36. JEALOUS!

1.1K 55 14
                                    

Kamu sepertinya lebih butuh mandi buat mengguyur api cemburu kamu!
.Tisha Natala.
***

"Terus Alexnya udah pulang!" ujar sebuah suara yang kini sedang melipat kedua tangannya di depan dada sembari menatap kami.

Kami menatap sumber suara dan diam.

"Aduh panas, panas! Aku butuh air!" Ledek Gesa.

"Kenapa lu Kak?" Tanya Galen kembali bersuara.

"Alex pulang sendiri atau kamu usir?" tanya papa Galen.

"Maaf Pa aku gak ngurus dia," ujar Galen.

"Aroma pengusiran ini," celetuk Gania.

"Gania," Galen mencoba memperingati.

"Iya, iya maaf." Ujar Gania menahan senyum.

"Kamu sudah selesai makankan, ayo pulang!" Galen menatapku.

"Loh, kamu gak makan?" tanya mama Galen menatap putranya itu.

"Ntar aja Ma. Aku udah capek dan pengen segera pulang,"

"Aku pulang nanti aja. Aku masih ngobrol," tuturku.

Galen menatapku kesal. Kemudian duduk di sebuah kursi yang tepat berada di sampingku.

"Udah, daripada cemburu buta mending kamu makan dulu," ujar papa Galen.

"Siapa yang cemburu sih Pa. Aku biasa aja,"

"Iya, iya biasa saja. Kalau begitu ada baiknya kamu makan," ujar mama Galen.

"Aku belum lapar,"

"Emang kamu udah makan?" Kali ini aku yang menatap Galen.

"Aku mau pulang,"

"Yaudah kamu duluan aja," tuturku.

"Iyaloh Galen. Kami masih ngobrol dengan Tisha. Biarkan saja dulu, nanti kakak yang nganter Tisha," ujar Gesa.

"Mau ngobrolin Alexkan? Kamu kalau mau tau Alex itu nanti aku yang jelasin dia siapa, dia kerja di mana, dia lulusan apa, statusnya apa. Aku yang jelasin semuanya nanti. Sekarang aku maunya pulang dan itu sama kamu. Paham?!" Galen mengeluarkan ponselnya dan kemudian sibuk dengan ponselnya.

Diam, hening dan tidak ada yang bersuara. Aku mengangkat wajahku dan ku perhatikan semua wajah anggota keluarganya senyum tertahan menatap Galen.

"Alex itu," Galen kembali hendak bersuara.

"Ayo pulang. Om, Tante, semuanya, Tisha pamit duluan ya," ujarku pada keluarga Galen.

"Iya Tisha, yang sabarya. Makasihya Nak. Kalau lagi gak sibuk main ke Bogor ya,"

"Iya Tante."

"Tisha, jangan lupa tanya yang detail tentang Alex ke Galen ya. kalau dia gak kasih tau, senin Om ke kantor ntar Om yang nerangin ke kamu ya. Intinya Alex itu anak baik," ujar papa Galen.

"Papa udah, anaknya udah tau marah gitu," lerai mama Galen.

"Galen gak cemburu kok Ma. Iyakan Bung," tutur papa Galen.

"Ayo balik. Aku duluan. Hati-hati balik ke Bogor." Galen menggenggam jemariku dan membawaku keluar dari ruangan ini.

***

Sepanjang jalan kenangan, eh sepanjang jalan dari tempat acara tadi hingga ke apartemen hanya suasana sepi.

"Kamu gak capek?" Aku berusaha mensejajarkan langkahku dengan Galen saat keluar dari lift.

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang