Pernah berkunjung
ke rumah mantan?
Apakah ceritanya seperti
jantung yang berdetak kencang?
~TishaNatala~"Aku masih terima kalau mantan curhat, jadi kapanpun silakan cerita."
~Galen~***
"Ayo!" Anita menarik tanganku.
Aku berusaha meyakinkan hatiku berulangkali untuk masuk ke rumah bak istana ini lagi. Aku berjalan di belakang Anita, sungguh nyaliku terlalu kecil untuk datang ke tempat ini lagi. Apalagi jika harus bertemu dengan Galen.
Dari sini aku bisa mendengar gelagar tawa keluarga Galen di dalam sana. Apa kedatanganku nanti tidak akan merusak suasana?Tadi pagi-pagi sekali, Anita sudah berada di depan rumahku, kemudian memaksaku berkunjung ke rumah Galen yang berada di Kawasan Ciomas Bogor. Katanya Mama Galen ingin aku ke sini.
"Hei semuanya! Aku datang!" Teriak Anita.
"Anita, sini!"
"Lihat, aku bawa siapa?"
Dan aku muncul dengan wajah bingung.
"Tisha? Yeay!" Sorak Gesa.
"Kak Tisha!" Gania berlari memelukku.
"Hei, apa kabar?" Aku balas memeluk Gania.
Kemudian aku menyalami papa Galen, mama Galen dan begitu semua saudaranya hingga aku berhadapan dengan Galen yang baru saja keluar dari kamar.
"Tala?!" Galen menatapku kaget.
"O, aku," ujarku bingung.
"Mama tadi minta Anita bawa Tala ke sini," ujar Mama Galen.
"Lu dari mana memangnya?" Galen melewati ku begitu saja dan menatap Anita.
"Dari rumah camer gue lah. Tisha, gue balik dulu ya. Gue ada acara, Ma udah aku anterin dengan selamat ya."
"Hati-hati." ujar Gesa.
Aku? Aku masih mematung. Sialan Anita ini! seenak jidatnya meninggalkanku di sini!
"Sini duduk Nak,"
"Iya Tante," aku duduk di samping mama Galen.
"Gimana kabar kamu?"
"Baik Tante," jawabku.
"Galen sakit tu udah 3 hari," ujar papa Galen.
Aku menatap kearah Galen yang duduk di sofa dekat Gania. Ia memang tampak pucat.
"Apaan sih Pa. Aku baik-baik aja,"
"Baik apaan lu. Tisha lu gak tau, Galen 3 hari tepar? Ini baru duduk, mungkin karena lihat lu kali,"
"Gue udah enakan dari tadi pagi ya. Lu gak usah mengada-ngada!" Kesal Galen pada Gesa.
"Iya. Kakak tau gak Galen yang ganteng ini sakit apa?" Goda Gania.
"Gania mulut lu!" Galen berdecak kesal.
"Diare Kak, HAHAHA!" Gania ngacir disusul Galen yang mengejarnya.
"Baru sembuh Galen!" Mama berteriak memperingati Galen.
"Awas lu Gania! Aku mau ke kamar dulu istirahat." Galen kemudian menghilang.
Aku menatapnya sendu.
"Jangan dipikirkan, dia memang kepala batu." Mama Galen mengusap punggung tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY NEXT PAK BOSS
Romance"Hidupku adalah meninggalkan masa lalu. Sedangkan aturan di Perusahaanku Dilarang keras saling jatuh cinta, apalagi ada hubungan. Lalu apa ini, mantan bahkan muncul di Perusahaanku?! JAILANGKUNG!" .Galen gagal Move On. "Jailangkung itu sepertinya a...