💜 Pembawa Sial

8.4K 382 4
                                    

Alana Bryandri seorang wanita berparas cantik, hidup di sebuah keluarga golongan atas. Alana adalah salah satu putri dari seorang CEO terkenal Bryant Anandi. Salah satu pemilik perusahaan terkenal di Asia tenggara.

Namun, kehidupan Alana disembunyikan dari publik. Mereka menganggap putri pertama Bryant sudah meninggal gara- gara kecelakaan. Semenjak itulah Alana tidak boleh keluar dari rumah itu lagi.

Bryant selalu menganggap Alana anak pembawa sial. Sikapnya sangat berubah, setelah mengalami kecelakaan 7 tahun yang lalu. Ibu kandung Alana mengalami kelumpuhan, dan ayahnya menikah kembali dengan wanita yang selalu mengincar hartanya.

Alana terlihat begitu bahagia dalam menjalani hidupnya. Namun, aslinya tidaklah begitu. Semuanya berbanding terbalik dari apa yang ditampilkannya. Alana selalu menyembunyikan semua masalahnya dibalik senyumannya, sehingga terlihat tidak memiliki beban dalam menjalani hidupnya.

"Catty, kau mau kemana?" kata Alana mengejar kucingnya.

Terlihat kucingnya bersembunyi dibalik vas bunga itu.

"Akhirnya, aku menemukanmu," ucapnya senang.

"Prang!"

Tanpa sengaja Alana menabrak vas bunga itu, dia kaget karena vas bunganya pecah.

"Dasar pembawa sial! Kenapa kau ceroboh sekali?!" bentak Bryant berada dalam ruangan yang sama.

"Ingat! Usiamu itu sudah berkepala dua, jangan bertingkah seperti anak kecil lagi!"

Wanita itu langsung menunduk, "Maafin Alana yah," ucapnya meminta maaf.

"Kau dan ibumu hanya menjadi beban saja dirumah ini!" kata ayahnya ketus beranjak pergi.

Alana menangis terisak mendengar hal itu. Wanita itu selalu mendapat perlakuan seperti ini setiap harinya. Dia merasa kehadirannya tidak dianggap lagi dalam rumah ini.

Alana berjanji, setelah tabungannya cukup, dia akan membawa ibunya pergi dari sini. Alana segera memungut pecahan vas bunga itu. Namun, tanganya merasa diinjak oleh seseorang menggunakan high heelsnya.

"Arkh!" rintihnya merasa tangganya terluka akibat pecah vas itu.

"Itu akibat dari kamu mecahin vas mahal saya!" kata ibu tirinya terdengar ketus.

"Tapi, aku tidak sengaja."

"Tidak sengaja ya?"

Sarah kembali menginjak tangan Alana.

"Arkh, sakit!" rintihnya kesakitan, terlihat tangan Alana berdarah.

"Rasakan itu!" ucapnya terdengar puas.

Alana menangis terisak mendapatkan perlakuan seperti itu.

"Dengar! Mendingan kamu pergi secepatnya dari sini, dan bawa juga ibumu yang lumpuh itu, menambah beban saja!" ucapnya ketus.

"Saya heran, kenapa Bryant masih mempertahankan kalian? Lagipula ibumu tidak berguna lagi, dia tidak bisa berbuat apa-apa sekarang, bahkan memberikan Bryant anak laki- laki saja tidak becus, dia hanya bisa memberikan anak pembawa sial sepertimu!"

Alana tidak berani melawannya, dia hanya menangis sambil memunguti pecahan vas bunga itu.

"Arkh!" rintih Alana merasa rambutnya ditarik keras.

"Sebentar lagi anakku akan lahir, jadi sebaiknya kau cepat pergi dari sini, karena semua harta ini akan menjadi milik putraku!" kata ibu tirinya itu, tersenyum puas lalu beranjak pergi.

Alana menangis terisak. Kenapa ayahnya harus menikahi wanita iblis itu? Bahkan gara-gara wanita itu Alana tidak diperbolehkan melanjutkan kuliahnya. Mereka beranggapan bahwa seorang wanita tidak pantas untuk bersekolah tinggi.

"Non, biar saya aja yang beresin," ucap bi Inah, membantu memungut pecahan vas itu.

"Nggak bi, ini kan kesalahan Alana."

"Biar bibi aja non, mendingan non Alana obatin dulu lukanya, terlihat sangat parah!"

"Makasih bi," ucap Alana sambil tersenyum.

Memang disini hanya bi Inah saja yang mengerti dirinya. Meskipun seorang pembantu, tetapi Alana menganggap bi Inah sebagai ibu keduanya. Dia selalu menyemangati Alana dikala tertekan.

Wanita itu menuju ke kamarnya. Kamar berukuran kecil yang biasanya diberikan untuk pembantu. Memang, Alana dianggap sebagai pembantu dirumah ini. Wanita itu segera mengambil kotak P3K untuk mengobati lukanya yang lumayan parah itu.

"Kak, Alana luka lagi?" kata seorang anak kecil yang berusia lima tahun. Dia adalah Linda, adik tirinya Alana, anak pertama dari Bryant dan Sarah.

"Linda, kamu disini?" tanya Alana terkejut. "Bagaimana kalau ibumu tahu?" ucap Alana terdengar khawatir.

"Linda, cuman mau ketemu sama kak Ana" ucap gadis kecil itu.

"Iya sayang, tapi kamu cepetan ke kamar ya, nanti dilihat sama mama."

"Linda, punya hadiah buat kakak," kata gadis kecil itu memberikan Alana sebuah gelang yang terbuat dari perak.

"Kata nenek, kalau Linda memakai gelang ini, nanti bisa senyum lagi loh. Ini buat kak Ana aja, Linda nggak mau lihat kakak sedih lagi."

"Makasih sayang," kata Alana memeluk Linda tulus, menerima pemberian gadis kecil itu.

Namun, terlihat ibu tirinya berdiri didepan pintu.

"Linda cepat ke kamar! Jangan pernah bermain dengan wanita pembawa sial ini!" teriak Sarah melihat anaknya itu.

Linda berlari pergi, karena mamanya selalu melarang untuk bertemu dengan Alana.

Sarah menghampiri Alana yang sedang mengobati lukanya, "Itu cuman luka biasa, saya bisa memberikan yang lebih dari itu."

"Apa salahku, kenapa kau sangat membenciku hah?!" tanya Alana merasa lelah dengan hal ini.

"Itu karena kau adalah perenggut kebahagiaanku bersama Bryant!"

"Seharusnya anda yang bercermin, kau adalah wanita jalang penghancur keluargaku!" pekik Alana kesal.

Entah darimana Alana mendapatkan keberanian mengatakan hal seperti itu. Dia sudah muak dengan semua ini.

"Apa kau bilang hah?! Berani- beraninya kau melawanku!" Sarah menarik rambut wanita itu.

"Arkhh, sakit!" rintih Alana merasa rambutnya ditarik keras.

"Sarah cukup!" bentak Bryant memasuki ruangan itu.

Sarah langsung melepaskan wanita itu. Alana berharap ayahnya membelanya sekarang.

"Apa kau tahu? Dia mengatakan aku wanita jalang!"

"Apa?!"

Plak!

Satu tamparan keras berhasil mendarat di pipi Alana. Dia salah, ayahnya tidak akan pernah berubah.

"Lebih baik kau beristirahat sayang, untuk anak sialan ini biar aku yang mengurusnya!" ucap Bryant terdengar marah.

Sarah tersenyum mendengar apa yang dikatakan suaminya itu. Lalu bergegas pergi ke kamarnya.

"Apa kau kira aku peduli kepadamu?"

"Apa salahku yah? Kenapa ayah berubah setelah menikah dengan jalang itu?" tanya Alana kepada ayahnya.

"Jaga ucapanmu Alana! Jangan pernah menyebut istriku wanita jalang lagi, atau kau akan merasakan akibatnya!"

Alana menangis terisak, "Hiks..hiks.., tampar saja aku lagi! Memang, aku anak pembawa sial!" pekik Alana keras.

Bryant mengurungkan niatnya, bergegas keluar dari kamar itu.

Alana menangis sejadi-jadinya, meratapi keadaannya kini. Apakah hidupnya akan terus begini?
Kapan semua ini akan berakhir?

Bersambung...

ADLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang