia langsung mengeluarkan ponselnya, merekam mereka secara diam-diam.

"Kau tahu? Aku akan segera menikah dengan Alana, aku tidak mau kehilangan wanita yang kucintai!"

"Aku mohon, jangan hancurkan pernikahan kita demi wanita itu. Kau akan memilih anak orang lain, daripada anakmu sendiri?"

"Memang, dia bukan anakku, tapi aku sudah menganggap dia lebih dari anakku."

"Revano, aku sedang mengandung anakmu sekarang, ini darah dagingmu sendiri."

"Kemungkinan minggu depan aku akan melahirkan, tolong tetaplah bersamaku, hiks...hiks" pinta wanita itu menangis terisak.

"Aku mohon, tetaplah bersamaku sebelum anak ini lahir. Setelah itu kau bisa meninggalkan kami, aku mohon."

Terlihat Revano terdiam memikirkan itu.

"Sudahlah, cepatlah ke mobil, jangan sampai ada orang yang melihat kita bersama"

Mereka berdua keluar dari ruangan itu. Adnan tersenyum, hari ini dia mendapatkan sebuah bukti besar. Adnan yakin, ini akan membuat Alana menjauhi pria itu dengan mudah.

🔹🔹🔹

21.30

Adnan kembali tinggal di rumah Alana. Memang, sesuai kesepakatan mereka, Adnan akan tinggal disini sebulan. Ini sebagai penulasan hutang Alana kepadanya. Sebenarnya, Adnan tidak ingin mengungkit hal itu lagi, dia terpaksa mengungkitnya kembali, agar bisa tinggal disini bersama dengan putranya.

ADLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang