💜 Mengalah

3.2K 197 2
                                    

Tiga hari kemudian.

Sudah tiga hari Adnan tinggal dirumah Alana. Memang, wanita itu masih di luar negeri, jadi dia bisa bebas bermain dengan putranya itu. Meskipun, Alana kembali nantinya, Adnan akan berusaha agar bisa tinggal dengan mereka.

Terlihat putra kecilnya itu menguap sambil menutup mulutnya. Mungkin, anak itu sangat mengantuk, terlihat jelas dari raut wajahnya.

"Sayang, tidurlah sekarang ya, ini sudah malam" ucap Adnan tersenyum.

"Tapi daddy, mommy kan pulang sekarang" kata anak itu.

"Sayang, nanti daddy akan membangunkanmu jika mommy sudah pulang. Sekarang Aleo tidur ya"

Anak itu mengangguk, Adnan langsung menggendong putra kecilnya itu.

"Ayah mertua, aku akan menidurkan putraku. Apa kau tidak papa disini sendirian?" tanya Adnan kepada ayah Alana.

Memang, Adnan sudah menganggap ayah Alana sebagai ayah mertuanya. Meskipun mereka belum menikah, Adnan percaya, suatu hari nanti, dirinya dan Alana pasti akan menikah. Jadi, dia sudah mulai  membiasakan mengatakan itu dari sekarang.

Pria paruh baya itu tersenyum kearahnya. "Tidak papa, ajaklah Aleo tidur, Alana pasti akan marah jika melihat putranya tidur larut malam."

"Aku akan kembali setelah menidurkan Aleo."

Adnan mengendong putranya menuju kamarnya, dia merebahkan putranya di tempat tidurnya. Lalu ikut merebahkan tubuhnya di sisi ranjang, dia mulai menidurkan putra kesayangannya yang sudah mengantuk dari tadi. Entah kenapa, akhir- akhir ini Adnan merasa semangat hidupnya kembali lagi jika bersama putra kecilnya ini.

"Daddy, peluk Aleo." ucap anak kecil itu memeluknya.

"Tentu sayang, tidurlah ya" ucap Adnan lembut memeluk putra kesayangannya itu.

🔹🔹🔹

23.30

Hari menjelang tengah malam,
terlihat wanita muda berpakaian modis memasuki rumahnya sambil menarik kopernya. Sungguh, dia sangat merindukan semuanya. Sudah tiga hari dia meninggalkan rumah ini, terutama meninggalkan putra kesayangannya karena urusan pekerjaan yang sangat penting.

"Sayang, kau sudah pulang?" sambut ayahnya senang dengan kedatangan putrinya itu.

"Kenapa kau tidak menyuruh ayah menjemputmu?"

"Aku tidak ingin merepotkan ayah. Jika ayah menjemputku ke bandara, siapa yang akan menjaga putraku? Lagipula aku sudah dirumah sekarang" ucap Alana tersenyum meyakinkan ayahnya.

"Apa putraku itu sudah tidur?"

Bryant mengangguk, "Kau tahu? Anak itu berencana ingin menunggu ibunya ini. Tapi, ayah tidak tega melihat putra kesayanganmu tidur terlalu malam."

Alana mengembangkan senyumannya. "Terimakasih ayah, kau sudah menjaga putraku dengan baik" ucap Alana memeluk ayahnya.

Seorang pria tersenyum dari kejauhan melihat kedekatan mereka. Adnan merasa senang melihat wanita yang dicintainya terlihat bahagia. Meskipun, dirinya pernah menghancurkan hidup wanita itu.

"Alana" ucap Adnan senang, dia berjalan mendekati wanita itu.

Alana terkejut melihat pria itu ada disini. "Kenapa kau bisa ada disini? Ayah, kenapa kau membiarkan pria sialan ini memasuki rumahku?!"

"Alana, putramu sangat senang bertemu dengan Adnan, dia sangat senang bermain dengan ayahnya."

"Apa?!" ucap Alana tidak percaya. "Jadi, selama aku pergi, pria ini tinggal disini? Kenapa ayah membiarkannya?!"

ADLANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang