19. DOUBLE DATE

552 40 2
                                    

Bagaimana pusar bisa menatap punggung?
Harusnya seperti itulah masalalu tak perlu lagi untuk di lihat,
Bahkan untuk sekedar ditanya.

"Aku lagi menikmati cerita tentang kamu sayang, gak usah drama!"
~Galen~

***

"Galen!" Aku setengah berteriak memanggilnya yang hanya diam dan tidak bergerak dari sofa.

"Aku gak mau berangkat,"

"Janjinya mau jalan malam ini keluar!"

"Ayolah Tala, aku tidak akan berangkat kalau kamu tidak mengganti pakaian kamu!"

"Ini biasa saja Galen,"

"Gak!" Galen justru menyalakan siaran televisi dan mengabaikanku.

Aku kembali ke kamar dan memandang apa yang salah dari pakaianku ini? Hanya baju Sabrina rajut berwarna merah marun yang menempel sempurna ditubuh ku yang langsing ini. memang sedikit terbuka dibagian leher, tapi ini masih dibatas wajar bukan? Kemudian sebuah celana jins pendek berwarna putih, ya memang celana jinsnya sedikit di atas lutut dan rambutku ikat tinggi.

"Aku hanya bawa pakaian ini Galen," bujuk ku di sampingnya.

"Pakai jaket aku dan ganti dengan celana olahraga aku,"

"Ck! Mau malam mingguan masa dandanan aku kayak orang-orangan sawah?"

"...."

"Ya masa pake pakaian serba kebesaran!" Gerutuku.

"Terserah Tala. Tapi Galen kamu ini gak mau keluar!" Galen kemudian bergerak ke kamarnya.

Aku mengikutinya dan melihat Galen mencopot kancing kemeja casualnya itu.

"Kenapa diganti?"

"Mau tidur!"

"Jangan! Iya, iya pake jaket Galen!"

"Celana?"

"Iya, pake celana Galen juga."

"Ambil di lemari aku. Lima menit lagi aku tunggu di depan,"

"Iya!" Kesalku.

***

"Ngapain ke sini?"

Aku menatap Galen yang menghentikan mobilnya di sebuah butik.

"Katanya malu malam mingguan jalan dengan pakaian aku, yaudah beli dulu."

"Akhirnya!" Aku turun bersemangat dan meninggalkan Galen di belakang.

Aku memilih sebuah baju kemeja berwarna abu-abu ala korea, biar senada dengan kemeja Galen yang ada sedikit warna putih dan abu. Tidak lupa sebuah celana jins panjang yang berwarna putih, biar sekalian senada dengan sepatuku.

"Perfect! Ayo!"

Galen membayar belanjaanku dan kemudian kami keluar dari butik ini.

***

Aku dan Galen masuk ke sebuah resto dan di sana sudah ada Safa dan sang tunangan. Iya akhirnya setelah acara romantisan tadi sore di balkon, aku menerima telfon amukan dari Safa yang ternyata masih setia menunggu aku keluar dari resto tadi siang dan ia bersikeras meminta kami ketemuan malam ini. Safa benar-benar penasaran dengan Galen yang katanya berhasil meluluhkan kejombloan aku selama satu tahun ini dan untunglah Galen mengalah tadi sore dan mau menemaniku bertemu Safa.

"Galen," Galen mengulurkan tangannya dan di sambut baik oleh Safa dan tunangannya.

"Maafya lama, ada sedikit drama ala korea," ujarku kemudian menatap Galen.

MY NEXT PAK BOSSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang